Pages

Sunday, November 9, 2014

Presiden Terima Penulis “Eden Of The East”

Presiden Terima Penulis “Eden Of The East”

STUDI TENTANG INDONESIA : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima kunjungan pakar genetik dan struktur DNA manusia dari Universitas Oxford Inggris, Prof Stephen Oppenheimer (kiri) di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/2). Penulis buku legendaris “Eden in The East” tersebut datang ke Indonesia untuk menjadi pembicara utama pada 4th International Conference on Indonesian Studies, 9-11 Pebruari 2012 di Denpasar, Bali yang akan membahas studi tentang Indonesia masa lalu, masa kini dan masa depan dari perspektif sejarah.  (ant )
Jakarta ( Berita ) :  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan Professor Stephen Oppenheimer dari Universitas Oxford yang menulis buku Eden of The East, Kamis [02/02] siang. Oppenheim merupakan ilmuwan ahli genetika dan DNA dari salah satu universitas terkemuka di Amerika Serikat.
Dalam bukunya ia menjelaskan bahwa terdapat bukti peradaban dari sebuah benua Sundaland yang berkembang dengan baik pada zaman es. Peradaban itu kemudian menyebar bersama dengan akhir zaman es dan peningkatan permukaan air laut di mana terbentuk benua-benua dan kepulauan seperti saat ini.
Oppenheim menyampaikan tesis bahwa ini merupakan cikal bakal kebudayaan yang berkembang di Asia saat ini bahkan di belahan dunia lainnya.
Presiden menerima kunjungan Oppenheim di Kantor Presiden Jakarta, didampingi Mendikbud Muhammad Nuh, Rektor Universitas Indonesia Gumilar Rusliwa dan sejumlah pejabat lainnya.
Rektor UI
Rektor Universitas Indonesia Gumilar Rusliwa dalam keterangan pers di Kantor Presiden Jakarta, usai mendampingi Professor Stephen Oppenheim bertemu dengan Presiden Yudhoyono, Kamis [02/02] siang mengatakan seminar itu akan membahas mengenai Indonesia dari sisi keragaman dan juga kondisi yang pernah dilalui, serta kondisi saat ini untuk menghadapi masa depan.
Universitas Indonesia akan menyelenggarakan konferensi internasional tentang Indonesia dengan mengundang para ahli tentang Indonesia dari berbagai negara “Seminar tersebut akan berlangsung pada 9 Februari hingga 10 Februari 2012 dihadiri oleh Indonesianis ( pakar tentang Indonesia,red) dari berbagai negara yang akan bertukar pikiran mengenai tema tersebut,” kata Rektor UI.
Mendikbud M. Nuh (kiri), pakar genetik dan struktur DNA manusia dari Universitas Oxford Inggris, Prof Stephen Oppenheimer (tengah) dan Rektor Universitas Indonesia Prof Gumilar R. Somantri (kanan) memberikan keterangan pers di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/2). Penulis buku legendaris “Eden in The East” tersebut datang ke Indonesia untuk menjadi pembicara utama pada 4th International Conference on Indonesian Studies, 9-11 Pebruari 2012 di Denpasar, Bali yang akan membahas studi tentang Indonesia masa lalu, masa kini dan masa depan dari perspektif sejarah. (ant )
Gumilar Rusliwa menjelaskan topik keragaman Indonesia dan masa depan Indonesia sangat penting serta menarik. “Dari apa yang terjadi di masa lalu kita bisa mengambil pelajaran untuk menghadapi masa depan,” katanya.
Stephen Oppenheim, seorang ahli genetika dan DNA dari Green Collage Oxford University yang menjadi salah satu pembicara kunci dalam konferensi tersebut, menulis buku tentang adanya sebuah benua yang dikenal dengan Sundaland. Benua tersebut sudah memiliki peradaban dan hilang karena akhir jaman es dan terjadi kenaikan permukaan air laut. Dalam pertemuannya dengan Presiden, Oppenheim mendiskusikan mengenai tesis dan buku yang ditulisnya.
“Presiden usulkan pada Mendikbud (Muhammad Nuh,red) dan Universitas Indonesia untuk mengadakan konferensi lanjutan. Presiden sebagai ketua ASEAN menginginkan melihat ada energi baru ASEAN dan optimisme pembangunan bersama, meski perlu riset lebih lanjut,” katanya Gumilar.
Sementara itu,  Mendikbud Muhammad Nuh mengatakan tema konferensi sangat penting dan bisa mendorong pembangunan karakter dan kebudayaan nasional di masa mendatang. (ant )


Sumber:
http://beritasore.com/2012/02/02/presiden-terima-penulis-eden-of-the-east/

No comments:

Post a Comment