Jejak Peninggalan Neolitikum di Batujaya
Politikindonesia - Situs
Batujaya begitu penting untuk penggalian jejak prasejarah dan awal
sejarah bangsa Indonesia. Situs ini menghadirkan artefak dan kerangka
manusia yang begitu lengkap. Tak pernah dalam sejarah arkeologi
ditemukan artefak dan kerangka manusia pembuatnya dalam satu tempat
secara sangat lengkap.
Batujaya adalah
sebuah desa di pinggir Sungai Citarum. Posisinya sekitar 20 km dari
Ujung Karawang, tempat bermuaranya Sungai Citarum di Laut Jawa yang
membentuk delta. Disinilah, pada 1984 ditemukan sebuah situs peninggalan
menyingkapkan artefak-artefak penting pra-sejarah (Neolitikum) Jawa
Barat dan Indonesia.
Situs Batujaya terletak di tengah hamparan sawah. Sekitar 25 km sebelah timurnya ada
situs serupa yang dinamakan situs Cibuaya. Cibuaya terletak 5 km dari
tepi pantai. Diduga, sebelumnya Batujaya dan Cibuaya terletak di tepi
pantai laut jawa. Sedimentasi kuarter yang sangat aktif di delta muara
Citarum, membuat kedua daerah itu tak lagi berada di pantai.
Situs Batujaya,
ditemukan pada tahun 1984. Sejak itu, selama 27 tahun situs ini digali
dan dipelajari para ahli arkeologi Indonesia dan mancanegara. Pada awal
ditemukan, situs ini mulanya berupa bukit-bukit kecil di tengah sawah
yang tertimbun tanah. Penduduk setempat biasa menyebutnya unur-unur (bukit-bukit kecil). Pasca penemuan itu, hampir semua unur-unur tersebut kini berubah wujud menjadi candi-candi hasil rekonstruksi dan lubang-lubang parit dan terbuka galian para arkeolog.
Hasan Djafar, ahli
arkeologi UI yang merupakan kepala tim penggalian situs Batujaya,
menerangkan, pihaknya telah menemukan banyak penemuan artefak di situs
batujaya. Seperti bongkahan bata merah yang kemudian direkonstruksi
kembali menjadi candi-candi yang cukup besar, tembikar-tembikar,
manik-manik, tablet-tablet tanah liat.
Penemuan yang cukup
mengejutkan adalah puluhan kerangka manusia yang masih utuh dari
tengkorak sampai tapak kaki, pada Juli 2006. Untuk meneliti temuan itu,
dua arkeologi berkebangsaan Prancis dan Belanda khusus datang ke situs
ini untuk melakukan ekskavasi kerangka-kerangka di situs itu. Mereka mengambil
beberapa sampel tulang dan gigi dan akan melakukan penelitian DNA atas
fosil tulang dan gigi guna mendapatkan data karakteristik ragawi yang
lebih lengkap.
Sekedar catatan,
dalam metode terbaru arkeologi, pengambilan spesimen fosil suatu ras
manusia harus dilakukan oleh ahli arkeologi dari ras berlainan. Bisa
jadi, ini untuk menghindarkan kontaminasi saat pengambilan sampel.
Kerangka manusia di Batujaya diperkirakan dari ras Indonesia, yaitu
Mongolid, maka yang mengambil sampel adalah orang2 dari ras Eropa
(Kaukasoid).
Selama lebih 25
tahun penelitian, situs Batujaya, didapat kesimpulan sementara bahwa
situs ini berumur di ambang pra-sejarah dan sejarah Indonesia. Artinya,
situs ini ada di abad ke-4 dan ke-5 Masehi, karena batas pra-sejarah dan
sejarah Indonesia adalah tahun 400 Masehi.
Yang menarik, Candi
Batujaya terbuat dari batamerah dan mempunyai ciri-ciri candi Budha.
Tembikar dan manik-manik yang ditemukan adalah dari masa Neolitikum. Votive tablets (semacam cap) terbuat dari tanah liat bakar bertuliskan tulisan pendek dalam aksara Palawa.
http://gunungtoba2014.blogspot.com
Hasil penelitian
ini, meruntuhkan mitos bahwa di Jawa Barat tidak ada candi lain selain
Candi Cangkuang (candi Syiwa) di Leles Garut. Candi Batujaya justru
adalah candi yang paling tua di tanah Jawa yang berasal dari abad ke-4
atau ke-5. Candi Batujaya juga meruntuhkan mitos bahwa candi yang
berumur lebih muda saja yang dibangun dari bata merah. Sedangkan candi
yang lebih tua dibangun dari batuan gunung (andesitik) seperti model candi Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Ahli menyimpulkan,
aksara dari tanah liat yang ditemukan di Batujaya sama dengan aksara
yang dipakai pada sejumlah prasasti di Tarumanagara yang ditemukan lebih
tersebar di daerah Jawa Barat. Arkeolog kini tengah menggali hubungan
Batujaya dengan Tarumanegara dan juga kerajaan-kerajaan Sunda sesudahnya
seperti kerajaan Galuh, Sunda, Pajajaran. Penanggalan absolut dan
posisi stratigrafik situs Batujaya dan situs-situs lainnya di Jawa Barat
akan menjawab hal ini.
Hingga kini,
penggalian dan penelitian di Situs Batujaya masih terus berlangsung.
Analisis laboratorium atas sampel-sampel artefak dan fosil dari Batujaya
masih terus dilakukan. Data hasil analisis DNA pada kerangka manusia
yang ditemukan di situs ini dipercaya akan mengungkapkan lebih banyak
fakta tentang zaman itu.
Dengan sejumlah
peninggalan yang dimilikinya, situs Batujaya begitu penting untuk
pengetahuan prasejarah dan awal sejarah bangsa Indonesia. Baru pada
situs inilah ditemukan artefak dan kerangka manusia yang begitu
lengkapnya. Belum pernah dalam sejarah arkeologi ditemukan artefak dan
kerangka manusia pembuatnya dalam satu tempat secara sangat lengkap.
Siapa tahu, situs Batujaya kelak mampu mengungkapkan bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa yang telah berbudaya tinggi, bahkan sejak zaman
pra-sejarah sekalipun.
Sumber:
http://www.politikindonesia.com/index.php?k=politisiana&i=21203-Jejak-Peninggalan-Neolitikum-di-Batujaya
No comments:
Post a Comment