Thursday, July 24, 2014

Ditemukan! Planet `Alien` yang Bisa Menopang Kehidupan




Ditemukan! Planet `Alien` yang Bisa Menopang Kehidupan

 18 Apr 2014 12:10

Untuk kali pertamanya, para ilmuwan menemukan planet alien seukuran Bumi di zona habitasi. 'Kembaran', atau setidaknya 'sepupu Bumi'.



Liputan6.com, California - Manusia terus mencari tahu, apakah hanya Bumi yang kita tinggali yang menopang kehidupan. Langit dipindai, untuk mencari kembaran planet ini. Dan kini, untuk kali pertamanya, para ilmuwan menemukan planet alien seukuran Bumi di zona habitasi dari bintangnya. 'Sepupu Bumi' itu mungkin mengandung air dan kondisi tepat untuk menopang kehidupan.

Planet yang baru ditemukan itu, yang dinamakan Kepler-186f, kali pertama diketahui keberadaannya oleh teleskop luar angkasa Kepler milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Ia diketahui mengorbit bintang merah yang bersinar redup, yang jaraknya 490 tahun cahaya dari Bumi.

Bintang tersebut lebih redup dari Matahari. Namun, Kepler-186f ukurannya lebih besar dari Bumi. Dari posisi dan ukurannya, ia bisa jadi memiliki air di permukaannya.

"Apa yang selama ini kita cari adalah kembaran Bumi -- planet seukuran Bumi yang berada di zona habitasi sebuah bintang serupa Matahari," kata Tom Barclay, ilmuwan Kepler sekaligus salah satu penulis riset eksoplanet terbaru, seperti Liputan6.com kutip dari SPACE.com, Jumat (18/4/2014). "Kepler-186f adalah planet seukuran Bumi di zona habitasi sebuah bintang yang lebih dingin dari Matahari. Jadi, kalaupun ia bukan 'kembaran Bumi', mungkin dia adalah 'sepupu Bumi'.  Punya karakteristik serupa, hanya orangtuanya yang berbeda.

Berpotensi Layak Huni


Para ilmuwan menduga, Kepler-186f -- yang terluar dari 5 planet yang mengorbit bintang Kepler-186 dalam jarak 52,4 kilometer secara teoritis berada dalam zona habitasi bintang merah kerdil itu.

Sementara, orbit Bumi dari Matahari berjarak rata-rata 150 juta kilometer. Namun, Matahari lebih besar dan terang dari bintang Kepler-186. Itu mengapa zona layak huni Matahari lebih jauh: di mana Bumi berada.

"Ini adalah planet seukuran Bumi secara definitif yang ditemukan di zona habitasi di sekitar bintang yang lain," kata Elisa Quintana, dari SETI Institute dan Ames Research Center NASA, sekaligus pemimpin studi.

Sebelumnya, sejumlah planet lain, dengan ukuran beragam ditemukan dalam zona layak huni dari bintangnya masing-masing. Namun, Kepler-186f adalah planet alien yang ukurannya amat mirip dengan Bumi dan mengorbit di area yang berpotensi menopang kehidupan di sebuah sistem ekstrasolar -- di luar tata surya.

'Ini adalah temuan bersejarah, sebuah planet yang ukurannya mirip Bumi ditemukan di zona layak huni di sekitar bintangnya," kata Geoff Marcy, astronom University of California, Berkeley, yang tak terlibat dalam riset. "Ini adalah kasus temuan planet 'layak huni' terbaik selama ini."

Jari-jari Kepler-186f  diperkirakan sekitar 1,1 kali jari-jari Bumi. Itu berarti ukurannya lebih besar dari planet manusia. Mungkin berbatu seperti Bumi. Namun, para ilmuwan belum bisa memastikan, apa elemen yang membentuk atmosfer planet tersebut -- elemen kunci yang dapat membantu para ilmuwan memahami apakah planet ini bisa dihuni makhluk hidup. 
Mengapa mencari planet yang ukuran serupa dengan Bumi menjadi penting?
"Apa yang kita pelajari, dalam beberapa tahun terakhir, adalah ada transisi pasti yang terjadi sekitar 1,5 jari-jari bumi," kata Quintana dalam sebuah pernyataan. "Jika sebuah planet memiliki jari-jari 1,5 sampai 2 kali jari-jari Bumi, ia menjadi cukup besar untuk mulai menumpuk hidrogen sangat tebal dan memiliki atmosfer helium -- sehingga mulai menyerupai gumpalan gas raksasa."

