Pages

Tuesday, December 2, 2014

Gunung Padang Diduga Tempat Pemujaan Purbakala

Gunung Padang Diduga Tempat Pemujaan Purbakala

Ditemukan punden berundak di sekitar lokasi.

ddd
Selasa, 2 Desember 2014, 17:12
Sejumlah pengunjung berwisata di situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (20/11).
Sejumlah pengunjung berwisata di situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (20/11).(ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
VIVAnews - Sejumlah peneliti dari berbagai institusi dan lembaga terus melakukan riset untuk mengungkap Situs Gunung Padang yang berada di kawasan Cianjur, Jawa Barat. Beberapa riset mengungkapkan, struktur bangunan yang ada sudah berusia 5200 SM.

Hal itu diungkapkan salah satu arkeolog dari Departemen Arkeologi FIB UI, Ali Akbar usai menjadi pembicara di seminar Sehari Arkeologi Situs Gunung Padang: Metodologi dan Etika Riset Serta Keragaman Perspektif di Gedung FIB UI, Depok, Selasa, 2 Desember 2014.

"Dari hasil penelitian saya, ada struktur bangunan usianya sudah 5200 SM," ujar Ali.

Ia menjelaskan, Situs Gunung Padang adalah situs yang pernah ditinggali masyarakat. Kemudian ada satu periode situs tersebut ditinggalkan. Bentuk bangunan yang ada di situ disebutnya punden berunda-undak. Ini disinyalir sebagai tempat penyembahan.

Situs Gunung Padang telah dicatat pada zaman penjajahan Belanda oleh NJ Krom sejak 1914. Dan sejak 1976, penelitian situs Gunung Padang sudah dilakukan. Kemudian, pada tahun 1998, pemerintah menetapkan situs ini sebagai benda cagar budaya.

"Ini harus segera dipugar karena ini identitas, bahwa jauh sebelum Masehi, kita adalah bangsa yang sudah mapan, sudah bisa membedakan dan melakukan mineralisasi, mengolah logam. Ternyata kita menemukan, logam yang tua awalnya ada di kita. Jika itu (pemugaran) dilakukan maka masyarakat dunia akan menaruh hormat kepada Indonesia karena memiliki peradaban yang paling tua. Indonesia punya banyak manusia purba. Kita punya kepurbakalaan yang tua," katanya.

Hasil riset UI

Beberapa riset yang dilakukan pihaknya, kata Ali, yaitu dengan melakukan pengumpulan data dari sebelum ekskavasi, ekskavasi dan pasca ekskavasi.

"Metodenya, ketika arkeolog melakukan ekskavasi, dia melakukan pertimbangan, lalu melakukan pengelupasan atau penggalian. Sebelumnya dia harus mencari data yang banyak. Jadi pengumpulan data pra ekskavasi dan saat ekskavasi. Penafsiran data menggunakan konsep dan teori geologi, arsitektur, geografi, teknik sipil, fitologi, astronomi dan lainnya," ujarnya.

Berdasarkan penelitian, di Situs Gunung Padang tidak ditemukan adanya tengkorak atau kerangka manusia. Sehingga disinyalir tempat itu bukan pemakaman melainkan sebagai tempat pemujaan masyarakat pada zaman dahulu.

"Sudah diteliti, tidak ada kerangka manusia dan pemakaman, seperti di piramida Mesir. Sepertinya ini sebagai tempat pemujaan. Di sini ditemukan ada tembikar, seperti tembikar untuk upacara, seperti sesajen. Juga tidak ada pertanda seperti nisan," ujarnya.


© VIVA.co.id
http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/564482-gunung-padang-diduga-tempat-pemujaan-purbakala

No comments:

Post a Comment