Sudah Tepatkah Pemahaman Kita tentang Peradaban Prasejarah?
Artefak
dan reruntuhan yang ditemukan di seluruh dunia telah membuat banyak
ilmuwan mempertanyakan apakah pemahaman yang saat ini diyakini tentang
peradaban prasejarah sudah tepat.
Berikut
adalah beberapa situs misterius yang dianggap oleh beberapa pihak
menjadi bukti bahwa peradaban prasejarah jauh lebih maju daripada yang
dipikirkan oleh para ilmuwan. Beberapa struktur ini telah terendam
karena permukaan air laut yang telah meningkat selama ribuan tahun.
1. Piramida Bosnia Tertua di Dunia Berusia 25.000 Tahun
Penanggalan karbon menunjukkan bahwa Piramida Bosnia telah berusia 25.000 tahun.
Dua arkeolog Italia,
Dr. Ricarrdo Brett dan Niccolo Bisconti, menemukan sepotong bahan
organik pada piramida itu tahun lalu. Mereka mampu melakukan penanggalan
karbon terhadap materi tersebut, begitu pula terhadap piramida itu
sendiri.
Penanggalan karbon
menunjukkan piramida itu telah berusia 20.000 tahun sebelum peradaban
Sumeria dan Babilonia, sehingga diyakini sebagai salah satu peradaban
paling awal di dunia.
Ketika Piramida
Bosnia pertama kali ditemukan pada 2005, peneliti hanya bisa mengukur
usia lapisan atas tanah yang menyelimuti piramida, yang berumur sekitar
12.000 tahun.
Dr. Semir Osmanagich,
seorang peneliti yang bekerja di Piramida Bosnia menuturkan kepada
NTDTV, "Materi organik yang ditemukan pada Piramida Sunca dan analisis
biologis memberitahu kita bahwa piramida itu berusia lebih dari 12.500
tahun. Dengan demikian ini merupakan piramia tertua yang pernah
ditemukan di planet ini."
Karena
piramida itu tertutup tanah dan vegetasi, orang-orang berpikir bahwa
itu hanyalah sebuah bukit sampai ditemukan struktur batu di dalamnya.
Bukit itu sebelumnya dikenal sebagai Bukit Visoko.
Meskipun banyak ilmuwan lokal yang mendukung penemuan Dr. Osmanagich ini, namun masih ada yang bersikap skeptis.
Geolog Universitas Boston,
Robert Schoch, yang menghabiskan 10 hari di lokasi, mengatakan kepada
majalah Smithsonian pada 2009 bahwa piramida itu merupakan bentukan
alam.
Paul Heinrich, seorang arkeolog geologi di Universitas Louisiana
State turut mendukung pendapat Schoch. Heinrich mengatakan kepada
Smithsonian, "Tanah yang disebut piramida oleh Osmanagich sebenarnya
cukup umum ditemukan. Di Amerika Serikat, ia disebut 'flatirons' dan
Anda dapat melihatnya dalam jumlah banyak di Amerika Barat."
Menurut laporan Smithsonian,
Enver Buza, seorang pengukur tanah dari Institut Geodesi Sarajevo telah
menyatakan dalam makalahnya bahwa piramida itu berorientasi ke utara
dengan presisi yang sempurna. Namun ada pula yang mengatakan bahwa kasus
piramida Bosnia telah digunakan untuk kepentingan politik.
2. Gobekli Tepe di Turki berusia 11.000 Tahun
Gobekli
Tepe di Turki terdiri dari batu megalitikum besar yang berusia sekitar
6.000 tahun, lebih tua dari Stonehenge di Inggris.
Arkeolog
Klaus Schmidt meyakini bahwa tempat ini adalah tempat ibadah manusia
yang tertua, yang telah berusia sekitar 11.000 tahun. Dibangun pada saat
para ilmuwan mengatakan bahwa orang-orang bahkan belum mengembangkan
teknik pertanian.
Arkeolog Universitas Stanford,
AS, Ian Hodder menuturkan kepada majalah Smithsonian bahwa struktur
prasejarah di Gobekli Tepe bisa mengubah pandangan budaya prasejarah
dari ilmu pengetahuan.
