Pages

Friday, October 10, 2014

Lukisan Purbakala di Gua Sulawesi Ubah Sejarah Seni Dunia

Lukisan Purbakala di Gua Sulawesi Ubah Sejarah Seni Dunia

Eropa tak bisa lagi klaim yang pertama mengembangkan lukisan abstrak.

Kamis, 9 Oktober 2014, 13:30
Lukisan gua di Sulawesi diklaim sebagai yang tertua di Asia. Temuan ini ditemukan oleh para arkeolog dari Indonesia dan Australia. Kamis (9/10/2014)
Lukisan gua di Sulawesi diklaim sebagai yang tertua di Asia. Temuan ini ditemukan oleh para arkeolog dari Indonesia dan Australia. Kamis (9/10/2014) (VIVAnews/Ahmad Rizaluddin)
VIVAnews - Tim arkeolog dari Pusat Arkeologi Nasional Indonesia memperoleh temuan baru berupa lukisan gua gambar tangan dan binatang yang diperkirakan berumur 40.000 tahun di Kabupaten Maros dan Pangkep, Sulawesi Selatan.

Lukisan itu termasuk yang tertua di dunia pada budaya manusia di Indonesia. Eksplorasi lukisan ini bekerjasama dengan arkeolog dari Universitas Wollongong dan Universitas Griffith Australia.

Salah satu peneliti, Budianto Hakim mengungkapkan, temuan ini mengubah pemahaman masyarakat dunia yang selama ini menganggap, manusia modern pertama yang meninggalkan jejak lukisan gua ada di Spanyol yang juga memiliki lukisan gua berumur sekitar 40 ribu tahun.

"Hasil dari penelitian ini mengubah pemahaman masyarakat dunia, yang sebelumnya lukisan di gua awal manusia pernah ditemukan di Spanyol. Ternyata hasil temuan ini, manusia modern awal ada di gua-gua daerah Maros," kata Budito dalam konfresi pers di Kantor Pusat Arkeologi Nasional, Jakarta Selatan, Kamis, 9 Oktober 2014.

Budi menjelaskan, sedikitnya ada 138 gua di Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep yang akan diobservasi. Sejauh ini baru 93 gua telah diobservasi dan memiliki lukisan bergambar tangan dan binatang.

"Dari semua gua itu, 93 gua diobservasi dan memiliki lukisan. Sedangkan 30 gua tidak memiliki lukisan dan tujuh gua yang kami ambil sampel," ujarnya.

Selain di Maros, sebelumnya juga ditemukan gua memiliki lukisan di wilayah Kalimantan dan Sumatera. Namun, apakah gua berlukisan di kedua wilayah itu berkaitan dengan doa di Maros dan Pangkep, Sulsel masih diteliti.

"Ini perlu pembuktian-pembuktian lebih lanjut. Sebagai peneliti, ini perlu ada lanjutan dari dalam negeri dan luar," katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh arkoelog Australia, Adam Brumm, menurutnya penemuan ini sangat penting untuk dikembangkan. Sebab manusia modern zaman pra sejarah tidak hanya terdapat di daratan Eropa.

"Dulu 100 tahun lalu teori di Eropa mengatakan jika di Indonesia tidak memiliki lukisan indah di gua selama berabad-abad jadi terpatahkan. Ini menjadi fakta, di Indonesia ditemukan lukisan purba berumur 40.000 tahun silam. Penelitian ini harus terus dikembangkan," kata Adam.

Bahkan, menurut Adam, manusia modern yang mengukir gambar tangan dan binatang di gua yang diindikasi sebagai budaya nenek moyang dari manusia di seluruh dunia.

"Temuan ini dimungkinkan menjadi petunjuk nenek moyang seluruh manusia di dunia. Karena masih banyak lukisan-lukisan gua yang belum kami teliti di Maros dan Pangkep, yang belum tahu berapa lama umurnya," katanya.

Selama ini, lukisan purbakala di Cantabria, Spanyol dinobatkan sebagai yang tertua karena rata-rata usianya, di beberapa situs, sekitar 30.000 tahun lalu. Bahkan ilmuwan percaya jika lukisan itu dibuat oleh Neandertal yang datang ke Eropa sebelum manusia modern muncul.

Lukisan purbakala lain yang diklaim tertua ada di Gibraltar dan di Gua Lauscaux di bukit Vezere, wilayah Dordogne, Prancis. Di gua terakhir itu terdapat setidaknya 2.000 gambar hewan, manusia dan simbol abstrak yang digambar di dinding gua dengan pigmen mineral.

Lukisan purbakala di gua Indonesia pertama kali ditemukan pada 1950-an.
Arkeolog dari Universitas Wollongong dan Griffith University di Brisbane menemukan jika lukisan berupa cetakan tangan di gua Maros, Sulawesi, berusia 39.000 tahun dan menjadi yang tertua di dunia untuk jenis itu. Mereka juga menemukan lukisan babirusa yang berusia 35.400 tahun.

"Eropa tidak bisa lagi secara eksklusif mengklaim sebagai yang pertama mengembangkan lukisan abstrak. Setidaknya, penduduk asli di Indonesia juga berhak mengklaim hal yang sama," kata Dr. Anthony Dosseto, Direktur Laboratorium Isotope Geochronology, Universitas Wollongong.


©
VIVA.co.id
http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/546412-lukisan-purbakala-di-gua-sulawesi--ubah-sejarah-seni-dunia 

No comments:

Post a Comment