B
A B I
BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM……...
|
Zaman Pra Nabi Adam
Peristiwa Letusan Supervulcanik
Gunung Toba
Zaman Pleistosen Akhir yang Misterius
Benua Atlantis
Banjir Semesta Nabi Nuh
Letusan
Krakatau Tahun 1883.
Legenda
dan Mitos Bangsa Bangsa
Kronologi
Kejadian Banjir Bah Nabi Nuh
Korelasi masa Nabi Adam dan masa
Nabi Nuh
I
Zaman Pra Nabi Adam
Ilmu Pengetahun menyatakan bahwa Bumi berusia 4,5
milyar tahun, terbentuk berdasarkan berbagai teori. Kalangan ahli Geologi
menentukan usia bumi dalam rentang waktu yang disebut Waktu Geologi, dari mulai
4,5 milyar hingga Zaman Alluvium 10.000 tahun lalu. Kalangan Arkeologi, Paleo
Arkeologi, Antropologi kemudian meletakkan Zaman Quarter, berlangsung dari 60
juta tahun lalu hingga 3.5 juta tahun lalu, sebagai jaman awal manusia mulai dikenal.
Persisnya manusia purba mulai dikenal 3,5 juta tahun lalu berdasar berbagai
temuan di berbagai tempat antara lain Sangiran Solo, Patiayam Kudus, Pacitan
Indonesia, Afrika dan Eropah.
Kondisi alam awalnya, terutama suhu udara, sangat
panas, tidak memungkinkan spesies spesies besar mampu hidup berkembang, sampai
periode demi periode mengalami perubahan yang memungkinkan spesies besar
tumbuh.Benua dilukiskan masih menjadi satu atau super benua yang disebut Benua
Pangea.Bentuk daratan masih seperti itu hingga 750 juta tahun lalu, sebelum
kemudian memisah menjadi dua, Gondwana dan Eurasia.Dalam ratusan ribu tahun
bumi mengalami pertumbuhan evolusi tanpa henti.
Bentang jaman demikian lebar itu lebih banyak
berkaitan dengan bidang geologi dari pada yang lain. Keadaan dunia pada jaman
ini tidak banyak bisa dikatakan, kecuali dunia yang dilukiskan dipenuhi
kegelapan dan ketidak pastian.Memiliki karakteristik berbeda dengan jaman umat manusia.
Para ahli umumnya mengelompokkan jaman gelap ini sebagai dominasi jaman manusia
purba dengan menekankan perhatiannya pada jaman Pleistosen atau Zaman Es awal
ketika peristiwa letusan supervulcanik Gunung Toba terjadi pada 74.000 tahun
lalu.
Satu hal yang menarik pada periode panjang dan gelap
itu adalah beberapa temuan manusia beradab pertama kali yang sering disebut
Neanderthal di seputar Afrika Utara, disusul Denisovan, Cro Magnon, dan Homo
Erectus di Jawa. Berkolaborasi dengan Bradshaw Foundation, Stephen Oppenheimer
membuat laporan secara rinci perjalanan sejarah manusia dimulai dari Afrika
Timur berdasarkan mtDNA dan Ychromosome sejak 160.000 tahun lalu.Dia ingin
mengatakan berdasar teori genetic itu sejarah manusia dimulai dari Afrika Timur
menyebar ke berbagai belahan benua secara berkala hingga Amerika Selatan bagian
selatan atau Chili.Penelitiannya itu berakhir pada periodisasi 10.000-8.000
tahun lalu sebagai masa keruntuhan terakhir Zaman Es suatu masa mulai dikenal pertanian.
Pada waktu itu Sahara merupakan padang rumput, dan di Inggris dan Skandinavia
dimulai rekolonisasi.
Stanley Ambrose melalui artikelnya pun menyoroti
perjalanan sejarah manusia berdasar mutasi DNA, dengan berpendapat bahwa
penyebaran sekitar 100.000 tahun yang lalu dibarengi adanya kemacetan populasi.Menurutnya
kemacetan ini bisa berlangsung 1.000 tahun pada periode terdingin Zaman Es
pasca letusan Gunung Toba.
Kebanyakan para ahli berpendapat pada periode ini,
kondisi manusia dalam tahap pertumbuhan.Ambrose yang paling tegas mengajukan
hipotesa adanya kemacetan populasi genetika.Artinya, terjadi pada Zaman Es
genetika spesies manusia mengalami perubahan secara drastis. Kesimpulan Ambrose
selaras dengan penelitian Oppenheimer, penyebab semua itu tidak lain adanya
hiper musim dingin yang vulkanistis dalam waktu 6 tahun terus menerus usai
letusan supervulcano Gunung Toba.
Perihal manusia purba
yang belum bisa dideskripsikan lebih jauh, perlu bahan referensi yang
diharapkan bisa membantu.Yang pertama epik sejarah Roma yang diawali dengan
manusia monster Cacus pada 740 SM, manusia yang mempunyai sifat buas dan gemar
memakan daging manusia.Begitu pula si kembar Remus dan Romulus yang dibesarkan
dan disusui serigala.Jenis jenis manusia itu memiliki kelainan dengan penduduk
sekitar yang sudah beradab.
Yang paling menyolok
adalah khasanah Yunani, sangat sulit logika awam memahami berbagai mitos
Yunani, dari mana dan bagaimana asal usulnya bangsa Yunani bisa tiba pada
gambaran memiliki mitos yang demikian aneh itu. Mitologi Yunani, perang Titan
dengan para dewa yang dipimpin Zeus, menunjukkan dunia te-ngah dipenuhi dengan
angkara murka manusia raksasa membuat berbagai kerusakan terhadap kehidupan.
Mitologi Yunani
menggambarkan adanya 3 jenis makhluk, salah satunya adalah Gigant (raksasa)
selain Dewa dan Manusia.Begitu banyak Gigant direkam dengan baik dan dikelompok
kelompokkan secara tertib, terkesan bangsa Yunani sebagai pengarang fiksi ulung
dan angan pikirannya dipenuhi mitos.Gigant adalah kumpulan para raksasa anak
Gaia yang diperintahkan untuk melawan Dewa Olympus. Selain Gigant terdapat
antara lain: Minotaur, banteng setengah manusia, Siren, wanita setengah burung,
Silenos, manusia setengah kuda, Drakon, makhluk raksasa berbadan ular, dan
masih banyak lagi makhluk makhluk raksasa serta monster monster itu.
Kesan itu jelas
anggapan serampangan. Sebab bila dunia mitos Yunani itu sulit diterima akal,
terdapat satu hal yang belum diketahui, atas dasar alasan apa Yunani
menghamparkan setumpuk dunia mitos sebanyak itu. Yunani yang melahirkan banyak
filusuf dan pelopor ilmu pengetahuan, tidak mungkin seorang pembual.Bisa saja dibalik
mitos terdapat bukan mitos, sesuatu yang belum menemukan benang merahnya.
Kisah Yunani klasik
ini diperkirakan menggambarkan keadaan jaman minimal sebelum 1100 SM sebagai
Zaman Kegelapan Yunani.Dunia dewa dan dunia raksasa Yunani ini cukup
men-cerminkan jaman kala itu; buas, ganas, brutal, kasar, berbagai bentuk
makhluk mengerikan.Perhatikanlah setumpuk nama kelompok makhluk raksasa dan
monster Yunani : Argus Panoptes, Arion, Athos, Banteng Kreta, Babi Kalidonia,
Burung Stimfalia, Delfi, Delfin, Driad, Ekhidna, Elang Kaukasia, Empusa,
Enkelados, Erinya, Gerion, Gorgon, Hantu, Harpy, Hekatonkhire, Hidra,
Hippokampos, Kampe, Kentaur, Kerberos, Medusa, Nimfa, Orthros, Pithon, Pegasus,
Putri Duyung, Ofiotaur, Phoenix, Polifemus, Nimfa, Ladon, Triton, Talos,
Skilla, Spartoi, Stheno dan masih banyak lagi.
Dunia mitos Yunani
ini segera mendapatkan rujukan dari kisah Nabi Sulaiman yang sering digambarkan
mempunyai bangsa bala tentara manusia dan bangsa jin. Dalam dunia pewayangan
Jawa, jaman diisi para raksasa ketika satria belum lahir ke dunia.Para ksatria
bertugas membasmi angkara murka yang ditimbulkan para raksasa.Sebagian besar
episode Ramayana maupun Mahabarata didominasi peperangan antara raksasa dengan
ksatria.
Tidak berbeda yang
disinggung dalam bab pengantar sebelumnya, sumber dogmatikikut menegaskan dunia
pewayangan maupun mitos Yunani. Malaikat Ajazil beribadah 5.000 tahun ketika bumi
dipenuhi spesies yang disebut Banu Jan. Banu Jan diluksikan mendiami bumi dalam
periode ribuan tahun, dan mengisi kehidupan penuh peperangan dan kerusakan.
Apabila Tuhan kemudian memerintahkan Ajazil Sang Iblis untuk memusnahkan bangsa
bangsa raksasa itu, dapat dibayangkan kondisi yang terjadi tiba pada kehancuran
yang klimaks.
Meskipun kisah kisah diatas lebih sebagai mitos dan
belum ditemukan bukti ilmiah, memberikan benang merah pada zaman yang gelap itu
memang penuh dengan kekacauan dan kerusakan.Sisi dogmatik tentu mengatakan
kehidupan demikian itu bukan kehidupan yang hendak diletakkan.Dan bahkan justru
bisa menjadi alasan mengapa hadir seorang Nabi. Ω
∞∞∞∞
Meskipun kehadiran seorang Nabi banyak berkaitan
dengan kehancuran dan kebobrokan masyarakatnya, kehadiran Nabi Adam banyak
kemungkinan tidak berlangsung pada jaman buas seperti itu.Jaman mankind itu
sepenuhnya gelap dan berisi jenis makhluk yang jauh manusia mampu berkembang
mencapai tingkat pribadi sebagai human being.Paling tidak terjadi pada jaman
400.000 tahun lalu ketika mulai dikenal manusia beradab hingga ke belakang
jauh, jutaan tahun lalu.