Kepler-186f sebenarnya terletak di tepi zona layak huni bintang Kepler-186, itu berarti cairan yang berada dalam permukaannya bisa membeku. Demikian studi yang dilakukan Stephen Kane dari San Francisco State University.

Namun, karena ukurannya yang besar, ia bisa jadi memiliki atmosfer lebih tebal, yang akan melindungi planet dan berpotensi menyimpan air dalam bentuk cair.

"Kepler-186f mengelilingi bintangnya (berevolusi) selama lebih dari 130 hari. Namun, karena ukuran bintangnya lebih kecil dari Matahari, planet ini mengorbit sedikit lebih dalam dalam --mungkin pada orbit Merkurius di tata surya kita," kata Barclay.

Dan karena menerima energi yang lebih kecil dari yang diterima Bumi, "Jika Anda berada di Kepler-186f, tak seperti Matahari yang menyengat, bintangnya terlihat lebih redup," imbuhnya.
Lalu, apakah ada makhluk hidup yang ada di Kepler-186f? Belum bisa dipastikan. Teknologi yang kita miliki saat ini belum bisa menjangkaunya. (Tanti Yulianingsih)

Sumber: http://news.liputan6.com/read/2038767/ditemukan-planet-alien-yang-bisa-menopang-kehidupan#sthash.b13QOR2U.dpuf

Wednesday, July 16, 2014

NASA: Kami Akan Temukan Kehidupan di Luar Bumi

NASA: Kami Akan Temukan Kehidupan di Luar Bumi  

NASA: Kami Akan Temukan Kehidupan di Luar Bumi  
Ilustrasi planet. Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Washington - Ilmuwan dari National Aeronautics and Space Administration (NASA) yakin, dengan pesawat luar angkasa yang baru dan teleskop yang lebih besar, mereka akan menemukan kehidupan mahkluk asing di luar bumi. Hal ini dikemukakan NASA dalam diskusi publik yang digelar di Washington, Amerika Serikat, Selasa, 15 Juli 2014.

NASA mengklaim bahwa mereka akan menemukan kehidupan itu 20 tahun mendatang. "Kami percaya bahwa kami sangat dekat untuk menemukan itu. Teknologi dan ilmu pengetahuan akan membuka kesempatan lebih baik untuk menemukan 'kembaran' bumi dan kehidupannya," kata Sara Seager, profesor ilmu planet dan fisika di Massachusetts Institute of Technology.

Seager bergabung pada diskusi panel dengan beberapa ahli terkemuka NASA, termasuk kepala ilmuwan Ellen Stofan dan mantan astronot John Grunsfeld. (Baca: NASA Temukan 461 Planet Baru Layak Huni?)

Misi ini akan menggunakan James Webb Space Telescope buatan ilmuwan NASA John Mather. Proyek tersebut akan dimulai pada 2018 untuk mencari bukti dan tanda-tanda kehidupan di eksoplanet, planet yang berada di luar jangkauan sistem tata surya kita, terdekat. Space Telescope akan mencari adanya gas dalam atmosfer di eksoplanet yang hanya bisa diproduksi jika ada kehidupan. (Baca: Ini Penjelasan NASA Soal 'Blackout' Bumi)
Dikutip dari Tech Time, Selasa, 15 Juli 2014, Space Telescope terdiri dari 18 cermin heksagonal yang akan bekerja dengan cermin berukuran 6 meter dan diluncurkan di luar angkasa. Dengan cermin itu, yang tiga kali lebih besar dari Hubble Space Telescope, Space Telescope akan jadi yang terbaik dalam melakukan pemantauan.

"Dengan Space Telescope, kami memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menemukan planet lain. Tapi kami tetap memerlukan keberuntungan," kata Seager.

Untuk mendukung misi ini, NASA juga akan meluncurkan Satelit Survei yang akan "mendatangi" planet di eksoplanet pada 2017 mendatang. NASA memprediksi satelit ini akan menelaah sekitar seratus juta planet dalam galaksi Bimasakti yang memiliki kemungkinan menampung kehidupan makhluk lain.

