Sejarah Tektonik Sundaland (Paparan Sunda)
Catatan Penyunting
Pengetahuan yang
terbatas seringkali menjebak kita pada penyimpulan yang sempit. Artikel
pembentukan Sundaland ini, memberi banyak pemahaman tentang aktivitas
tektonik yang sedang kita alami.
Sundaland merupakan istilah geologi untuk menyebut daerah di
semenanjung asia tenggara yang meliputi semenanjung Malaka, Pulau
Kalimantan, Sumatra, dan Jawa. Istilah sundaland ini juga dikenal
sebagai sunda shelf (Paparan Sunda).
Lokasi Sundaland dan tektonik yang berkembang saat ini (Modifikasi dari davies 1984 dalam Sudarmono dkk. , 1997)
Davies (1984 dalam Sudarmono dkk., 1997) menyataka bahwa sundaland ini dibatasi oleh palung jawa dan palung sumatra yang berasal dari subduksi benua indo–australia ke dalam benua asia di bagian selatan dan bagian barat disebut juga sebagai Western Margins. Sedangkan pada bagian utara dibatasi oleh Laut Cina Selatan dan Indocina. Pada bagian timur dibatasi oleh Kalimantan Timur, Selat Makassar dan Jawa Timur yang disebut juga sebagai Eastern Margins.
http://gunungtoba2014.blogspot.com
Peristiwa tektonik yang besar terjadi pada masa Tersier. Terbagi atas
2 gejala tektonik besar, yakni; pemisahan lempeng india dan afrika yang
bergerak ke arah utara pada saat akhir masa kapur dan berlanjut dengan
menyatunya india dengan benua eurasia pada saat 50 juta tahun yang lalu.Evolusi Tektonik Sundaland
Pembentukan tektonik dari Sundaland tidak terlepas dari sejarah tektonik yang terjadi. Menurut Hutchison (1973) Evolusi Tektonik yang terjadi dapat dibagi ke dalam beberapa bagian.
a. Pada Zaman Karbon – Permian
Subduksi terjadi di sebelah barat Sumatera yang menghasilkan batuan vulkanik dan piroklastik dengan komposisi berkisar antara dasit sampai andesit di daerah yang membentang di Dataran Tinggi Padang, Batang Sangir dan Jambi (Klompe et all., 1961; dalam Hutchison, 1973). Batuan intrusif yang bersifat granitik terbentuk di Semenanjung Malaysia, melewati Pulau Penang, dan diperkirakan menerus ke Kepulauan Riau ( Gambar 2).
Gambar 2. Sketsa tektonik Sundaland dan sekitarnya pada Zaman Karbon Akhir sampai Permian Awal (Hutchison, 1973)
Pada Zaman Permian (286-248 juta tahun lalu), tidak ada perubahan penyebaran batuan plutonik dan volkanik dari Zaman Karbon Akhir (286 juta tahun lalu). Sistem busur-palung yang bekerja di Sumatra masih tidak mengalami perubahan (Gambar 2 dan 3). Batuan volkanik dan piroklasik berkomposisi andesitik sampai riolitik menyebar di bagian barat Sumatera Tengah.
Gambar 3. Sketsa tektonik Sundaland dan sekitarnya pada Zaman Permian sampai Triasik Awal (Hutchison, 1973)
Dari Zaman Trias Akhir sampai Jura Awal (213 juta tahun lalu), subduksi di Sumatra terus berlangsung dan menghasilkan kompleks ofiolit Aceh di bagian utara dan kompleks ofiolit Gumai-Garba di selatan. Kedua ofiolit tersebut menurut Bemmelen (1949; dalam Hutchison, 1973) berumur Trias (248-213 juta tahun lalu).
Gambar 4. Sketsa tektonik Sundaland dan sekitarnya pada Zaman Triasik Akhir sampai Jurasik Awal (Hutchison, 1973)
d. Pada Zaman Kapur Akhir – Tersier Awal
Pada Zaman Kapur Akhir, zona subduksi bergerak ke arah barat Sumatra, sepanjang pulau-pulau yang saat ini berada di barat Sumatra seperti Siberut. Ofiolit dari subduksi ini sendiri oleh Bemmelen (1949; dalam Hutchison, 1973) diperkirakan berumur Kapur Akhir sampai Tersier Awal.
Di bagian utara Sumatra terdapat Intrusi Granitik Tersier sedangkan di selatan terdapat Adesit Tua dan Intrusi Granit Miosen Awal. Pola dari sistem palung busur di Sumatra pada saat itu digambarkan pertama kali oleh Katilli (1971; dalam Hutchison, 1973) seperti pada gambar 5. Subduksi yang berada di barat Sumatra menerus ke selatan Jawa Barat, lalu berbelok ke timur laut menuju arah Pegunungan Meratus di Kalimantan Timur.
Gambar 6. Sketsa tektonik Sundaland dan sekitarnya pada saat ini (Hutchison, 1973)
Sedangkan berdasarkan rekronstruksi Hall dkk. (2009) evolusi Sundaland dapat dibagi menjadi beberapa bagian antara lain:
a. Pada Jurasik Akhir (150 MA)
Gambar 7
Pemekaran berkembang ke barat menerus sampai pada margin dari Greater India 2. Busur kepulauan dan fragmen-fragmen benua bergerak menjauh dari Gondawa sebagai hasil dari rollback dari subduksi ( Gambar 7).
b. Pada Kapur Awal (135 MA)
Gambar 8
c. Pada Kapur Awal (110 MA)
Gambar 9
d. Pada Kapur Tengah (90 MA)
Gambar 10
e. Pada Kapur Akhir (70 MA)
Gambar 11
f. Pada Eosen Awal (55 MA)
Gambar 12
g. Pada Eosen Tengah (45 MA)
Gambar 13
h. Pada Eosen Tengah (15 MA)
Gambar 14
Kesimpulan
Berdasarkan data Geologi evolusi tektonik sundaland merupakan gabungan dari sisa – sisa fragment dari benua gondwana yang terpisah akibat spreading. Bagian–bagian ini kemudian bergabung dengan sebagian dari benua Eurasia. Selain itu pergerakan dari Fragment Benua Gondwana mengakibatkan subduksi di selatan Eurasia berubah pergerakanya. Kemudian akibat dari collision benua Eurasia dan lempeng India mengakibatkan terjadinya sesar – sesar dan rotasi yang berlawanan dengan arah jarum jam.
Sumber Rujukan:
Hall, R., Clements, B., Smyth, H. R. 2009. Sundaland: Basement Character, Structure and Plate Tectonic Development. Proceedings, Indonesian Petroleum Association, Thirty-Third Annual Convention & Exhibition, May-09.
Hutchison, C. S. 1973. Tectonic Evolution of Sundaland: A Phanerozoic Synthesis. Proceedings Regional Conference on the Geology of South East Asia, Geological Society of Malaysia. Vol. 6. Hal. 61-86.
Sudarmono, Suherman T, dan Benny Eza. 1997. Paleogene Basin Development in Sundaland and its’s Role to the Petroleum Systems in Western Indonesia. Proceedings of an International Conference on Petroleum Systems of SE Asia and Australasia.
http://www.wacananusantara.org/sundaland/
*Sumber Tulisan: suarageologi.blogspot.com
No comments:
Post a Comment