Manusia Modern ada sebelum Gunung Toba Meletus ?
Manusia modern hidup di India
sebelum terjadinya letusan Gunung Toba, jauh lebih awal dibandingkan
penyebaran manusia modern di Eropa ataupun Asia Barat.
Gunung Toba (super volcano) telah
meletus secara eksplosif beberapa kali selama kurun waktu 1,2 juta tahun
terakhir. Dalam kurun waktu itu, letusan yang terbesar dan paling
merusak Bumi terjadi sekitar 74,000 tahun yang lalu. Diperkirakan
material vulkanik dimuntahkan sekitar 2800 kilometer kubik selama
terjadinya letusan super, jauh lebih besar dari letusan Krakatau dan
Pinatubo.
Ketika terjadinya letusan Gunung Toba 74,000 tahun yang lalu, manusia dari berbagi wilayah bumi termasuk Neanderthal
dan Homo Floresiensis harus beradaptasi dengan cuaca dingin. Semua
spesis menciptakan alat batu, mengumpulkan tanaman dan hewan buruan
sebagai mata pencaharian.
Catatan iklim Palaeo yang dikombinasikan
dengan data genetik mungkin menunjukkan penurunan drastis jumlah
manusia yang selamat ketika terjadinya ledakan (bottleneck). Salah satu
misteri yang paling penting dalam memahami dampak letusan Gunung Toba
adalah kurangnya penelitian arkeologi melihat sisa-sisa yang sebenarnya
ditinggalkan oleh manusia modern, sisa-sisa peninggalan yang secara langsung tertutupi hujan abu diwilayah India.
Penelitian Genetik Manusia Modern India
Menurut teori Bottleneck Genetik, antara
50,000 dan 100,000 tahun yang lalu populasi manusia menurun tajam
sekitar 3,000 hingga 10,000 orang yang selamat. Perkiraan ini didukung
bukti genetik menunjukkan bahwa manusia yang ada saat ini adalah
keturunan dari populasi yang sangat kecil antara 1000 hingga 10,000
pasangan sekitar 70,000 tahun yang lalu.
Para pendukung teori Bottleneck Genetik
menunjukkan bahwa letusan Toba mengakibatkan bencana ekologis global,
termasuk perusakan vegetasi dengan kekeringan parah diwilayah hutan
hujan tropis dan musiman. Musim dingin vulkanik terjadi selama 10 tahun
dipicu letusan gunung telah menghancurkan sumber makanan manusia dan
menyebabkan penurunan berat dan ukuran populasi. Perubahan lingkungan
menghambat perkembangan spesies, termasuk diantaranya Hominid. Perbedaan
genetik antara manusia modern mencerminkan perubahan spesis dalam
70,000 tahun terakhir, teori ini lebih mungkin daripada diferensiasi
bertahap selama jutaan tahun.
Baru-baru ini penelitian genetik membantah adanya bukti keberadaan manusia modern
di Asia Selatan sebelum letusan Gunung Toba di Sumatera yang terjadi
sekitar 74,000 tahun lalu. Penelitian tersebut diberitakan Proceedings
of the National Academy of Sciences yang menyertakan hasil analisis
tentang keberadaan manusia modern.
Letusan Gunung Toba dianggap sebagai
salah satu bencana yang menakutkan karena peristiwa ini menyangkut
evolusi manusia sekitar 74,000 tahun yang lalu, baik sebelum maupun
sesudah letusan gunung. Seperti yang diungkapkan Prof Martin Richards
dari University of Huddersfield tahun 2005 lalu, penelitian ini
melibatkan bukti DNA mitokondria yang menunjukkan bahwa manusia modern
secara anatomis tersebar dari Afrika. Dimana Afrika dianggap sebagai
tanah kelahiran yang tersebar sepanjang jalur pantai selatan, dari Horn
hingga Saudi terjadi sekitar 60,000 tahun yang lalu pasca letusan Toba.
Akan tetapi, para arkeolog menggali dan
menemukan bukti baru di India kemudian mengklaim bahwa manusia modern
berada diwilayah India sebelum terjadinya letusan Gunung Toba, jauh
lebih awal (120,000 tahun yang lalu) dibandingkan penyebaran manusia
modern di Eropa ataupun wilayah Timur Tengah. Temuan ini didasarkan pada
penemuan alat batu yang terdapat dibawah lapisan abu Toba, yang
tersebar keseluruh dunia.
Salah satu hal yang tidak disertakan
pada penelitian tahun 2005 adalah bukti dari India, yaitu urutan
mitokondria. Dengan menggunakan DNA mitokondria pada populasi yang ada
saat ini dan memproyeksikan berbagai bukti lain dalam penelitian, hal
ini menghasikan estimasi yang lebih tepat untuk memperkirakan waktu
kedatangan manusia modern di India. Bukti menunjukkan penyebaran dari
Afrika dan pemukiman India tidak lebih awal dari 60,000 tahun yang lalu.
Kesamaan arkeologi erat hubunganya
dengan teknologi alat batu Afrika dan India setelah 70,000 tahun yang
lalu. Kemudian fitur budaya seperti manik-manik dan ukiran menunjukkan
kemiripan bahan India bersumber dari wilayah Afrika. Jadi, ada manusia modern
di India sebelum letusan Toba, karena bukti alat-alat batu ditemukan
disana tapi mereka bisa saja spesis Neanderthal atau populasi pra-modern
lainnya.
Sementara manusia kuno yang hidup di
Asia Barat dan Eropa tergantikan oleh manusia modern sekitar 50,000
hingga 40,000 tahun lalu yang diiringi teknologi baru, diperkirakan awal
manusia Neanderthal hidup diwilayah tersebut.
Sumber:
http://storyofagthi.blogspot.com/2013/06/manusia-modern-ada-sebelum-gunung-toba.html
No comments:
Post a Comment