Lantas timbul pertanyaan, disisi jaman mana Nabi Adam
mulai berada.Hingga kini belum ada penemuan atau bukti Nabi Adam sejenis
spesies manusia purba. Berdasar berbagai penemuan manusia beradab tahap awal pada
32.000 tahun lalu seperti Neanderthal, Denisovan, Cro Magnon, Ardi
Pithecantropus, belum bisa dikatakan sejenis dengan Nabi Adam. Apabila
Neanderthal sebagai tonggak manusia beradab yang pertama, termasuk di antaranya
adalah Homo Erectus dari Jawa, Nabi Adam sesuai gelar dan lukisan dogmatik
lebih sebagai manusia spiritual pertama. Artinya berkemampuan lahir batin dan berakal
budi memadai menurut ukuran modern.
Ilmu pengetahuan
menerjemahkan manusia pertama lebih sebagai manusia berbudaya atas diri Nabi
Adam.Terjemahan ini wajar bila beranjak dari latar belakang pengetahuan jaman
masa silam yang dominan mankind manusia purba.Nabi Adam amat kurang tepat
ditempatkan sebagai manusia beradab.Demikian pula Nabi Adam bukan sekedar
manusia berbudaya pertama kali.Yang memadai sebagaimana seorang Nabi, Nabi Adam
adalah manusia spiritual pertama.Bila Nabi Adam ditempatkan sebagai manusia
berbudaya, seolah Tuhan memberikan gelar Nabi begitu sederhana, tidak berdasar
kemampuan dan kapasitas seorang Nabi, manusia yang layak mengemban gelar Nabi.Sebab
sebagai Nabi, manusia mesti memenuhi syarat tertentu dan yang pasti mencapai
tingkat spiritual, yang memungkinkan berkemampuan menerima wahyu.
Sebagaimana yang dikisahkan,
gambaran mengenai Adam sangat layak sebagai seorang Nabi.Nabi Adam memiliki
data fisik sebagai manusia sebaik baiknya. Tinggi badan 27 meter lebih, berusia
930 tahun, memiliki kapasitas akal diatas manusia rata rata, berputra 40 orang,
usianya selisih 130 tahun dengan Siti Hawa. Memiliki pengetahuan lahir batin,
memiliki ilmu, dilukiskan memiliki humansense,
intuisi, dan pandangan ke depan.Nabi Adam mempunyai kapasitas memori yang
memungkinkan dirinya mampu diajarkan perihal nama nama. “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar !”
(Q.s. 2-31)
Data data singkat itu
menunjukkan Adam layak sebagai Bapak Manusia dan seorang Nabi.Data data itu
juga hendak menunjukkan Nabi Adam memang bukan manusia purba. Istilah Nabi Adam
diturunkan ke bumi yang sebagian diterjemahkan secara apa adanya, turun dengan
cara diterjunkan dari langit, tidak berlebihan.Bisa jadi terjemahan itu untuk
melukiskan betapa jauh berbeda antara dirinya dengan mankind manusia purba.Bisa
juga untuk melukiskan sebuah revolusi kehidupan, punahnya jaman spesies buas yang
sangat gelap berubah secara frontal ke jaman manusia beradab dan berbudaya.
Tetapi mungkinkah pandangan itu ?
Apabila pandangan dogmatik
itu tidak mungkin, teori evolusi menuntut adanya sebuah kondisi kehidupan
dengan tingkat kebudayaan cukup tinggi untuk mengantarkan kehadiran manusia
spiritual seperti Nabi Adam.Yang paling jelas, manusia spiritual pasti beranjak
dari sebuah kehidupan yang beradab.Selanjutnya memiliki budaya dan yang paling
rendah memiliki kebiasaan, adat kebiasaan.Memiliki pengetahuan lahir batin,
memiliki tingkat emosi dan intelejensi terukur.Memiliki landasan moral serta
memiliki intuisi cukup hingga manusia itu berkemampuan menerima wahyu. Ω
∞∞∞∞
Peristiwa letusan supervulcanik Gunung
Toba
Letusan raksasa supervulcano Gunung Toba bisa
dipastikan merupakan satu satunya peristiwa sangat dahsyat di era kepurbaan.Terjadi
pada 74.000 tahun lalu, letusan itu mengakhiri seluruh kehidupan makhluk
makhluk bumi kala itu.Steven Oppenheimer menyebutkan, menimbulkan super musim
dingin yang vulkanistis selama 6 tahun dan 1.000 tahun jaman es, dan
menghasilkan debu setebal 5 meter menutupi India dan Pakistan.60%-70% populasi
makhluk bumi dinyatakan punah.Oppenheimer menyebut angka 10.000 orang, Bill
Rose dan Craig Chesner dari Michigan technology University menyebut angka 60
juta manusia.Letusannya dilukiskan 2.800 kali lebih besar letusan St. Helena,
terjadi terus menerus selama 7 hari, dengan lontara debu setinggi 10 kilo
meter.
Demikian dahsyatnya peristiwa ini sebagaimana bekas
bekasnya bisa dilihat sekarang ini. Bekas dari penggalan kepundan yang terlempar
menurut Winchester seluas panjang 80.4 kilo meter x lebar 24 kilo meter dengan
ketinggian tebing kaldera 0.24 meter, memembentuk endapan lapisan debu setebal
45 centimeterdi dasar laut yang letaknya 2.414 kilometer dari Gunung Toba, dan
dengan kekuatan letusan 8 VEI atau indek letusan.Van Bemmelen (1939), geologist
Belanda menyebutkan, debu dan batuan ditemukan di Malaysia, India Tengah,
Samudra Hindia dan Teluk Benggala.
Disebutkan dalam Wikipedia, tim peneliti multidisiplin
internasional dipimpin Dr. Michel Petraglia mengungkapkan ditemukan situs
arkeologi yang cukup spektakuler, tentang bagaimana orang mampu bertahan hidup
dibawah timbunan abu Gunung Toba. Debu letusan menutupi padang rumput yang
sangat luas, dengan bekas bekas peralatan hidup dan tulang belulang hewa
berserakan. Penyebaran debu vulkanik ini ditemukan hampir di seluruh dunia,
sebanyak 2.100 titik, bahkan terekam hingga Kutub Utara.Oppenheimer menyebutkan
setelah kejadian itu, orang orang yang selamat berpopulasi kembali dan secara
berkelompok menuju ke Timor, memasuki Australia dengan menggunakan kapal.Sebagian
dari Borneo menuju ke New Guinea, dan sebagian lagi dari Borneo menuju ke Cina
Selatan.
Tidak diperoleh keterangan bagaimana bentuk benua
waktu kejadian besar itu. Kemungkinan bumi terdiri dari 3 benua sebagai perubahan
dari 2 benua, yakni Gondwana dan Eurasia sebagaimana sejak 135 juta tahun lalu sebelumnya
super benua Pangea mengalami pergeseran. Yang lebih pasti banyak para ahli
berpendapat bahwa akibat letusan dahsyat Gunung Toba, dunia menjadi beku
sebagai tanda Zaman Es Pleistosen dimulai.
Dalam khasanah dogmatik Nabi Adam, tidak tersirat
bahwa jaman Nabi Adam mengalami atau memotret kejadian besar itu. Dengan begitu
bisa diperkirakan bahwa masa Nabi Adam berada jauh dengan kejadian super
letusan Gunung Toba tahun 74.000 tahun lalu. Bahkan pada jaman Neanderthal, Cro
Magnon termasuk Homo Erectus pada sekitar 32.000 tahun lalu, kemungkinanya
masih cukup jauh. Jenis spesies ini
dikatakan sebagai spesies manusia beradab.Beberapa penelitian menemukan mereka
mengubur rekan yang meninggal, seringkali tanpa jejak makanan dan peralatan,
sebagian membuat lukisan gua sebagai ungkapan tingkat spiritual mereka, dan Cro
Magnon menciptakan artefak patung batu seperti Venus dari Williendorf.
Meskipun kejadian dahsyat Gunung Toba masih menyisakan
makhluk bumi, berdasarkan teori audisi, mereka yang tertinggal adalah spesies
terbaik dari yang ada.Dominasi kekuatan destruktif makhluk purba punah dan
mengalami kehancuran secara total.Periode jaman manusia purba, manusia raksasa,
para dewa dan monster berakhir. Jaman buas dan biadab musnah berubah secara
pelan kepada jaman baru, jaman insan manusia mulai terbentuk, ditandai setelah
berlalu sekian puluh ribu tahun, Neanderthal, Cro Magnon, Deni-sovan dan Homo
Erectus muncul sebagai manusia beradab pada 32.000 tahun lalu.
Setelah jaman inilah kemungkinan besar, antara rentang
waktu dari 32.000 tahun lalu – 11.600 tahun atau Zaman Es Pleistosen, masa Nabi
Adam berada.Ω
∞∞∞∞
Zaman Pleistosen Akhir yang
misterius
Dapat dibayangkan setelah bumi dibuat porak poranda
atas ulah kebuasan bangsa bangsa raksasa dan monster, Tuhan mengirim bencana
sangat dahsyat berupa letusan supervulkanik Gunung Toba, keadaan dunia menjadi diam
dan sunyi.Seluruh dunia dalam keadaan iklim yang sangat ekstrim.Sejak kejadian
besar itu pergerakan manusia yang memenuhi berbagai belahan dunia tiba tiba
berhenti.Sebagian di antaranya yang masih tersisa terjebak berlindung dari
serangan iklim yang dingin menggigit.Demikian ini berlangsung sangat lama,
sejak kejadian bencana besar Gunung Toba 74.000 tahun lalu hingga mendekati
20.000 tahun lalu.
