Pages

Wednesday, October 22, 2014

'Kutukan' dan Wajah di Balik Topeng Emas Firaun Tutankhamun

'Kutukan' dan Wajah di Balik Topeng Emas Firaun Tutankhamun

21 Okt 2014 07:00

Firaun Tutankhamun
Liputan6.com, Kairo - Firaun Tutankhamun mati muda, dalam usia sekitar 19 tahun. Jasadnya kemudian dimumikan, ditempatkan dalam peti berlapis emas lengkap dengan topeng yang menggambarkan wajahnya yang terlihat kokoh dalam segala kemegahan.

Namun, penelitian DNA menguak, sosok di balik itu nyatanya diduga  bergigi kelinci, memiliki posisi kaki yang bengkok ke bawah dan memutar ke dalam (clubfoot), dengan pinggul besar mirip perempuan.

Dan alih-alih gambaran raja muda yang suka balap kereta, Firaun Tut -- begitu julukannya -- mengandalkan tongkat untuk berkeliling selama masa pemerintahannya pada Abad ke-14 Sebelum Masehi.

Hal tersebut berdasarkan hasil 'otopsi virtual', yang terdiri atas lebih dari 2.000 pemindaian komputer, yang dilakukan secara tandem dengan analisis genetik keluarga Tutankhamun -- yang mendukung bukti bahwa orangtuanya adalah kakak beradik.

Para ilmuwan yakin, pernikahan sedarah itu mengakibatkan Tut mengalami gangguan fisik yang dipicu ketidakseimbangan hormon. Sejarah keluarganya itu juga bisa saja membuatnya mati muda.

Sejumlah mitos menyebut, sang firaun meninggal karena dibunuh atau jadi korban kecelakaan kereta -- karena ditemukan retak pada kepalanya dan bagian lain dari kerangka tubuhnya.


Namun kini, para ilmuwan yakin, ia mungkin tewas akibat penyakit turunan sebab hanya satu patah tulang yang terjadi sebelum ia meninggal. Kondisi retak-retak lain di sekujur jasadnya diduga sebagai akibat penanganan setelah kematian. Saat jenazah diubah jadi mumi. Sementara kakinya yang bengkok tak memungkinkan ia ikut balap kereta.

Albert Zink dari Institute for Mummies and the Iceman di Italia mencoba mengungkap kebenaran asal usul Tutankhamun dari DNA.

Ia menemukan, Tut lahir setelah ayahnya  Akhenaten -- yang dijuluki 'firaun sesat' -- berhubungan dengan adik kandungnya sendiri. Kala itu, incest bukan hal yang tabu di zaman Mesir Kuno, masyarakat kala itu tak tahu implikasi kesehatan pada keturunan yang diakibatkan perkawinan sedarah itu.

Hutan Ashrafian, dosen pembedahan di  Imperial College London menjelaskan, sejumlah anggota keluarga dekat Tut menderita kelainan yang bisa dijelaskan sebagai akibat ketidakseimbangan hormonal. "Banyak pendahulunya yang meninggal dalam usia renta. Namun, belakangan banyak yang mati muda," kata dia seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (20/10/2014).

Ahli radiologi Mesir,  Ashraf Selim menambahkan,  otopsi visual menunjukkan jari-jari kaki Tut mengalami kelainan. "Atau dengan kata lain ia berjalan pincang," kata dia. "Dan hanya pada satu titik di mana retak tulang terjadi sebelum kematiannya. Di lutut."

Bukti keterbatasan fisik Raja Tut didukung bukti 130 tongkat jalan yang ditemukan di makamnya.
Selanjurnya: Kutukan dan Kelamin yang Berdiri...




Sumber:
http://news.liputan6.com/read/2121993/kutukan-dan-wajah-di-balik-topeng-emas-firaun-tutankhamun 

No comments:

Post a Comment