"Penanggalan
telah dilakukan dengan jelas, tidak ada pertanyaan tentang hal itu,"
kata Schmidt dalam sebuah wawancara radio Red Ice Creations. Dengan
kombinasi penanggalan karbon dan menggunakan usia struktur sekitarnya,
Schmidt yakin bahwa Gobekli Tepe setidaknya berusia 11.000 tahun.
"Fakta
yang menarik adalah bahwa masyarakat pemburu dan pengumpul yang
diperkirakan hidup pada zaman itu, tidak mungkin dapat menghasilkan
situs semacam itu, terutama untuk mengangkut batuan megalitikum," ujar
Schmidt.
Menurut artikel Smithsonian
tahun 2008, melalui scan radar penembus tanah, Schmidt dan timnya telah
menentukan bahwa setidaknya terdapat 16 cincin megalitikum lainnya yang
masih berada bawah tanah seluas 8,8 hektar itu. Bahkan menurut Schmidt,
situs itu tidak akan habis tergali dalam kurun waktu 50 tahun.
Pada situs itu banyak terukir gambar burung pemakan bangkai, unggas air, laba-laba, dan banyak makhluk lainnya.
3. Monumen Yonagumi di Samudera Atlantik, Jepang Berusia 8.000 Tahun
Diyakini
oleh beberapa ilmuwan bahwa Monumen Yonagumi telah dibangun lebih dari
8.000 tahun yang lalu, sebelum zaman es terakhir.
Struktur
besar di lepas pantai Pulau Yonaguni, Jepang, telah dianggap sebagai
bukti majunya peradaban prasejarah pada masa ribuan tahun lebih awal
daripada yang tertulis dalam buku-buku teks saat ini.
Jurnalis
Inggris, Graham Hancock dan Profesor Masaaki Kimura dari Ryukyu di
Okinawa, mempelajari struktur tersebut setelah ditemukan oleh seorang
penyelam pada 1987.
Kimura setuju dengan Hancock bahwa manusialah yang telah membentuk struktur tersebut atau mengubah formasi dari batuan alami.
"Ini
terlihat seperti sebuah monumen. Ia memiliki fitur yang sangat
misterius. Selain itu, juga terdapat serangkaian jejak langkah dan
potongan teras di bagian sisinya," kata Hancock kepada BBC.
Selain
itu ia juga berorientasi pada arah mata angin. Bagian muka menghadap ke
selatan, serta memiliki fitur timur-barat yang mendalam di sepanjang
bagian depannya. Situs itu dapat menjadi monumen upacara, ritual, atau
agama.
Sementara itu Robert Schoch,
ilmuwan skeptis yang sama dengan kasus Piramida Bosnia, menyatakan
ketidaksetujuannya. Dia menuturkan kepada BBC bahwa "monumen" itu memang
terlihat seperti buatan manusia, namun menurutnya alam juga bisa
membuat formasi itu secara alami.
"Saya
pikir itu harus dianggap sebagai struktur alami sampai terdapat lebih
banyak bukti yang ditemukan. Namun, tidak berarti saya merasa bahwa ini
adalah kasus yang benar-benar telah tertutup," tulisnya dalam sebuah
makalah pada 1999.
4. Teluk Khambhat di Israel berusia 9.500 Tahun
Di
bagian bawah dari Danau Kinneret di Israel, yang juga dikenal sebagai
Laut Galilea, terdapat struktur raksasa misterius yang diperkirakan
berumur lebih dari 9.500 tahun.
Situs
misterius tersebut ditemukan oleh National Institute of Ocean
Technology pada tahun 2000 di Teluk Khambhat, yang sebelumnya dikenal
sebagai Teluk Cambay.
Struktur
melingkar yang terbuat dari batu bulat dan batu karang itu memiliki
panjang sekitar 9 kilometer. Situs itu hanya dieksplorasi melalui sonar
scanning dan pengerukan.
Menurut
Universitas Princeton, AS, setidaknya satu artefak yang ditemukan
melalui pengerukan telah diketahui berasal dari tahun 7.500 SM.