Pada Zaman Es akhir atau last glacial maximum sebagai
jaman Pleistosen akhir atau awal jaman Holosen, pada rentang 20.000 – 8.000
tahun lalu, oleh para ahli dipandang sebagai jaman glasiasi akhir dan jaman kebangkitan
peradaban manusia.Suhu rata rata tertinggi 40 C, permukaan es
meluas, laut dalam keadaan mem-beku dan permukaan air laut mengalami penurunan
hingga 100 meter dengan garis pantai menjorok. Berkurangnya air akibat
pembekuan menyebabkan kekeringan dimana mana, curah hujan menjadi berkurang,
padang gurun bertambah luas, dan sepertiga permukaan bumi tertutup dengan es.
Pada periode glasial ini data mengenai keadaan bumi
dan kondisi manusia serta peradaban makin banyak ditemukan.Dituangkan dalam
pembagian Waktu Geologi, banyak para ahli berpendapat jaman ini merupakan
dimulainya sejarah manusia sebagaimana dikatakan adanya kebangkitan peradaban
manusia.Banyak jejak jejak dan bukti sejarah bisa ditemukan pada periode jaman
glasial akhir ini, membuat periode Pleistosen ini memperoleh perhatian paling
besar di antara periode waktu sejak terbentuknya bumi sekian milyar sebelumnya.
Daerah Indonesia bagian barat meliputi Sumatra, Jawa,
Kalimantan masih menjadi satu dengan Asia dan dikenal sebagai Paparan atau
Dataran Sunda itu.Sedang Indonesia sebelah timur sering disebut sebagai Dataran
Sahul menjadi satu dengan benua Australia.Hal ini menguatkan bahwa keadaan
dunia pada jaman Pleistosen terbagi menjadi 3 benua.
Zaman Es Pleistosen ini menjadi menarik dan misterius
karena disamping banyak ditemukan ribuan jejak, situs, artefak maupun bukti-bukti
lainnya, periode ini dikaitkan dengan banyak perkembangan besar, antara lain keberadaan
dunia Atlantis, peristiwa Banjir Semesta Nabi Nuh, terjadinya letusan besar
Krakatau purba dan dalam paparan ini dikaitkan dengan jaman Nabi Adam,
disamping ditemukan Gunung Padang dan Piramida Sadahurip.
Hipotesis baru Arysio Santos (2005) yang menghebohkan
tentang Benua Atlantis berkaitan erat dengan letusan Krakatau purba, membawa
konsekuensi panjang akan perjalanan sejarah manusia.Stephen Oppenheimer dalam
karyanya The Eden in the East seperti mendukung pandangan Arysio Santos bahwa
yang dimaksud Taman Eden itu berada di Tataran Sunda.Kitab Genesis hanya
mengemukakan yang dimaksud Taman Eden itu berada di Timur.Dan sebelum itu Plato
(250 SM) mencatat terdapat sebuah peradaban maju di timur dengan menyinggung
sebuah istilah yang disebut Taprobane.Istilah itu oleh Arysio Santos dipelajari
dan menyimpulkan bahwa Taprobane yang dimaksud adalah Sumatra.
Paling tidak dalam hubungan ini para ahli dengan
mempelajari catatan Plato ingin mengatakan bahwa pada jaman Pleistosen Akhir
terdapat sebuah peradaban tinggi yang sering disebut Atlantis. Atlantolog
sebelumnya mengajukan berbagai hipotesa tentang lokasi Atlantis.Belakangan
Arysio Santos mempertaruhkan reputasinya sebagai ilmuwan dengan berpendapat
Atlantis berada diNusantara Oppenheimer menegaskan pada waktu itu Asia Tenggara
terletak di pinggir kawasan.Artinya Oppenheimer berpandangan Asia Tenggara atau
Nusantara pada waktu itu menyatu dengan Asia, sebagaimana peta yang disajikan
Arysio Santos.
Keberadaan Atlantis di Nusantara sebagai peradaban
tinggi yang pernah dicapai oleh manusia akan makin komplek apabila dikaitkan
dengan faktor Nabi Adam. Yang pertama seperti pendapat para ahli bahwa puncak
peradaban tinggi itu merupakan pusat peradaban umat manusia di dunia.Yang kedua
didasarkan pada teori bahwa untuk kehadiran seorang Nabi khusus bagi Nabi Adam
harus terdapat sebuah peradaban cukup maju sebagai sebuah kondisi yang
mengantarkan seseorang mampu mencapai ketinggian spiritual sehingga
memungkinkan dirinya layak diangkat sebagai seorang Nabi.
Di kalangan khasanah dogmatik terutama Islam memang
tidak pernah menyebut keberadaan Nabi Adam berkaitan dengan cerita dunia
Atlantis.Begitu juga berkaitan dengan kisah Taman Eden.Hanya Kitab Genesis dari
kalangan Nasrani yang menyinggung adanya Taman Eden di Timur.Oppenheimer
menemukan kisah serupa dengan kisah Habil & Qobil di Asia Timur, Kepulauan
Pasifik, dan orang orang Mori di Selandia Baru, New Guinea memiliki kisah
serupa yang disebut kisah Kullabop dan Manip.
∞∞∞∞
Benua Atlantis
Buku mengenai Atlantis karya prestisius Prof. Arysio
Santos, Geo-log dan Fisikawan Nuklir Brazil, disamping berstandar ilmiah dan
penelitian cukup rinci dalam melakukan misinya, menyiratkan tekat kesungguhan
sang penulis dalam menguak kebenaran, mempertaruhkan reputasi dengan
menghabiskan 30 tahun waktu riset.Menyajikan berbagai temuan, laporan tanpa
ditutup tutupi, serta jauh dari kepentingan ilmiah partial maupun tendensi
tertentu.Ini merupakan kesempatan yang sayang disia-siakan, dengan memanfaatkan
semaksimal mungkin, bahkan tanpa bermaksud berlebihan, buku ini saya jadikan
acuan pokok tulisan ini.
Dari karya itu Arysiobermaksud membuktikan bahwa yang
dimaksud Benua Atlantistak lain adalah Indonesia; dengan mengete-ngahkan ribuan
bukti dan merontokkan berbagai teori pandangan para atlantologi sebelumnya.Lebih
dari itu dosen senior itu melakukan koreksi terhadap pandangan atau teori para
ahli berbagai kalangan, antara lain arkeologi, antropologi, geologi, geografi,
paleontology, etimologi, selama ini.
Catatan mengenai Atlantis yang paling tua adalah
catatan Plato yang dimuat dalam Critias dan Timaeus.Selama ini cerita mengenai
Atlantis lebih banyak dianggap mitos dikalangan filsuf Yunani sekali pun.Para
ahli kebanyakan kurang tertarik, lebih menganggap sebagai fiksi kuno.Tak kurang
Aristoteles tidak tertarik dengan kisah yang diperoleh dari Mesir itu.Crantor
dan Xenocrates murid Plato berkelana ke Mesir menelusuri kisah itu dan
menemukan terdapat kolom catatan khusus dengan huruf Heroglif mengenai Atlantis.
Namun banyak pula yang tertarik dengan catatan Plato itu, antara lain Strabo,
Posidonius, Marcellus, Homer, Diodurus Siculus, Zoticus, Theopompus, termasuk
Raja Midas dan Silenus. Sarjana Amerika abad pertengahan antara lain Charles
Etienne, Edward Herbert Thompson, Augustus Le Plongeon menyatakan Atlantis
berhubungan dengan peradaban Maya dan Aztek.
Kisah yang dicatat Critias itu didahului adanya
peperangan selama 9.000 tahunsebelum Atlantis munculhingga akhirnya –seperti dilanjutkan-
terjadi permusuhan antara bangsa Atlantis dengan bangsa Athena.Setelah
menaklukkan Lybia sampai sejauh Mesir dan Eropah sampai sejauh Tirenia,
peperangan sempat berlangsung dengan bangsa Athena.Ditengah pertempuran, tiba
tiba terjadi bencana cukup dahsyat yang dilukiskan dalam tempo sehari semalam
bala tentara Atlantis mengalami kehancuran total secara mengejutkan.Goncangan
gempa bumi dan banjir besar menelan pasukan Atlantis secara mendadak yang oleh
Plato dilukiskan berjumlah jutaan.
Terutama Critias termasuk yang banyak dikutip Arysio
Santos, ba-nyak mengungkap kondisi Atlantis dengan berbagai petunjuk arah
lokasi, tanda tanda seperti Pilar Hercules, adanya 4 sungai besar yang mengalir
dan luas benua Atlantis. Penduduk Atlantis dilukiskan berjumlah 20 juta merupakan
bangsa yang berbudi dengan peradaban tinggi, membangun istana istana, kuil kuil
dan banyak pelabuhan. Disana ada sebuah kerajaan besar yang menguasai pulau
pulau disekitarnya serta sebagian wilayah di benua lain.Tanah Atlantis
dilukiskan sebagai tanah terbaik di dunia.