RINDU P. HESTYA | TECH TIME


Sumber:
http://www.tempo.co/read/news/2014/07/16/095593411/NASA-Kami-Akan-Temukan-Kehidupan-di-Luar-Bumi

Ada Lubang Misterius di Kawasan 'Akhir Dunia'

Ada Lubang Misterius di Kawasan 'Akhir Dunia'




  • 16 Jul 2014 09:18

  • Lubang raksasa misterius ditemukan di wilayah terpencil di Siberia (Siberian Times)



    Liputan6.com, Yamal - Lubang raksasa misterius ditemukan di wilayah terpencil di Siberia. Kini para ilmuwan sedang berjuang untuk mencari jawaban ilmiah atas fenomena tersebut, di tengah banyaknya spekulasi yang berseliweran: Apakah kawah itu bekas hantaman meteor, nuklir, disebabkan UFO, atau pertanda pemanasan global.

    Lubang yang seakan tak berdasar itu ditemukan oleh helikopter milik industri migas yang terbang di atas wilayah utara Siberia -- kawasan yang terkenal karena sebuah peristiwa dahsyat.

    Menariknya, tempat di mana kawah itu ditemukan adalah Yamal -- yang berarti 'akhir dunia' -- dalam bahasa penduduk asli Nenets.


    Di lokasi tersebut, tubrukan meteor paling berpotensi mematikan di era modern -- Peristiwa Tunguska -- terjadi pada 30 Juni 1908. Kekuatannya mencapai 1.000 kali bom atom Hiroshima.

    Akibatnya sungguh luar biasa. Sebanyak 80 juta batang pohon di area 2.000 kilometer persegi hangus terbakar. Beruntung tidak ada korban jiwa. Karena lokasi ledakan jauh dari pemukiman.

    Namun, tak ada sinar terang atau ledakan yang ada terekam di area tersebut -- yang mungkin jadi penyebab terbentuknya kawah.

    Situs Siberian Times melaporkan, keberadaan lubang tersebut kali pertama diketahui para penumpang helikopter. Insinyur yang ada di sana, Konstantin Nikolaev, kemudian merekam dan mengunggah videonya di YouTube. 


    Menurut para saksi mata, lubang tersebut cukup besar untuk dimasuki helikopter mereka -- Mi8 yang memiliki panjang 18 meter -- tanpa menyentuh pinggirnya.

    Sejak video kawah itu diunggah ke internet dan menyebar, dunia maya dipenuhi rumor dan spekulasi. Ada yang menduga lubang tersebut bikinan UFO, pintu rahasia menuju kedalaman Bumi. Atau sejumlah orang mengira itu adalah situs uji coba senjata atau bekas tumbukan meteorit.

    "Kami dengan pasti bisa menyatakan, itu bukan akibat meteorit," kata juru bicara Kementerian Darurat Rusia, seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Rabu (16/7/2014).

    Ilmuwan Rusia dari Sub-Arctic Scientific Research Centre, Anna Kurchatova percaya, penyebabnya adalah sesuatu yang lebih logis, seperti pemanasan global.

    Apalagi, tanah beku di Siberia -- atau permafrost -- mengandung jutaan ton gas metana. Seiring permukaannya yang perlahan menghangat, gas tersebut mulai terlepas ke udara.

    Campuran air, garam dan gas mungkin telah memicu ledakan bawah tanah dan memicu terbentuknya lubang. Kemungkinan lain adalah kantung gas mungkin membangun tekanan yang cukup untuk memicu letupan, seperti pada gabus Champagne.

    "Sebuah tim yang terdiri dari para ilmuwah dikirim untuk menyelidiki lubang tersebut dan akan tiba di lokasi Rabu (waktu setempat)," demikian dilaporkan Siberian Times.

    Anggota ekspedisi termasuk ilmuwan dari Centre for the Study of the Arctic dan Cryosphere Institute of the Academy of Sciences, Rusia.

    Mereka akan mengambil sampel tanah, air, dan udara di lokasi untuk menentukan sifat dan asal-usul lubang tersebut.

