Dua Tahun Terdampar di Kutub Selatan
Kamis, 5 Juli 2012
Tentu saja bahan makanan pun cepat habis apalagi rombongan ini terdiri dari 22 orang. Untuk bisa bertahan hidup mereka memakan daging anjing laut atau binatang kutub lain yang bisa ditemuinya. Selain itu perjalanan mereka di lapisan es tidaklah sebentar. Mereka sempat singgah di beberapa pulau di kutub utara itu, namun tak juga menemukan pertolongan. Mereka pun harus berpetualang tanpa arah selama dua tahun di atas lapisan es.
Banyak yang menduga mereka sudah meninggal karena ganasnya cuaca kutub utara dan hidup tanpa bekal. Namun pada 30 Agustus 1916 mereka berhasil ditemukan tim penyelamat dan seluruh kru Shackleton pun selamat. "Kami telah melihat Tuhan dalam kemegahan-Nya, mendengar teks yang menjadikannya alam. Kami telah menderita, kelaparan, dan menang, kami
Optimisme adalah keberanian yang sebenarnya.
Setelah kejadian itu ia sempat kembali ke Antarktika pada tahun 1921
sebelum meninggal karena serangan jantung di South Georgia pada usia 47
tahun, sebelum sampai ke kutub selatan yang akan dieksplorasinya.
Meskipun begitu dunia mengenalnya sebagai seorang pahlawan. Ia sukses
memimpin kru menyelamatkan diri dari bencana di Antarktika tanpa satupun
anggota tim yang meninggal.Apa pelajaran yang bisa diambil darinya sebagai pemimpin? "Optimisme adalah keberanian yang sebenarnya," katanya. "Kita kerap harus menyembunyikan tak hanya kebenaran, tetapi perasaan tentang kebenaran itu. Bahkan ketika kita tahu kita tengah menghadapi kematian, kita tak boleh mengatakannya," paparnya. Itulah pelajaran kepemimpinannya agar semua krunya tetap optimis.
Sumber:
http://www.andriewongso.com/articles/details/5430/Dua-Tahun-Terdampar-di-Kutub-Selatan
No comments:
Post a Comment