Adapun penduduknya, Critias mengatakan, mereka
memiliki jalan hidup yang baik, menggabungkan kelemah lembutan dengan kebijaksanaan
didalam berbagai aspek kehidupan dan dalam hu-bungan dengan sesama.Bahkan
ketika mereka berkelimpahan didalam kemewahan, mata hati mereka tidak dibutakan
kemewahan. Mereka sadar kekayaan mereka akan bertambah oleh perbuatan baik dan
persahabatan antara satu dengan yang lain disertai pernghormatan antara sesama.
Mereka dilukiskan berlimpah ruah dengan emas dan
permata tetapi mereka tidak memuja emas dan perak karena bagi mereka, semua itu
tidak ada gunanya.Mereka membangun rumah sederhana dimana anak anak mereka
dapat tumbuh.
Arysio Santos sekedar melanjutkan apa yang dirintis
oleh Plato dan orang orang terdahulu mengenai keberadaan Atlantis dengan
kondisi yang demikian itu. Para atlantolog sebelumnya semua yakin bahwa
Atlantis memang bukan sekedar fiksi. Atlantis memang ada, dan hingga tahun 1882
para atlantolog seperti Ignatius Donnelly, Lewis Spence, Pierre Termier, Mme,
Blavatsky, W. Scott Elliot lebih berfokus bahwa keberadaan Atlantis berada di
seputar Samudra Atlantik dan Samudra Hindia, diluar Indonesia. Akan tetapi
dengan tidak adanya bukti bahwa pulau pulau disana, puncak puncak vulkanis di
lautan Pasifik terbentuk dari magma basalt sebagai materi khas dasar laut, sama
sekali tidak menunjukkan adanya daratan (kontinental), Arysio Santos menolak
kesimpulan dan pandangan mereka.
Dengan mengemukakan berbagai bukti penelitiannya,
Arysio Santos lebih berkesimpulan bahwa Atlantis yang dimaksud Plato dan
percaturan bangsa bangsa kuno di dunia adalah Nusantara. Dia menegaskan satu
satunya kemungkinan menurut kaca mata geo-logi tidak lain adalah Indonesia.
Atas pengaruh kejadian besar Gunung Toba, kondisi lautan hingga pada Zaman Es mengalami
penurunan permukaan hingga 100 meter, paparan Sunda dan paparan paparan yang
dangkal lainnya muncul terlihat.
Perkara Atlantis sebenarnya bukan domain para ahli
atau para antlolog maupun ilmu pengetahuan, melainkan domain bangsa bangsa kuno
serta tradisi suci, agama agama, antara lain Hindhu, Budha, Yahudi, Kristen,
bangsa Yunani, Romawi, Mesir, Mesopotamia, Funisia, Celtic, India, Nusantara, Yucatan,
Mexico, Venezuela dan lainnya. Jadi perkara Atlantis ini lebih berkaitan dengan
perkara keyakinan, menyangkut kebudayaan, linguistik dan persoalan teosofi.
Tidak kurang Plato memulai dengan istilah Taprobane
dalam tradisi tradisi kuno yang bersimplikasi dengan istilah Terra Australis
Incognita, Antichthon, Antilia, Antipodes, Antiporthmis, Atala, termasuk
dikaitkan dengan “Dunia Lain” (Mundus Alterius) dan Alam Barzakh (Hades).Berasosiasi
dengan adanya Taman Eden di paparan Sunda.Selaras dengan Kitab Kejadian yang
menyatakan bahwa Taman Eden berada di TImur.Bangsa Celtic kuno menempatkan
surga di Defrobani (Taprobane).
Oleh Arysio Santos Taprobane diartikan sebagai Sumatra. Dalam bahasa
sanskerta, Taprobane adalah Tamraparna atau ‘Semenanjung Emas’. Dalam bahasa
Dravida sama dengan Tamaraparana dengan arti sama.
Sebelumnya tradisi Hindhu yang menggunakan istilah
“Tanah Suci” terhadap apa yang disebutkan dalam Kitab Kejadian mengenai kota
pertama yang dinamakan enoch (Henoch atau Chenoch, yakni ‘Kediaman yang Suci’).
Hindhu menggunakan istilah Sveta-Dvipa, Sukhavati, Atala dsb.Orang orang
Mesopotamia menyebut Dilmun dalam bahasa Dravida, tradisi Indian Amerika
menyebut Yvymaraney atau ‘Tanah dari yang Suci’.Bangsa Aztek Mexico menyebut
Aztlan atau Aztlatan, bangsa Maya Yucatan menyebut Tollan.
Sebutan Padang Elys oleh bangsa Yunani disebut Sekhet
Aaru atau Padang Alang-alang oleh orang Mesir.Bangsa Mesir menamakan kampung
halaman mereka sebelumnya sebagai ‘Tanah Leluhur’ disebut To-wer yakni sebuah
tempat yang digambarkan sebagai surga diseberang lautan dimana mereka dulu
pernah tinggal. Bahasa Mesir disebut sebagai Het-Ka-Ptah ditafsirkan sebagai ‘kediaman
kedua Ptah’. ‘Ka’ diartikan sebagai ‘pasangan’ ditafsirkan sebagai seperti
halnya malaikat penjaga dalam kepercayaan Yahudi-Kristen dan seseorang yang
kepandaiannya luar biasa menurut tradisi Romawi-Yunani.Bangsa Mesir mengaku
berasal dari Punt, Tanah Para Dewa, kediaman pertama mereka terletak disisi
barat Samudra Hindia. Punt diterjemahkan sebagai ‘tanah kematian’ atau ‘tanah
yang tak pernah kembali’ dan tempat yang mengerikan itu disebut orang Mesir
sebagai Amenti, adanya di Hindia Timur (Indonesia).
Yang menarik, orang orang Hindhu menempatkan surga
asli mereka diTaprobane, dengan menyebut Kumari Kandam, atau Lanka atau
Tripura, tanah air primordial bangsa Hindhu Dravida.Oleh masyarakat Hindhu
kemudian disebut sebagai svarga.Masyarakat Budhis menyebut Sukhavati.Bangsa
Polinesia menyebut Hawaiki. Yang paling terperinci mengenai pulau emas itu adalah
bangsa Celtic, dengan adanya nama nama Avalon, Emain Abbalach, Ynis Wydr atau
Flath Ynis (Pulau para Pahlawan).
Plato meninggalkan uraian meyakinkan tentang surga
purba itu.Meskipun Atlantis berada pada Zaman Es Pleistosen, Atlantis dikatakan
merupakan surga beriklim tropis. Surga beriklim tropis yang penuh dengan segala
jenis keindahan dan kekayaan : daratan daratan yang luas dan ladang ladang yang
indah, lembah dan gunung; batu batu permata dan logam berbagai jenis, kayu kayu
wangi, wewangian, bahan celup yang bernilai tinggi, sungai sungai dan irigasi
melimpah, pertanian produktif, istana bertabur emas, tembok perak dan benteng;
gajah dan segala jenis binatang buas. Arysio Santos melakukan klaim bahwa
gambaran semua itu adalah Hindia Timur khususnya Indonesia.
Dari semua kisah yang tersebar pada bangsa bangsa kuno
di dunia, tersirat kerinduan mereka pernah mengalami peradaban tinggi yang menakjubkan
itu, yang disebut Atlantis. Mereka seolah menunjuk satu titik yang sama yakni
Atlantis dengan cara kebiasaan setelah mereka harus tercerai berai di berbagai
belahan. Dari pengisahan dan istilah bahasa, mereka ingin melukiskan sebaik mungkin
tentang betapa indah dan maju kondisi dunia yang pernah mereka capai itu.Mereka
memimpikan lagi peradaban seperti itu dengan melukiskan sebagai sebuah surga (impian).
Hal tersebut sekaligus menunjukkan bahwa Atlantis yang
mereka maksudkan adalah sebuah pusat peradaban mereka sebelumnya.Peradaban
tersisa yang mereka miliki terkemudian bermuara pada peradaban Atlantis.Mereka
mencoba terus melanjutkan budaya yang pernah dikenal sebelumnya.Di antaranya
bila mereka kebetulan menemukan tanah yang subur mereka bercocok tanam.
Gambaran yang diabadikan dalam catatan Critiasakan
peradaban yang dicapai Atlantis, cukup menunjukkan bahwa tingkat budaya
penduduknya memungkinkan lahir manusia manusia yang berspi-ritual. Bila Critias
menyebut adanya dewa pada masa itu, hal ini minimal melukiskan tingkat
kebudayaan memungkinkan manusia mencapai tingkat spiritualnya.Apa kata Critias,
‘’sebelumnya aku telah berbicara mengenai pembagian wilayah yang diadakan bagi
para dewa dan bagaimana mereka tersebar ke seluruh dunia dalam proporsi berbeda
beda. Dan Poseidon, menerima bagiannya, yaitu pulau Atlantis.’ Jejak jejak
tingkat budaya mereka pun dicatat dalam Critias : ‘Pada masa itu, wilayah
Atlantis didiami oleh berbagai kelas masyarakat. Ada tukang batu, tukang kayu,
ada suami-suami dan para prajurit.Bagi pra prajurit, mereka mendapat wilayah sendiri
dan keperluan untuk kehidupan dan pendidikan disediakan dengan berlimpah.’Catatan
itu dilanjutkan, ‘lalu mereka juga menjaga jumlah perempuan dan laki-laki dalam
jumlah yang sama untuk berjaga-jaga bila terjadi perang.Atlantis menjadi sangat
termasyhur di seluruh Eropah dan Asia karena ketampanan dan kebaikan hati para
penduduknya.’Sedangkan tingkat teknologinya digambarkan sebagai berikut,
‘mereka membangun kuil, istana dan pelabuhan-pelabuhan. Mereka mengatur seluruh
wilayah dengan susunan: pertama mereka membangun jembatan untuk menghubungkan
wilayah air dengan daratan yang mengelilingi kota kuno. Lalu membuat jalan dari
dan ke arah istana.Mereka membangun istana di tempat kediaman dewa-dewa dan
nenek moyang mereka yang terus dipelihara generasi berikutnya.Setiap raja
menurunkan kemampuannya yang luar biasa kepada raja berikutnya hingga mereka
mampu membangun bangunan yang luar biasa besar dan indah.’