    Kawah tersebut perisnya ditemukan di Daerah Otonomi Yamalo-Nenets, sekitar 40 kilometer dari lapangan gas Bovanenkovo​​. Kawasan semenanjung, yang menjorok ke perairan Kutub Utara, adalah sumber gas Rusia yang diekspor ke Eropa. (Yus)
    (Elin Yunita Kristanti)


    Sumber:

    http://news.liputan6.com/read/2078534/ada-lubang-misterius-di-kawasan-akhir-dunia

    - See more at: http://news.liputan6.com/read/2078534/ada-lubang-misterius-di-kawasan-akhir-dunia#sthash.ag5KXsq4.dpuf

    Monday, July 7, 2014

    2 Gua megah ini menyimpan karya seni tertinggi India kuno

    2 Gua megah ini menyimpan karya seni tertinggi India kuno

    Reporter : Tantri Setyorini | Senin, 7 Juli 2014 16:19

    2 Gua megah ini menyimpan karya seni tertinggi India kuno
    Gua Ajanta, India. ©2014 Merdeka.com


    Merdeka.com - Ajanta dan Elllora merupakan dua gua bersejarah di India yang dibuat dengan cara melubangi dan memahat tebing. Kedua situs sejarah ini terletak di distrik Aurangabad, Maharashtra. Walaupun keduanya berjarak sekitar 100 kilometer, menurut Amusing Planet dua gua tersebut sering disebut sebagai satu kesatuan sebab dua-duanya merupakan bukti dari pencapaian orang India kuno dalam kesenian. Gua Ajanta dipenuhi lukisan-lukisan indah yang menceritakan legenda atau mitos kuno, sementara Ellora menampilkan pahatan dan seni arsitektur yang menakjubkan dengan perpaduan kebudayaan Hindu-Buddha dan Jainisme.

    Gua Ajanta terkenal karena 30 patung Buddha yang berasal dari abad 2 SM sampai tahun 480 atau 650 Masehi. Di gua tersebut terdapat lukisan-lukisan dan patung kuno yang menurut Wikipedia digambarkan badan Survei Arkeologi India sebagai contoh terbaik dari seni India. Lukisan-lukisan di sana menggambarkan seni keagamaan Buddha. Ada juga yang menampilkan kisah Jataka. Situs ini adalah sebuah monumen yang dilindungi dalam perawatan Survei Arkeologi India dan menjadi bagian Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1983.
    6545
    Photo by Flickr/xenocrates
    543534
    ty45et4
    Photo by Flickr/nozomiiqel
    r4ew
    t4t4
    Photo by www.shunya.net

    Sementara Ellora adalah situs arkeologi yang dibangun oleh dinasti Rashtrakuta. Situs ini juga menjadi bagian dari Situs Warisan Dunia. Ellora terkenal karena seni arsitekturnya yang luar biasa. Di situs itu terdapat 34 ceruk gua yang digali dari wajah bukit Charanandri. Gua-gua yang dibangun antara abad 5 dan abad 10 ini sempat berfungsi sebagai tempat peribadatan Buddha, Hindu, dan Jain, menunjukkan kerukunan umat beragama dalam periode sejarah India.
    65456t4
    Photo by Flickr/11757382@N06
    y6y75
    Photo by Flickr/xenocrates
    ewr5we
    345rt43
    Photo by Flickr/travellingslacker

    Gua-gua tersebut dianggap mewakili tingginya jiwa seni dan kebudayaan orang-orang India pada zaman dahulu. Keduanya sempat terbengkalai selama kurang lebih 300 tahun, saat warga India kuno berpindah keyakinan ke agama Hindu. Gua-gua itu kemudian dilestarikan atas perintah Kaisar Harishena dari Dinasti Vakataka.Tetapi sepeninggal sang kaisar pada tahun 477 Masehi dua gua tersebut kembali terbengkalai. 1.000 tahun lebih terlewat ketika John Smith, seorang pejabat Inggris saat pendudukan India menemukannya kembali pada 28 April 1819. Sejak itu situs Gua Ajanta dan Ellora terus dirawat dan dipelihara.

    [tsr]
     
     
    Sumber:
    http://www.merdeka.com/gaya/2-gua-megah-ini-menyimpan-karya-seni-tertinggi-india-kuno.html