Friday, April 25, 2014

Andi Arief: Setelah Gunung Padang, Fokus ke Sadahurip

Andi Arief: Setelah Gunung Padang, Fokus ke Sadahurip

Riset akan difokuskan ke Sadahurip. Benarkah ada bangunan di sana?

Selasa, 2 April 2013, 12:11 Arfi Bambani Amri
Gunung Sadahurip Garut
Gunung Sadahurip Garut (Turangga Seta)
VIVAnews - Hasil riset di Gunung Padang, Cianjur, sudah memastikan ada bangunan megah tersembunyi di balik timbunan tanah. Staf Khusus Presiden bidang Bencana dan Bantuan Sosial, Andi Arief, yang membentuk Tim Peneliti Katastrofi Purba menyatakan, riset di Gunung Padang dihentikan untuk selanjutnya dilakukan ekskavasi. Riset selanjutnya difokuskan di Gunung Sadahurip di Garut, Jawa Barat.

"Keberhasilan kalibrasi di Bukit Dago Pakar dan Gunung Padang menjadikan alasan yang kuat untuk tim terpadu riset mandiri (terutama tim geologi untuk melanjutkan langkah-langkah scientific pembuktian adanya bangunan di bawah permukaan Gunung Sadahurip," kata Andi Arief dalam siaran pers yang diterima VIVAnews, Selasa 2 April 2013.
http://gunungtoba2014.blogspot.com
Andi Arief mengingatkan, hasil pertemuan di Gedung Kridha Bakti, Jakarta, pada 7 Februari 2012, adalah fokus utama pada pembuktian ada atau tidaknya bangunan di bawah permukaan Sadahurip. Di Sadahurip pula pertama kalinya riset dilakukan dengan menggunakan alat-alat geofisika, foto satelit dan interferometric synthetic aperture radar (IfSAR).

"Sebelum melakukan pengeboran di Gunung Sadahurip, tim harus menguji dan melakukan perbandingan atau yang sering disebut melakukan kalibrasi survei georadar dan geolistrik," kata Andi. Data ini lalu dibandingkan dengan survei pemindaian di dua tempat yaitu Bukit Dago Pakar dan Gunung Padang yang dalam beberapa hal hasilnya tidak terlalu berbeda dengan Gunung Sadahurip.

Kalibrasi geolistrik berhasil dilakukan di atas gua Jepang Bukit Dago Pakar. Gua-gua ini terlihat sebagai tubuh dengan nilai resistivitas sangat tinggi (30.000 - 50.000 Ohm). Sementara di Gunung Padang berhasil melakukan kalibrasi tubuh high resistivity yang terlihat di geolistrik adalah rongga yang di lokasi Bor-2 rongga ini sebagian terisi oleh pasir 'ayakan' yang sangat kering. (umi)


© VIVA.co.id



Piramida Garut Lebih Tua dari Piramida Mesir

Ini setelah diteliti secara intensif dan uji carbon dating, kata staf SBY, Andi Arief

Senin, 21 November 2011, 06:57 Bonardo Maulana Wahono, Amal Nur Ngazis
Gunung Sadahurip, Garut.
Gunung Sadahurip, Garut. (VIVAnews/ Ahmad Rizaluddin)
VIVAnews - Tim Katastropik Purba menemukan fakta mengagetkan sehubungan dengan misteri piramida Garut, Jawa Barat. Dari hasil penelitian intensif dan uji karbon dipastikan bahwa umur bangunan yang terpendam dalam gunung wilayah Garut lebih tua dari Piramida Giza yang berada di Mesir.

Tim Katastropik Purba sebelumnya telah melakukan penelitian intensif atas dugaan adanya bangunan berbentuk piramida di Desa Sadahurip, dekat Wanaraja, Garut, Jawa Barat.

“Dari beberapa gunung yang di dalamnya ada bangunan menyerupai piramid, setelah diteliti secara intensif dan uji carbon dating, dipastikan umurnya lebih tua dari Piramida Giza,” terang Andi Arief, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, dalam keterangan tertulis pada 20 November 2011.

Sekadar catatan, Piramida Giza selama ini dikenal sebagai piramida tertua dan terbesar dari 3 piramida yang ada di Nekropolis Giza. Piramida ini diyakini sebagai makam Firaun, Dinasti keempat Mesir, Khufu, yang dibangun selama lebih dari 20 tahun pada kurun waktu sekitar tahun 2560 sebelum Masehi.
Temuan Mencengangkan
Dalam beberapa waktu ke depan, lanjut Andi, Tim Katastropik Purba akan melakukan paparan publik tentang temuan-temuannya tersebut. Tak hanya soal temuan piramida di Garut tersebut, tim ini nantinya juga akan memaparkan temuan istimewa di kawasan Trowulan, Batu Jaya, beberapa lokasi menhir di Sumatera dan lain-lain.

“Ada temuan mencengangkan tentang uji carbon dating pada 3 lapis kebudayaan di kawasan Trowulan yang terlanjur kita sebut Majapahit pada zaman sejarah masehi itu. Juga tentang temuan-temuan lapisan sejarah di Lamri, Aceh, dan sekitarnya,” terang Andi.

Atas temuan ini, sambungnya, Tim Katastropik Purba akan terus berkoordinasi lintas ilmu kebumian sehubungan dengan temuan-temuan sejarah bencana-bencana lokal dan global untuk dicari mitigasinya.

Tim tersebut juga akan terus berkoordinasi dengan bidang kepurbakalaan, antropologi, arkeologi, pakar budaya, ahli sejarah dan lainnya. (ren)


© VIVA.co.id

No comments:

Post a Comment