Penyebutan dewa sudah diketahui bukan hanya bangsa Yunani.Penyebutan
Punt di Mesir juga menunjukkan keberadaan dewa, demikian pula kalangan Hindhu.Bahkan
Hindhu sebagai agama pertama kali di dunia setelah animisme dan dinamisme,
membakukan dewa-dewa sebagai Tuhan orang Hindhu.Bukan hanya dikaitkan dunia
pewayangan Jawa, didalam Babad Tanah Jawi disebutkan adanya para dewa, sebagai
keturunan Nabi Adam.Kisah itu seperti didukung Serat Paramayoga yang datang
belakangan sebagai hasil karya sastra R.G. Ranggawarsita.Demikian pula termuat
dalam Darma Gandul.Peradaban di lembah Indus di Mohenjodaro pun menyebut adanya
Dewa Syiwa dan Rudra. Nampak adanya alur keberadaan dewa, dari Jawa, India,
Mesir dan Yunani disatu sisi, dan disisi lain ke arah Amerika, ke Indian,
Yucatan dan Suku Maya.
Gambaran adanya para dewa, hendak menegaskan pada
waktu itu Atlantis telah mencapai peradaban cukup tinggi.Tingkat peradaban itu
memungkinkan melahirkan seorang manusia spiritual se-perti Nabi Adam.Dan memang
jauh berbeda dengan periode periode sebelumnya. Apa yang disebutkan kalangan
Jawa, baik didalam Babad Tanah Jawi maupun Pewayangan Jawa, selaras dengan khasanah
dogmatik Yahudi yang disitir Syaikh Allamah Thabathabai, “Dalam sejarah Yahudi
disebutkan bahwa usia jenis manusia semenjak diciptakan hingga kini tidak lebih
dari tujuh ribu tahun lamanya.”
Namun demikian sekali lagi untuk menentukan
periodisasi jaman Nabi Adam akan lebih jelas dengan menarik periode jaman Nabi
Nuh. Sementara antara keberadaan Atlantis, peristiwa letusan Krakatau dan
banjir besar Nabi Nuh seperti satu benang merah yang saling berhubungan.Ω
∞∞∞∞
Banjir Semesta Nabi Nuh
Sulit rasanya menyinggung Atlantis tanpa menyebut
meletusnya Krakatau.Ada fakta surga Atlantis yang diyakini pernah eksis dalam
kenyataannya sekarang ini lenyap, tidak berbekas.Sebuah skala kehidupan seluas
Atlantis yang luasnya dilukiskan lebih besar dari Lybia (Afrika Utara) digabung
dengan Asia Kecil, tidak mungkin lenyap hanya disebabkan oleh sebuah kejadian
biasa, kecuali sebuah kejadian berskala dunia yang cukup dahsyat sehingga akhir-nya
melenyapkan benua itu tanpa jejak jejak yang bisa ditemukan hingga sekarang. Hanya
sebuah peristiwabesar yang bisa mele-nyapkannya.
Dari sisi ilmiah, geologi, oceanografi, klimatologi
dan disiplin ilmu lainnya, Arysio Santos membuktikan bahwa Zaman Es Pleistosen
berakhir akibat terjadinya letusan sebuah gunung yang sangat dahsyat. Menurutnya
hanya mekanisme itu satu satunya kemungkinan yang bisa mengakhiri jaman es
ribuan tahun berakhir.Menurutnya hal ini merupakan bukti yang tidak
terbantahkan. Ilmuwan Brasil yang geolog dan fisikawan itu kemudian melanjutkan
penelitiannya hingga tiba pada kesimpulan bahwa letusan supervulkanik itu tidak
lain adalah letusan maha dahsyat Krakatau. Letusan itu mengakibatkan Sumatra
dan Jawaterpisah.Letusan yang diselidiki terjadi sekitar 11.600 tahun lalu itu
menimbulkan gelombang banjir bah yang tidak kalah dahsyat.Angka 11.600 dari
Plato itu dibuktikan benar, sinkron dengan penanggalan akhir Zaman Es dan
Meltwater3 Pulse menurut fenomena geologi. Demikian pula istilah Banjir Semesta
dari Plato, dalam penyelidikannya letusan Krakatau mengirim banjir bah dalam
skala dunia dan menaikkan permukaan air laut hingga 150 meter lebih tinggi.
Akibat kenaikan air laut itu Atlantis yang dipastikan terletak di Paparan Sunda
dan Laut Jawa itu tenggelam.
Bisa dibayangkan betapa pilu yang amat sangat bagi
umat manusia pada waktu itu, tertimpa musibah begitu dahsyat secara beruntun
sehingga membuat umat manusia dan ‘makhluk tersisa’ harus tercerai berai
menyelamatkan diri sebelum akhirnya tumbuh menjadi bangsa bangsa di berbagai
belahan dunia.Cukup logis apabila mereka akhirnya merekam kejadian yang begitu
dahsyat dan sangat mengerikan itu dalam bentuk berbagai legenda dan mitos kebudayaan
mereka.
Dunia Atlantis yang memperoleh kejayaannya dengan
peradaban yang sangat maju lalu hancur, setelah bertahan selama ribuan tahun,
diperkirakan selama 3.000-5.000 tahun.Manifestasi manusia kuno dan ‘makhluk
tersisa’ paling besar sebagai ‘Taman Surga’ yang pernah ada itu punah ditelan banjir
berskala dunia itu.
Sebelumnya perlu dicatat, ketika bangsa Danawa atau
ras raksasa termasuk monster atau sebagian besar manusia purba punah oleh
kejadian maha dahsyat,penyebabnya tidak lain adalah adanya letusan Gunung Toba di
Indonesia. Begitu pula adanya pusat peradaban dan Atlantis yang sering disebut
sebut menakjubkan itu juga berada terletak di Indonesia. Demikian halnya ketika
Atlantis pada akhirnya lenyap akibat sebuah kejadian sangat dahsyat, tidak lain
adalahletusan Gunung Krakatau, sebuah gunung yang adanya di Indonesia. Tiga
kejadian besar berpusat dan terletak di Indonesia itu apakah sesuatu yang
kebetulan, atau mempunyai makna tertentu ?Atau apakah berkaitan dengan skenario
Tuhan tertentu. Bila menilik dahsyatnya kejadian serta kerusakan dan perubahan
yang ditimbulkan menyangkut nasib banyak bangsa, terlalu mudah menyimpulkan hal
ini tidak berbeda dengan peristiwa geologi lain di belahan dunia lain yang
tanpa makna.Apabila bertepatan dengan berbagai kisah yang tertera dalam
khasanah dogmatik semua agama, tidak mustahil peristiwa peristiwa itu berkaitan
erat dengan skenario Tuhan.
Letusan
Krakatau tahun 1883.
Untuk memudahkan dalam membayangkan bagaimana
dahsyatnya letusan Krakatau 11.600 tahun lalu, letusan Krakatau pada tahun 1883
M, telah disajikan Simon Winchester dalam karyanya Krakatoa dengan cukup baik.
Letusan Krakatau pada 1883 M mengirimkan debu vulkanik
sebanyak 9.7 kubik kilometer atau juta kubik lebih sedikit dari Tambora
sebanyak 17.7 kubik kilometer, letusannya mencapai indeks letusan (VEI=Velocity
Explosive Index) 6.5 VEI lebih kecil dari letusan Tambora 7 VEI, dan yang
paling besar dalam sejarah umat manusia adalah letusan Gunung Toba dengan indek
letusan sama dengan 8 VEI.Letusan Krakatau membuat 13% permukaan bumi bergetar
keras dan terdengar hingga jarak paling jauh, 19.312 kilo-meter dari Krakatau,
sebuah kesaksian yang datang dari Foley di Cayman Brac. Beberapa kesaksian
datang dari berbagai negara diungkapkan oleh Winchester dalam bukunya.
Yang menghebohkan adalah apa yang dikisahkan oleh
Michael seorang anggota gereja Antitoch pada abad ke 11 yang disitir oleh
Winchester bahwa, matahari menjadi gelap berlangsung selama 18 bulan. Setiap
hari matahari bersinar sekitar 4 jam dengan sinar yang lemah. Semua orang
menyatakan matahari tak akan pulih memancarkan sinarnya lagi. Buah buahan tidak
akan matang, dan minuman anggur pun terasa seperti anggur masam.
Letusannya terdengar di Bangkok, Manila, Perth, dan
sebelah selatan Darwin yang disebut Daly Waters.Tidak kurang dari 18 orang di
Ceylon memberikan kesaksian serupa.Sebaliknya yang agak mengherankan, sejumlah
besar orang orang Batavia, Buitenzorg (Bogor) dan Jawa Barat sama sekali tidak
mendengar letusan apa pun.
