Pages

Monday, May 26, 2014

Sangkulirang : Populasi Awal Orang Indonesia

Sangkulirang : Populasi Awal Orang Indonesia

Lukisan tangan di Gua SangkulirangBalikpapan –
Arkeolog, Harry Widianto menyatakan punya hipotesis baru soal populasi awal orang Indonesia yang tergabung dalam ras mongolid.  Temuan kerangka mongolid serta lukisan bercorak cap tangan di dinding Sangkulirang berusia 7 ribu tahun lalu membuktikan adanya populasi ras mongolid di Kalimantan.

“Saya yakin 200 persen kerangka dan lukisan di gua gua Sangkulirang adalah berasal dari ras Mongolid,” katanya dalam Festival Sangkulirang di Balikpapan, Selasa (24/9).

Harry mengatakan asal muasal ras manusia di Indonesia diterangkan dalam Out Of Taiwan Theory dan Southeast Asian Homeland Theory. Penjabaran Out Of Taiwan Theory sebagai teory terkuat menyebutkan adanya migrasi masyarakat Fujian – Taiwan, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Madagaskar dan New Zealand pada masa 4 ribu silam.

“Teori Out Of Taiwan Theory menyebutkan adanya penjelajahan bangsa di Fujian ke Taiwan, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Madagaskar dan New Zealand yang kemudian disebut ras Mongolid,” paparnya.

Bangsa ini membawa kemampuan mereka dalam bercocok tanam, penjinak binatang dan pembuatan gerabah dengan bahan baku slip merah. Bangsa ini beradaptasi di lingkungan nusantara seperti halnya dilakukan manusia purba sebelumnya yaitu homo erectus maupun AUSTRALOMELANESOID yang punah pada masa 13 ribu hingga 150 ribu tahun lalu.
“Masa homo erectus dan austalomelanesoid sudah berakhir yang digantikan dengan ras Mongolid yang membawa kemampuan baru,” ujarnya.

Sehubungan temuan ini, Harry berpendapat migrasi ras Mongolid di Indonesia sudah terjadi jauh pada 7 ribu tahun lalu atau berbeda jauh dari pendapat Out Of Taiwan Theory. Menurutnya Pulau Kalimantan menjadi rute utama persinggahan ras Mongolid dari Taiwan – Philipina – Kalimantan dan kemudian menyebar ke seluruh Indonesia.

“Temuan kerangka serta lukisan bercorak tangan di Sangkulirang ini bisa menjadi cikal bakal populasi masyarakat Indonesia,” paparnya.

Meski demikian, Harry berpendapat temuan benda purba di Sangkulirang belum bisa dipakai untuk mematahkan Out Of Taiwan Theory yang menyebutkan migrasi ras Mongolid terjadi pada 4 ribu silam. Dia mengaku membutuhkan  temuan sejumlah alat bukti berupa benda purbakala lain di Indonesia seperti halnya lukisan corak cap tangan di Sangkulirang Kutai Timur Kalimantan Timur.

Temuan benda purbakala ras Mongolid terdapat di pelosok hutan belantara Kutai Timur Kalimantan Timur. Butuh setidaknya 11 jam menempuh rute Sangata – Ambur Batu – Sungai Marang dan pegunungan kars Sangkulirang Kutai Timur.

Warga Dayak Wehea, Ledjie Tag (66 tahun) mengatakan kawasan gua Sangkulirang sangat terisolir dari peradaban dunia luar. Wilayahnya tersembunyi di pedalaman hutan belantara Kalimantan dan anak sungai Mahakam.

“Warga setempat juga jarang kesana,” tuturnya.
Suku Dayak Wehea ini mengenang sempat melihat langsung gua purbakala yang berada di puncak pegunungan kars Sangkulirang. Gua purbakala ini memiliki lebar 4 meter dengan dinding atasnya setinggi 10 meter penuh dihiasi dengan lukisan cap tangan manusia berwarna merah.
“Saya kesana pada tahun 1967 lalu saat mencari sarang burung walet,” sebutnya.


Sumber:
http://newsbalikpapan.com/sangkulirang-populasi-awal-orang-indonesia.html

No comments:

Post a Comment