Terdapat Percampuran Dua Ras di Goa Harimau
Ciri-ciri struktur tengkorak serta tulang menunjukkan terdapat percampuran dua ras Australomelanesid dan Mongoloid di Goa Harimau.
Peneliti menemukan dua jenis ras manusia Homo sapiens jenis
berbeda di Goa Harimau. Dalam ekskavasi Situs Goa Harimau di Desa
Padang Bindu, Semidang Aji, Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan selama
2009 - 2014 tersebut, ditemukan ras manusia Australomelanesid dan ras
Mongoloid.
Kedua ras diduga pernah bertemu dan berinteraksi di goa tersebut. Dari 78 kerangka Homo sapiens yang diekskavasi, Tim Penelitian Arkeologi Goa Harimau mendeteksi empat kerangka ras Australomelanesid. Sementara 74 kerangka individu lainnya merupakan ras Mongoloid.
Pengarah Tim Penelitian Arkeologi Goa Harimau dari Pusat Arkeologi Nasional Harry Truman Simanjuntak mengatakan manusia Australomelanesid terlebih dulu datang ke Goa Harimau dan disusul manusia Mongoloid. "Setelah bertemu, ada adaptasi budaya di antara keduanya," kata Truman, Kamis (29/5), di Ogan Komering Ulu, Sumsel.
Homo sapiens ras Mongoloid ditemukan di lapisan tanah paling atas Goa Harimau. Sementara ras Australomelanesid berada di lapisan tanah ketiga, berupa tanah lempung coklat tua yang mengandung gamping.
Dari hasil penanggalan radiokarbon oleh Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional pada lapisan tanah teratas, umur kerangka Homo sapiens Mongoloid 3.464 tahun. Sementara itu, penanggalan radiokarbon oleh Waikato Radiocarbon Dating Laboratory, Selandia Baru, untuk lapisan tanah ketiga (tempat penemuan kerangka Australomelanesid) menunjukkan usia 4.840 tahun.
Meski memiliki rentang waktu usia hingga 1.376 tahun, kedua ras manusia ini diduga pernah berinteraksi, bahkan ada perkawinan.
"Waktu kedatangan dua ras ini memang berbeda. Namun, ada masanya Homo sapiens Australomelanesid dan Mongoloid di Goa Harimau berhubungan," kata anggota Tim Penelitian Arkeologi Goa Harimau dari Balai Arkeologi Yogyakarta, Sofwan Noerwidi.
Percampuran ras
Indikasi bahwa kedua ras itu berinteraksi dikuatkan dengan penemuan kerangka individu nomor 48 yang dari ciri-ciri struktur tengkorak serta tulang menunjukkan percampuran ras berbeda: Australomelanesid dan Mongoloid.
Ciri-ciri percampuran ras individu 48 terlihat pada struktur tengkoraknya yang memanjang dengan tulang wajah sempit, khas ras Australomelanesid. Namun, pada bagian gigi seri atas individu itu berbentuk tembilang yang merupakan ciri fisik ras Mongoloid.
Keberadaan dua ras di Goa Harimau juga tampak dari posisi penguburan kerangka-kerangka. Empat kerangka ras Australomelanesid dikubur dengan posisi terlipat, sedangkan 74 kerangka ras Mongoloid dikubur dalam posisi terbujur.
"Empat kerangka Australomelanesid dikubur dalam posisi terlipat dengan paha hampir menyentuh bahu, sedangkan kerangka Mongoloid lainnya dikubur membujur," kata osteo-arkeolog dari Center of Prehistory and Austronesian Studies, Dyah Prastiningtyas.
Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Harry Widianto mengatakan, penemuan itu sangat menarik. Selama ini, sebagai ahli paleoantropologi, Harry meyakini tidak ada ras Austromelanesid. "Menurut saya, semuanya pasti Mongoloid. Jika ada temuan baru ras lain, ini luar biasa," katanya.
(Sumber: Kompas/ABK/IVV)
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/05/percampuran-dua-ras-di-goa-harimau
Kedua ras diduga pernah bertemu dan berinteraksi di goa tersebut. Dari 78 kerangka Homo sapiens yang diekskavasi, Tim Penelitian Arkeologi Goa Harimau mendeteksi empat kerangka ras Australomelanesid. Sementara 74 kerangka individu lainnya merupakan ras Mongoloid.
Pengarah Tim Penelitian Arkeologi Goa Harimau dari Pusat Arkeologi Nasional Harry Truman Simanjuntak mengatakan manusia Australomelanesid terlebih dulu datang ke Goa Harimau dan disusul manusia Mongoloid. "Setelah bertemu, ada adaptasi budaya di antara keduanya," kata Truman, Kamis (29/5), di Ogan Komering Ulu, Sumsel.
Homo sapiens ras Mongoloid ditemukan di lapisan tanah paling atas Goa Harimau. Sementara ras Australomelanesid berada di lapisan tanah ketiga, berupa tanah lempung coklat tua yang mengandung gamping.
Dari hasil penanggalan radiokarbon oleh Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional pada lapisan tanah teratas, umur kerangka Homo sapiens Mongoloid 3.464 tahun. Sementara itu, penanggalan radiokarbon oleh Waikato Radiocarbon Dating Laboratory, Selandia Baru, untuk lapisan tanah ketiga (tempat penemuan kerangka Australomelanesid) menunjukkan usia 4.840 tahun.
Meski memiliki rentang waktu usia hingga 1.376 tahun, kedua ras manusia ini diduga pernah berinteraksi, bahkan ada perkawinan.
"Waktu kedatangan dua ras ini memang berbeda. Namun, ada masanya Homo sapiens Australomelanesid dan Mongoloid di Goa Harimau berhubungan," kata anggota Tim Penelitian Arkeologi Goa Harimau dari Balai Arkeologi Yogyakarta, Sofwan Noerwidi.
Percampuran ras
Indikasi bahwa kedua ras itu berinteraksi dikuatkan dengan penemuan kerangka individu nomor 48 yang dari ciri-ciri struktur tengkorak serta tulang menunjukkan percampuran ras berbeda: Australomelanesid dan Mongoloid.
Ciri-ciri percampuran ras individu 48 terlihat pada struktur tengkoraknya yang memanjang dengan tulang wajah sempit, khas ras Australomelanesid. Namun, pada bagian gigi seri atas individu itu berbentuk tembilang yang merupakan ciri fisik ras Mongoloid.
Keberadaan dua ras di Goa Harimau juga tampak dari posisi penguburan kerangka-kerangka. Empat kerangka ras Australomelanesid dikubur dengan posisi terlipat, sedangkan 74 kerangka ras Mongoloid dikubur dalam posisi terbujur.
"Empat kerangka Australomelanesid dikubur dalam posisi terlipat dengan paha hampir menyentuh bahu, sedangkan kerangka Mongoloid lainnya dikubur membujur," kata osteo-arkeolog dari Center of Prehistory and Austronesian Studies, Dyah Prastiningtyas.
Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Harry Widianto mengatakan, penemuan itu sangat menarik. Selama ini, sebagai ahli paleoantropologi, Harry meyakini tidak ada ras Austromelanesid. "Menurut saya, semuanya pasti Mongoloid. Jika ada temuan baru ras lain, ini luar biasa," katanya.
(Sumber: Kompas/ABK/IVV)
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/05/percampuran-dua-ras-di-goa-harimau
No comments:
Post a Comment