Lukisan kejadian letusan tahun itu serupa dengan letusan
yang terjadi pada 416 M. Kejadian itu besar dan mengundang banyak perhatian
orang sehingga R.G. Ranggawarsita harus mencatat dalam Kitab Raja Purwa yang
disitir Winchester sebagai berikut : ‘pada tahu Saka 338 (416 M) sebuah suara
menggelegar terdengar dari Gunung Batuwara, yang dijawab suara serupa yang
datang dari Gunung Kapi, yang terletak di sebelah barat bantam baru. Api yang
keluar dari gunung itu menyala luar biasa hingga menggapai langit. Seluruh
dunia bergetar dan guntur menggelegar disertai hujan deras dan badai yang
menyertainya. Tapi hujan deras itu ti-dak mematikan letusan api yang keluar
dari Gunung Kapi, tapi malah memperbesar nyala apinya. Suaranya begitu menakutkan.Akhirnya
gunung Kapi pecah menjadi dua dengan suara mengge-legar luar biasa dan terbenam
masuk jauh ke dalam bumi.Air laut pun naik dan membanjiri daratan.Negeri yang
terletak di sebelah timur gunung Batuwara sampai ke gunung Kamula, dan
membentang ke sebelah barat sampai ke Gunung Raja Basa, semuanya dibanjiri air
laut.’Winchester kemudian menerjemahkan Gunung Kapi sebagai Krakatau.
Seusai letusan hari Minggu tanggal 27 Agustus 1883 itu,
fase pertama segera dimulai.Pada malam harinya relatif tidak ada kejadian
dahsyat, kecuali hujan abu dan banyaknya batu apung serta beberapa letusan
hingga tengah malam.Keadaan laut di Selat Sunda dikatakan tetap ganas tanpa
kekangan. Empat letusan segera terjadi pada keesokan harinya sejak pukul 5.30
pagi menghancurkan kota Ketimbang di Sumatra, letusan pukul 6.15 membuat Anyer
tergenang dan hancur, pukul 6.44 membuat Batavia mengalami hujan abu. Yang
paling besar adalah letusan ke empat membuat banyak gedung di Batavia bergemeratak.
Letusan paling besar itu terjadi pukul 10.00 pagi mengirimkan asap dan api
menjulang tinggi setinggi 38.6 kilometer ke udara. Senen pagi itu Bantam (Banten)
dan Batavia gelap total hingga pada pukul 11.30 datang gelombang raksasa dengan
sangat cepat dan cukup tinggi.
Selama 3 bulan suara suara terus terdengar disana sini
hingga satu kejadian sangat luar biasa terjadi pada pukul 1.30 pagi, dengan
kepulan asap setinggi 11 kilometer, sebuah gelombang sangat dahsyat bagaikan
tembok tinggi bergerak berisi milyaran ton air berwarna hijau, bergulung gulung
menghantam dan membuat kerusakan dahsyat pesisir Jawa dan Sumatra dan menerpa
Teluk Betung dan Teluk Lampung.
Legenda
dan Mitos Bangsa Bangsa
Letusan Krakatau yang terjadi pada 11.600 tahun lalu
jauh lebih dahsyat dari letusan tahun 1883 itu, dengan indek letusan diatas
Gunung Tambora, diperkirakan sekitar 7.30 VEI. Letusannya mengirimkan gelombang
laut maha dahsyat setinggi 150 meter, membuat hancur luluh daratan dan menelan
gunung gunung di berbagai belahan dunia.Tak terbayangkan betapa begitu
mengerikan gelombang setinggi itu menelan daratan.
Dari peta dunia pada zaman Pleistosen akhir itu dapat
dibayangkan seberapa luas permukaan daratan yang mengalami kehancuran akibat
letusan Krakatau.
Belum diperoleh deskripsi lebih rinci letusan 11.600
tahun lalu seperti letusan tahun 1883;dari jam ke jam maupun hari ke hari dengan
tingkat kerusakan yang terjadi. Akan tetapi termasuk Arysio Santos meyakinkan,
mengenai sifat letusan, jenis batuan, kondisi dan situasi yang terjadi,
pengaruh terhadap bumi dan matahari termasuk iklim, cuaca, suhu, dan wilayah
kutub, letusan purba itu tidak jauh berbeda sifatnya dengan letusan tahun 1883.
Hanya skala, dramatisasi dan daya rusaknya sudah barang tentu jauh lebih dahsyat
hingga membuat manusia dan ‘makhluk tersisa’ tercerai berai ke berbagai arah.
Disamping mekanisme berakhirnya Zaman Es Pleistosen,
penanggalan (radiocrabon dating) akhir Zaman Es, dia menegaskan bahwa mekanisme
yang telah dikonfirmasi NASA itu menyebabkan pemanasan global sebesar 25% dan
mencairnya lebih dari 70% gletser yang tersisa di bumi, baik di darat maupun di
laut. Peristiwa Heinrich yang bernama H0 (H Zero) yang ditemukan Hartmut Heinreich,
oceanografer Jerman membuktikan terjadinya gumpalan gumpalan besar gletser yang
bergerak akibat dorongan air yang mencair yang dilukiskan terjadi secara
mendadak dan ganas.Bisa dibayangkan bagaikan gunung gunung es berbondong
bondong bergerak ke laut lalu mendesak dan mendorong volume air laut milyaran
ton.Dengan bukti bukti itu cukup kiranya peristiwa besar itu pernah terjadi,
berlangsung begitu dahsyat.
Dengan begitu tidak mengherankan, selain banyak
istilah yang menggambarkan adanya sebuah ‘impian taman surga’ yang pernah
dialami, banyak pula istilah yang memilukan lebih lebih banyak dihubungkan
dengan kata kata kematian, merupakan pencerminan suatu kejadian besar pernah
terjadi menimpa mereka secara dramatis dan mengerikan. Sepertinya makin jauh tempat
mereka lari dari Atlantis, makin ngeri istilah yang digunakan.Atau bisa jadI semakin
jauh mereka lari, semakin ciut nyali mereka terhadap kejadian itu.Sebab
dikatakan, India merupakan tempat yang paling dekat menyelamatkan diri.Istilah
istilah yang ditulis dimuka seperti ‘Tanah Suci’, ‘Kediaman yang Suci’,
‘Semenanjung Emas’, ‘Dunia Lain’, ‘Tanah dari yang Suci’, ‘Tanah Leluhur’,
‘Kediaman Kedua’, ‘Pulau Emas’, ‘Taman Eden’, adalah istilah yang menggambarkan
mereka pernah mengalami masa indah itu dan memimpikan kembali setelah hancur.
Sebaliknya, Plato sering menggunakan istilah nesos
yang artinya pulau dalam menyebut Atlantis.Kata nesos mengandung konotasi
‘tanah yang tenggelam’. Kata kata yang berhubungan dengan Atlantis adalah
Atlas, Attala, Atala, Patala, Talatala, Thule, Tollan, Aztlan, Aztatlan,
Tlaloc. Atala merupakan istilah Sanskerta yang berarti neraka.Atlas versi
bangsa Aztec dianggap sebagai dewa kematian.Kata Atlas dari Yunani berasal dari
kata Atala bahasa Sanskerta.A-tidak, tala-pilar, diterjemahkan sebagai tanpa
pilar atau pilar langit.Pilar Langit berasosiasi dengan Pilar Hercules. Dalam
bahasa Dravida ada kata Attala, berasal dari kata ‘atta’-‘ala’; atta berarti ‘tapak
kaki, langkah kaki, antipoda’ dan ‘ala’ berarti ‘daratan yang tenggelam’
diterjemahkan sebagai ‘daratan yang tenggelam di antipoda’. Dalam Hindhu ada
istilah agnishvattha yang merujuk pada ‘mereka yang duduk terlalu dekat dengan
api’
Dalam melukiskan tanah air primordial yang tenggelam
bangsa Hindhu Dravida menggunakan istilah Kumari Kandam. Tidak banyak berbeda
dengan istilah Lanka atau Tripura yang artinya kota yang tenggelam, dalam
tradisi Ramayana. Orang Yunani melukiskan dengan sebutan Hades atau alam
barzah.Orang Yahudi melukiskan dengan sebutan Sheol berarti neraka.Terdapat
istilah Amenti dalam bahasa Mesir yang artinya ‘tanah yang tak kembali’.
Menurut Plato, Pilar Hercules terletak ‘persis dimuka
Atlantis’. Pilar Hercules tersebut lebih tepat berada di Selat Sunda dari pada
diterjemahkan di selat Gibraltar selama ini. Selat Gibraltar terbentuk tidak
berdasar kejadian vulkanik dan keberadaanya sejak 5.2 juta tahun lalu tanpa
perubahan atau kejadian apa pun. Selat Sunda lebih beralasan serta terbentuknya
banyak menarik perhatian akibat letusan Krakatau. Orang Hindhu menyebut Abhvan
(Jurang Besar), Kalamukha (Lubang Hitam), Aurva (Rongga Berapi), Vadavamukha
(Kuda Betina Bawah Laut yang Berapi). Orang Hesiod belajar dari orang orang
Hindhu menyebut Khasma Mega atau Celah Besar.Bangsa Mesir menyebut Nun, Apzu
(Abyss atau Jurang), Hades atau alam barzah, Tartarus dan Cimmeria.
Orang orang Budhis mengisahkan Supparaka pelaut
terbaik yang melakukan perjalanan ke lautan Selatan, Supparaka tiba di wilayah yang
dikenal sebagai Vadavamukha, Gerbang Neraka yang berapi-api.Vadavamukha ini
lalu diterjemahkan sebagai kaldera raksasa Krakatau, tersembunyi di Selat
Sunda.Kisah ini ternyata direkam oleh Homer dalam karyanya Odyssey.Mitos bangsa
Celtic mengisahkan Meredid, putri Raja Gradlon yang jahat penuh dosa.Kelakuan
buruk putri itu menyebabkan tenggelamnya tanah Ys.Mitos bangsa Kolombia
mengisahkan tentang Bochica yang beristrikan putri Chia yang jahat yang menjadi
penyebab datangnya banjir.
