Pages

Friday, October 10, 2014

Inilah Wujud Stensil Tangan Tertua di Dunia yang Ditemukan di Sulawesi

Inilah Wujud Stensil Tangan Tertua di Dunia yang Ditemukan di Sulawesi

Jumat, 10 Oktober 2014 | 08:19 WIB
Nature Lukisan stensil tangan tertua di dunia berusia 39.900 tahun di Leang Timpuseng, Sulawesi (kanan atas). Lukisan itu berdampingan dengan lukisan babirusa tertua berusia 35.400 tahun yang ada di kiri bawah.


KOMPAS.com
- Menganalisis deposit kalsit pada sejumlah lukisan goa di kawasan karst Maros, Sulawesi, tim arkeolog Indonesia dan Australia berhasil mengungkap bahwa sebuah lukisan stensil tangan di Leang Timpuseng adalah yang tertua di dunia.

Usia lukisan itu minimal 39.900 tahun. Artinya, bisa lebih tua. Dengan usia tersebut, lukisan stensil tangan tersebut lebih tua dari lukisan sama yang dianggap sebagai yang tertua sebelumnya, yaitu stensil tangan berusia 37.300 tahun di El Castillo, Spanyol.

Seperti apa sebenarnya lukisan stensil tangan tersebut? Adam Brumm, Muhammad Ramli, dan Budianto Hakim yang terlibat dalam penelitian menguraikan dalam publikasi di Nature pada Rabu (8/10/2014).

Lukisan stensil tangan, seperti namanya, berwujud gambar tangan. Lukisan tersebut dibuat dengan menyemprotkan pigmen basah di sekitar tangan yang diposisikan mendorong permukaan dinding gua.

Stensil tangan yang ditemukan di Leang Timpuseng terletak pada ketinggian 4 meter. Lukisan sejatinya berwarna kemerahan namun kini memudar karena dimakan waktu. Meski demikian, jejak warna masih terlihat di sekitar gambar tangan.

Nature Stensil tangan di Sulawesi berusia 39.900 tahun menjadi yang tertua di dunia saat ini.

Sejumlah deposit kalsit dijumpai di sekitar lukisan. Deposit kalsit berbentuk benjolan-benjolan kecil berukuran 5-20 mm, karenanya secara populer sering disebut "cave popcorn" atau berondong gua.

Analisis deposit kalsit inilah yang memungkinkan arkeolog mengetahui umur stensil tangan. Sampel deposit kalsit diambil dan dianalisis dengan basis penanggalan uranium. Usia ditentukan berdasarkan perbandingan isotop uranium dan thorium.

Stensil tangan ini mungkin terlihat sederhana namun mampu membuat arkeolog berpikir ulang tentang penyebaran jenis seni ini. Lewat temuan ini, terungkap bahwa stensil tangan tidak hanya berkembang di Eropa, tetapi di wilayah timur seperti Indonesia.

Temuan ini juga membuat para ilmuwan berpikir bahwa kemampuan manusia membuat lukisan tangan mungkin sudah dimiliki sejak sebelum migrasi ke luar Afrika. Ketika berpindah, mereka pun membawa kemampuan itu dan meninggalkan jejak di setiap lokasi tinggalnya.


Penulis: Yunanto Wiji Utomo
Editor : Yunanto Wiji Utomo



Sumber:
http://sains.kompas.com/read/2014/10/10/08191031/Inilah.Wujud.Stensil.Tangan.Tertua.di.Dunia.yang.Ditemukan.di.Sulawesi?utm_campaign=related_left&utm_medium=bp&utm_source=news

No comments:

Post a Comment