Website
Princeton menjelaskan mengapa beberapa arkeolog menolak untuk menerima
penanggalan artefak dalam kaitannya dengan struktur itu sendiri adalah
karena artefak di situs itu ditemukan melalui pengerukan, dan bukannya
melalui penggalian arkeologi yang terkontrol.
Karena
hasil pengerukan menyebabkan para arkeolog mengklaim bahwa artefak
tersebut secara definitif tidak dapat dikaitkan dengan situs.
"Ini
sangat misterius, sangat menarik, namun intinya adalah kita tidak
mengetahui kapan situs itu terbentuk, kita tidak mengetahui apa yang
terhubung dengan situs itu, dan kita tidak mengetahui apa fungsinya,"
kata Dani Nadel kepada Fox News.
Dani Nadel adalah seorang arkeolog di University of Haifa, Israel, yang bekerja dengan tim untuk mempelajari penemuan tersebut.
"Kami
hanya mengetahui bahwa situs itu eksis, berukuran raksasa, dan
merupakan situs yang tidak biasa," tutur Nadel lebih lanjut.
Dan menurut laporan Fox News untuk menggali situs itu bisa menghabiskan biaya ratusan ribu dolar.
5. Jalan Bimini Berusia 12.000 Tahun
Dua
kelompok pendapat ilmuwan telah saling bertentangan pendapat mengenai
masalah struktur bawah air yang dikenal sebagai "Jalan Bimini" di lepas
pantai Bahama sejak pertama kali ditemukan pada 1968.
Salah
satu kelompok mengatakan bahwa itu adalah struktur buatan manusia yang
telah berusia 12.000-19.000 tahun, dan mencemooh pemahaman konvensional
yang menyebutkan bahwa peradaban maju baru berlangsung sekitar 5.000
tahun yang lalu. Sementara kelompok yang lain mengatakan bahwa itu
adalah bentukan alam.
Psikolog yang
beralih menjadi penjelajah, Dr. Greg Little, telah melakukan beberapa
penyelaman yang terdokumentasi bersama arkeolog William Donato di lokasi
tersebut.
Donato menjelaskan dalam
sebuah email kepada Epoch Times bahwa garis batu membentuk sebuah
dinding, yang dikenal sebagai "pemecah ombak", yang dibangun untuk
melindungi permukiman prasejarah dari gelombang.
Selama
penyelaman mereka telah mendokumentasikan dalam bentuk film dan foto.
Donato dan Little telah menemukan struktur multi susun dan mengatakan
bahwa seharusnya situs itu dibentuk oleh manusia.
Duo ilmuwan ini juga mengatakan bahwa mereka menemukan batu jangkar dengan lubang tali yang terukir pada batu.
Salah
satu batu tersebut dianalisis di Universitas Colorado, kemudian
diketahui bahwa batu itu memiliki bekas penggunaan alat perkakas,
bentukan tampak dibuat dengan sengaja, serta fitur erosi yang mirip
dengan jejak langkah kaki.
Little
menulis dalam sebuah makalah tahun 2005 tentang analisis aktivasi
neutron dibandingkan dengan batu pantai yang terdekat dengan Dinding
Bimini.
Analisis tersebut menunjukkan
bahwa batu Bimini memiliki lebih sedikit elemen, dengan demikian hal
ini mengungkapkan bahwa situs itu terbentuk di tempat lain dan diangkut
ke lokasi tersebut, jadi bukan terbentuk secara alami.
Sementara
Dr. Eugene Shinn, seorang pensiunan ahli geologi yang telah bekerja
selama 30 tahun untuk US Geological Survey, berpendapat bahwa Jalan
Bimini terdiri dari batu karang pantai. Iklim di wilayah tersebut yang
menyebabkan pasir dan bahan di pantai lainnya berubah menjadi semen yang
mengeras secara relatif cepat, dan menciptakan batu karang yang
tertutup oleh air permukaan laut yang naik. (epochtimes/osc/ran)
Sumber:
http://www.erabaru.net/sains/prasejarah/6106-lima-reruntuhan-misterius-yang-mendahului-peradaban-manusia
No comments:
Post a Comment