Kitab Ramayana mengisahkan Rama melepas anak panah
berapi hingga batas samudra, mengakibatkan samudra naik dan menenggelamkan kota
emas, yakni diterjemahkan sebagai Atlantis. Dwarka atau Dwarawati dalam bahasa
Jawa sebagai kerajaan Kresna ditandai sebagai daerah Delta Indus di pantai
India Barat terbenam akibat gempa bumi berkepanjangan.Sedang Lanka atau Alengka
sebagai kerajaan Rahwana atau Dasamuka ditengarai di daerah Indonesia pada
akhirnya tenggelam.
Bangsa Aztec melukis
gunung diatas kapal dengan tulisan Aztlan dan orang berdiri diatasnya.Di India
terdapat istilah Pohon Jambu raksasa tumbuh di Gunung Meru Jambudwipa, dan
Pohon Kematian raksasa di Gunung Suci.Orang Indian membuat gambar orang naik
perahu menyeberangi laut dengan latar sebuah gunung meletus dan sebuah kapal
besar, serta seorang raksasa tenggelam.Atlas, orang memikul langit dari Yunani
yang terkenal itu serupa dengan Quetzalcoatl gambar manusia menyangga langit
dari Suku Maya.Orang Mesir pada periode Amratian, 4.000-3.500 SM, membuat
dekorasi yang menggambarkan adanya 2 gunung. Termasuk gambar Lingkaran Bersalib
dari bangsa Celtic mengisyaratkan bentuk landscape kerajaan Atlantis. Plato
menggunakan istilah Banjir Semesta untuk melukiskan betapa dahsyat letusan
Krakatau.
Termasuk dalam bagian tradisi bangsa bangsa, bercocok
tanam di klaim sebagai jejak peradaban Atlantis. Begitu pula tidak mustahil
pengertian ‘setengah manusia’ mencerminkan kondisi masa silam itu, termasuk
pengertian ‘bangsa budak’ tidak tertutup kemungkinan pada masa silam para
pemilik budak memperlakukan budak budak mereka bahkan menyetubuinya sebagai hal
biasa terjadi seakan belum ada etika.Dibalik keluhuran budi penduduk Atlantis,
tidak mustahil ada pula tabiat tabiat buruk menurut ukuran orang
modern.Pengertian budak waktu itu bisa merupakan hubungan antara manusia dengan
setengah manusia, makhluk makhluk berderajat rendah menjadi budak makhluk
berderajat lebih tinggi. Ω
∞∞∞∞
Meskipun tidak didukung bukti ilmiah secara langsung
bahwa banjir dahsyat yang diakibatkan oleh letusan Krakatau adalah Banjir
Semesta Nabi Nuh, dalam konteks sajian buku ini, sudah cukup dijadikan sebagai alasan
bahwa kejadian besar yang layak dijadikan alasan terjadinya banjir dahsyat Nabi
Nuh adalah letusan Krakatau.
Meskipun ada pula yang berpendapat peristiwa besar itu
terjadi pada 6.000 tahun lalu, serta adanya penemuan situs Bahtera Nabi Nuh
diperkirakan menurut uji radiocarbon berusia 4.800 tahun, Arysio Santos lebih
berpendapat ledakan Krakatau itu terjadi pada 11.600 tahun lalu,sebagaimana
telah dipaparkan didepan. Pendapat ini memperkuat pendapat Plato dalam menguak Dunia
Timur yang disebut Atlantis.
Sebenarnya untuk konsumsi ini untuk menentukan sebatas
hubungan peristiwa Banjir Besar Nabi Nuh dengan meletusnya Krakatau, bisa
dilakukan dengan sederhana, terutama tentu saja menurut pandangan dogmatik.
Yang pertama, sejak 20.000 tahun lalu bahkan hingga
sekarang tidak ada satu pun peristiwa bencana yang lebih dahsyat dari pada
Krakatau yang menurut Plato dan Arysio Santos terjadi 11.600 tahun lalu.Sebelumnya
terjadi peristiwa meletusnya Gunung Toba yang lebih dahsyat dari letusan
Krakatau, pada 74.000 tahun lalu.Namun periode itu terlalu jauh dikaitkan dengan
peristiwa banjir Nabi Nuh.
Yang kedua, peristiwa besar yang termuat dalam semua
Kitab agama Samawi adalah peristiwa Banjir Besar Nabi Nuh.Tidak ada peristiwa
sejenis yang lebih besar dari banjir besar Nabi Nuh yang diabadikan dalam Kitab
Suci. Bahkan dengan kejadian itu Tuhan berjanji tidak akan memusnahkan
peradaban di muka bumi untuk kedua kali. Setelah itu sejak rentang waktu 20.000
tahun lalu hingga sekarang tidak ditemukan kejadian katastropis yang serupa
atau lebih besar.Ω
Kronologi
Kejadian menurut Sumber Dogmatik
Periodisasi peristiwa Banjir Semesta Nabi Nuh mempunyai
posisi strategis dan penuh dengan makna dalam rangkaian jaman kehidupan umat
manusia.Bila Atlantis merupakan puncak kehidupan Dunia Lama, Nabi Nuh merupakan
awal dimulai Dunia Baru bagi kehidupan umat manusia sesungguhnya. Dalam buku
ini peristiwa banjir bah dan Nabi Nuh dijadikan titik awal penentu bagaimana
semua sajian mampu disuguhkan secara proporsional dan make sense.
Mengingat alasan yang mendasar itu, sedapat mungkin
setiap detail dari seluruh kejadian maupun berbagai hal dan unsur yang
menyertai, menjadi penting dikemukakan. Dia Sang Nabi adalah generasi-10
manusia, pengemban babak baru, Dunia Baru bagi umat manusia.
Dalam sumber dogmatik, Kitab Kejadian menyebutkan,
Tuhan akan menghapus manusia, hewan dan binatang melata dan burung burung di udara dari muka bumi, sebab bumi sudah penuh dengan kekerasan. Tuhan akan
memusnahkan mereka.
Dari sumber islamik, Nabi Nuh merupakan salah satu
Nabi Ulul Azmi dan Rasul pertama, di antaranya karena telah melaksanakan misi
Tuhan yang menjadi tonggak sejarah keberadaan manusia di bumi. Dalam qur'anik
ada kata kata ‘pengganti’ : “Dan ingatlah
oleh kamu seka-lian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti pengganti
(yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan
tubuh dan perawakanmu (dari pada kaum Nuh itu).(al A’raaf-69)Nabi
Nuh mengawali dan sebagai perintis Dunia Baru bagi umat manusia.Tuhan kemudian
memerintahkan kepada Nabi Nuh untuk membuat Bahtera.
Bahtera itu terbuat dari kayu Gofir dalam bentuk
berpetak petak, ditutup dengan pakal dari luar dan dalam, dan beratap serta dipasang
pintu pada lambungnya. Panjang 300 hasta, lebar 50 hasta dan tinggi 30 hasta, Bahtera
dibuat selama 1 bulan 10 hari, dengan dibantu 3 anak Nabi Nuh, Sem, Ham dan
Yafet.
Seminggu setelah rampung, tepatnya hari ke 17 bulan ke
2, hujan lebat mulai turun meliputi bumi 40 hari 40 malam lamanya. permukaan
air terus meningkat selama 110 hari dan dalam keadaan tergenang selama 150
hari.
Puncak puncak gunung mulai nampak saat hari ke-17
bulan ke-7 sampai hari pertama bulan ke-10.Air mulai surut dari muka bumi dan
terus berkurang, hingga Bahtera kandas di pegunungan Ararat.
Setelah 40 hari Nabi Nuh melepaskan burung
gagak.Seminggu, atau 7 harikemudian, Nabi Nuh melepaskan merpatiyang pertama.Seminggu,
7 harikemudian, dilepas burung merpati yang kedua.Dan seminggu kemudian,
dilepas burung merpati yang ketiga.Sampai disitu, waktu menunjukkan 285 hari,
pada hari ke-1 bulan ke-1 tahun ke-601.Nabi Nuh mulai membuka tutup Bahtera,
melihat muka bumi mulai mengering.
Sejak memasuki Bahtera sudah terhitung 314 hari.Atas
perintah Allah, Nuh kemudian keluar dari Bahtera beserta keluarganya, pada hari
ke-27 bulan ke-2 tahun ke-601.
Nampaknya terdapat waktu jeda sebelum Nabi Nuh turun
keluar dari Bahtera, Nabi Nuh sempat berdiam diri di Bahtera selama 29 hari
menanti perintah Tuhan selanjutnya.
Begitu turun tiba di darat, Nabi Nuh kemudian
melakukan qurban bagi persembahan, dengan mengambil binatang dan burung yang
tidak haram beberapa ekor. Tuhan kemudian berfirman, bahwa Tuhan tidak akan
mengutuk bumi lagi karena manusia. Selama bumi masih ada, tidak akan berhenti
musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.
Kronologi dari Kitab Kejadian ini nampak cukup rinci,
dapat dijadikan sumber informasi maupun referensi bahasan maupun tulisan
berbagai kalangan.Seperti biasanya, sebagai kabar berita teologi cukup tua dan
seiring begitu lamanya waktu berjalan itu, berkembang menjadi berbagai kisah,
cerita cerita epik maupun tradisi bahkan mitos.Memperoleh tanggapan berbagai
pihak, termasuk dari kalangan agama sendiri, geolog maupun arkeolog, menjadikan
kisah banjir besar Nabi Nuh tidak cukup sederhana. Tidak sedikit mitos dan
cerita cerita tradisi keagamaan bermunculan beranjak dari kejadian besar itu,
seperti halnya Epos Gilgamesh, Mitos Sumeria, Epos Atrahasis, Epos Ziusudra
termasuk mitos Yunani dan teks teks India. Kalangan ilmiah tak kalah membentuk
tim tim penyelidikan, hingga tiba pada kesimpulan kesimpulan serta menghadirkan
berbagai teori, di antaranya adalah Geologi Air Bah, polemik demi polemik pun menjamur.
