Pages

Monday, May 26, 2014

Potensi Wisata Budaya dan Wisata Petualangan di Kutai Timur

Potensi Wisata Budaya dan Wisata Petualangan di Kutai Timur

Oleh: H. Gunadi Kasnowihardjo
Objek-objek tinggalan budaya masa lalu biasanya ditemukan pada lokasi yang angker-angker (wingit), jauh dari keramaian, bahkan adapula yang sangat sulit untuk dijangkau. Objek-objek seperti tersebut di ataslah yang aman dari gangguan tangan-tangan jahil. Tetapi apa artinya suatu potensi apabila tidak dapat diambil manfaatnya ? Oleh karena itu antara pelestarian dan pemanfaatan sangat dibutuhkan langkah-langkah yang benar-benar arif dan bijaksana, agar dua sector yang berlawanan tujuan tersebut dapat dikemas dalam satu paket yang utuh.
Gua Tengkorak
Ada beberapa bentuk “kemasan wisata” dari tinggalan budaya masa lampau, yang sangat lazim adalah kemasan wisata budaya, dan yang baru dan perlu dikembangkan adalah bentuk kemasan wisata religi atau wisata ziarah. Seperti telah disebutkan di atas bahwa objek-objek tinggalan budaya masa lalu kadang-kadang ditemukan di suatu lokasi yang sangat sulit dijangkau. Salah satu contoh temuan gua-gua prasejarah di kawasan Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur.


Gua-gua prasejarah di Kabupaten Kutai Timur ditemukan di suatu kawasan pegunungan kapur ditengah hutan yang belum banyak terganggu oleh “campur tangan” manusia. Selain mempunyai ciri-ciri bekas hunian manusia purba, pada dinding gua-gua tersebut banyak ditemukan rock art paintings yang sangat indah dan beragam serta tidak banyak ditemukan di tempat lain di Indonesia. Untuk mencapai gua-gua prasejarah di atas kita harus melewati hutan belantara, menyusuri sungai dan memanjat tebing yang cukup terjal. Oleh karena tingkat kesulitan dan beaya yang cukup tinggi, maka para ahli prasejarah maupun peneliti gua yang telah mengunjungi situs tersebut masih dapat dihitung dengan jari.
Garca bertato di Gua Tewet

Dengan demikian, seperti telah disebutkan di atas bahwa semaksimal mungkin potensi yang kita miliki dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Demikian pula dengan potensi sumberdaya budaya dan alam yang dimiliki oleh Kabupaten Kutai Timur ini. Untuk itu diperlukan satu system pengelolaan yang professional, dan salah satu gagasan yang masih bersifat awal yaitu perlunya “kemasan wisata budaya dan wisata petualangan”.

Kalimantan Timur, khususnya Kabupaten Kutai Timur selain mempunyai potensi sumberdaya arkeologi yang sangat menarik, potensi sumberdaya alamnya pun sudah lama diminati oleh para investor, terutama investor mancanegara. Keberadaan para investor tersebut sudah saatnya harus dimanfaatkan dalam perencanaan pembangunan di daerah, antara lain dalam hal sumbangan dana maupun fasilitas-fasilitas yang mereka miliki. Oleh karena itu kita harus ciptakan jaringan kerja lintas sector antara Lembaga Penelitian Arkeologi, Pemerintah Daerah, dan Para Investor di daerah dalam pengelolaan sumberdaya arkeologi.

Perlu diingat pula bahwa dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Kabupaten atau Kota mempunyai hak-hak otonomi dalam mengurus dan mengelola daerah atau wilayah kerjanya. Sudah barang tentu termasuk dalam pengelolaan potensi sumberdaya yang dimilikinya, baik sumberdaya budaya maupun sumberdaya alam. Tetapi kita harus menyadari dan memahami bahwa kedua sumberdaya di atas adalah “pusaka warisan” dari nenek moyang yang harus kita jaga kelestariannya, yaitu sebagai tanggung jawab kita kepada anak cucu generasi penerus bangsa ini.

Sebagai penutup uraian singkat ini dapat disimpulkan bahwa antara sumberdaya budaya, sumberdaya alam dan pariwisata dapat diwujudkan suatu program yang sinergis, tanpa harus mengorbankan dan mengunggulkan salah satu diantaranya. Namun dengan kearifan dan kebijaksanaan yang terpadu, dan dengan memposisikan Pemerintah Daerah sebagai leading sector, kedua potensi di atas dapat dikemas dalam bentuk pelestarian dan pemanfaatan, yang akhirnya akan dapat menghasilkan suatu kemaslahatan bagi bangsa.

(Penulis adalah Kepala Balai Penelitian Arkeologi Kalimantan dan dosen luar biasa Jurusan Arkeologi di Universitas Hasanuddin, Makassar. Penulis juga menjabat ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia–IAAI–Komisariat Daerah Kalimantan)


Sumber:
http://hurahura.wordpress.com/2011/08/07/potensi-wisata-budaya-dan-wisata-petualangan-di-kutai-timur/

No comments:

Post a Comment