Wyatt Archeological Research berpendapat bukit Judi
itu terletak di Turkhistan yang oleh orang Arab disebut jazirah Ibnu
Umar.Adapula yang lebih menunjuk disebelah selatan Armenia. Para arkeolog
Cornuke dan tim menduga bahtera telah ditemukan di Iran.Mengenai pengertian
kayu Gofir bahan bahtera, belum ada kesesuaian. Ada yang menerjemahkan sebagai
‘kayu persegi’, ‘kayu licin’, ada pula pendapat, kayu itu berasal dari pohon
yang ditanam Nabi Nuh selama 40 tahun sebelumnya. Yang mengundang kontra versi,
akhir akhir ini ada yang berpendapat bahan kayu itu adalah kayu jati.Banyak
terjemahan modern cenderung memilih kayu cypress. Tetapi ada pula yang menyebut
kayu pinus atau aras. Perhatian rupanya tidak cukup berhenti disitu.Beberapa
orang secara terpisah mencoba membuat replika bahtera Nabi Nuh dengan bentuk
sesuai terjemahan mereka.Mereka mencoba mengetahui bentuk bahtera yang tepat,
kapasitas, tinggi, ukuran ukuran maupun kontruksi yang diperlukan.
Dari kalangan Islam pada umumnya tidak meninjau hingga
sejauh itu, yang pada akhirnya hanya mengundang perbedaan pendapat.Dari
kalangan Islam juga tidak banyak disinggung serinci Kitab Genesis diatas. Dalam
qur'anik terkandung beberapa hal yang berkaitan dengan proses kejadian, antara
lain mengenai usia Nabi Nuh, mengenai Gunung Judi, bahan material kapal terdiri
papan dan paku. Dalam tradisi Islam, Abdul Hasan Ali bin al Husayn Masudi (956
M) mengatakan bahwa tempat pendaratan itu dapat dilihat pada masanya.Juga
disebutkan Bahtera itu memulai perjalanan dari Kuffah di Irak Tengah dan
berlayar ke Mekkah, disana Bahtera itu mengitari Ka’bah, sebelum mendarat di
Gunung Judi. Abdullah bin Umar al Baidawi (abad ke-13) mengatakan terdapat 70
orang penyembah berhala bertobat dan ikut masuk ke dalam Bahtera, sehingga
seluruhnya berjumlah 78 orang. Serpihan itu mungkin tidak jauh berbeda dengan
apa yang disebut dalam tradisi rabbanik, adanya raksasa bernama Og dan raja
bernama Basan berada di antara yang diselamatkan.
Baidawi menyebut pada tingkat pertama Bahtera
ditempatkan binatang-binatang liar yang sudah dijinakkan, pada tingkat kedua
ditempatkan manusia, yang ketiga ditempatkan burung burung. Terdapat tiga
lembar papan yang hilang dibawa ke Mesir oleh Og, satu satunya raksasa yang
selamat dari banjir. Nuh berada di Bahtera selama 5-6 bulan sebelum akhirnya
mengeluarkan burung gagak.Namun gagak berhenti untuk berpesta memakan bangkai
bangkai dan oleh karena itu Nabi Nuh mengutuknya dan mengeluarkan burung
merpati. Nabi Nuh meninggalkan Bahtera pada tanggal 10 Muharam, bersama
keluarga dan teman temannya membangun sebuah kota di kaki Gunung Judi dinamai
Thamanin. Nabi Nuh kemudian mengunci Bahtera itu dan memberikan kuncinya kepada
Sem, anaknya. Ibnu Batutah pernah melewati pegunungan itu dalam perjalanannya
pada abad ke-14.Ω
∞∞∞∞
Atas kepastian bahwa meletusnya Krakatau purba terjadi
pada 11.600 tahun lalu berdasar berbagai bukti ilmiah di depan, bisa pula
dipastikan bahwa peristiwa Banjir Semesta Nabi Nuh terjadi di sekitar tahun
itu. Bagaimanapun dalam satu kali peristiwa, letusan Krakatau tidak terjadi
hanya sekali. Hal itu sudah menjadi tabiat alam seperti halnya letusan Krakatau
pada tahun 1883 yang telah digambarkan maupun kejadian letusan gunung-gunung
lain. Demikian pula kejadian yang paling dahsyat, Gunung Toba meletus dalam 4 kali
letusan besar dengan periode letusan lebih panjang.
Ketika terjadi Banjir Semesta, menurut khasanah Islam,
Nabi Nuh berusia 600 tahun.Nabi Nuh as berusia 950 tahun, sehingga pasca
kejadian super hebat itu Nabi Nuh masih mengikuti perkembangan jaman selama 350
tahun.Setelah Bahteranya dikisahkan mendarat di Gunung Ararat, Nabi Nuh
membangun kota bersama 80 orang beriman, dan oleh karenanya kota itu bernama
Themanon. Belakangan kota itu disebut Suq Thamanin dan setelah berkembang Nabi
Nuh bersama pengikutnya memindahkan kotanya ke Babylonia.
Belum diperoleh
keterangan bagaimana kejadian yang dialami dengan adanya musibah besar itu;
dari mana datangnya gelombang pertama kali, dari mana dan kemana arah Bahtera
besar itu terseret sehingga terdampar di Gunung Ararat. Keterangan yang
diperoleh masih sangat terbatas; Nabi Nuh terapung selama 40 hari, terseret
sejauh 520 kilometer dari wilayah Irak ke arah Turki. Keterangan ini perlu
digali lebih jauh dan mungkin diperlukan validasi dengan mengambil korelasi data
dari lain sumber.
Yang pasti musibah
besar itu terjadi 11.600 tahun lalu. Sementara menurut sumber dogmatik Yahudi
Kristen dan Islam menyebut, Nabi Nuh adalah generasi ke sembilan Nabi Adam,
atau sebagai generasi ke 10 sejak Nabi Adam generasi pertama. Nuh adalah putra
Lamekh dan cucu Henokh atau Nabi Idris.Ada yang mengatakan bahwa jarak Nabi Nuh
dengan Nabi Adam adalah 1642 tahun.Sumber biblikal menyebut Nuh lahir 1.056
tahun setelah Nabi Adam, dan lahir setelah Lamekh orang tuanya berusia 182 tahun.Sumber
Quranik menyebut Nuh lahir setelah 126 tahun wafatnya Nabi Adam, tapi adapula
yang menyebut 140 tahun.
Dari sumber dogmatik Wikipedia
dapat diambilkan daftar usia sejak dimulai dari Nabi Adam: Nabi Adam, 930
tahun; Nabi Sis, 912 tahun; Anwas, 371 tahun; Qinan, 910 tahun; Mahlael, 895
tahun; Nabi Nuh, 950 tahun; Metusalah, 969 tahun; Yared, 962 tahun; Nabi Idris,
365 tahun; Lamekh, 777 tahun. Dari turunan usia ini dapat diperkirakan jarak
masa Nabi Adam hingga Nabi Nuh, generasi ke 10, sekitar 7.000-an atau 5.000-an
tahun.
Angka diatas hanyalah
bersifat asumsi, bersifat tidak pasti.Akan tetapi dapat diperkirakan masa Nabi
Adam berkisar (roughly) sekitar 17.000 tahun lalu. Dengan kata lain masa Nabi
Nuh berkisar 10.000 SM dan Nabi Adam berkisar 15.000 SM. Meskipun angka ini
angka perkiraan, diharapkan mengandung sense akurasi. Dan lebih jauh bisa
ditinjau setelah bab bab berikutnya sajian tulisan ini dengan mengaitkan
berbagai faktor.
Yang pertama perlu
menguji dengan, apakah di masa Nabi Nuh telah lahir agama Hindhu.Perdaban Mesir
dengan dinasti Fir’aun belangsung sejak 8.000 SM atau 10.000 tahun lalu terlalu
dekat dengan masa Nabi Nuh.Dan bila tidak, periode Fir’aun yang mana yang
bertemu dengan Nabi Musa.Bagaimana dengan masa Nabi Ibrahim, kemudian Nabi
Sulaiman.Kemudian mengaitkan dengan kejadian kejadian yang berkaitan dengan keberadaan
para Nabi lainnya menurut tinjauan ilmiah atau dengan bukti bukti.
Dikaitkan dengan
periode Atlantis, Atlantis disebutkan berlangsung sekitar 3.000-5.000 tahun.Angka
moderat sebuah peradaban mencapai puncak seperti Atlantis yang dilukiskan spektakuler,
bisa diambil angka 3.000 tahun atau sekitar 15.000 tahun lalu. Angka itu
sepertinya bertepatan dengan masa Nabi Adam, mungkinkah ?
Sementara antara
berakhirnya Atlantis 11.600 tahun lalu dengan periode awal dinasti Raja Raja
Mesir 10.000 tahun lalu, nampak cukup serasi. Artinya begitu Atlantis berakhir
11.600 tahun lalu, orang Atlantis yang mengungsi ke wilayah Mesir segera bangkit
kembali membangun peradaban tiruan pada 10.000 tahun lalu seperti peradaban
Atlantis yang pernah mereka alami. Ω
... oo۞oo ...
Sumber:
www.xa.yimg.com
No comments:
Post a Comment