Wednesday, April 23, 2014

Jejak Peninggalan Neolitikum di Batujaya

2011-04-22 14:19:49 WIB

Jejak Peninggalan Neolitikum di Batujaya

Politikindonesia - Situs Batujaya begitu penting untuk penggalian jejak prasejarah dan awal sejarah bangsa Indonesia. Situs ini menghadirkan artefak dan kerangka manusia yang begitu lengkap. Tak pernah dalam sejarah arkeologi ditemukan artefak dan kerangka manusia pembuatnya dalam satu tempat secara sangat lengkap.

Batujaya adalah sebuah desa di pinggir Sungai Citarum. Posisinya sekitar 20 km dari Ujung Karawang, tempat bermuaranya Sungai Citarum di Laut Jawa yang membentuk delta. Disinilah, pada 1984 ditemukan sebuah situs peninggalan menyingkapkan artefak-artefak penting pra-sejarah (Neolitikum) Jawa Barat dan Indonesia.  

Situs Batujaya terletak di tengah hamparan sawah. Sekitar 25 km sebelah timurnya  ada situs serupa yang dinamakan situs Cibuaya. Cibuaya terletak 5 km dari tepi pantai. Diduga, sebelumnya Batujaya dan Cibuaya terletak di tepi pantai laut jawa. Sedimentasi kuarter yang sangat aktif di delta muara Citarum, membuat kedua daerah itu tak lagi berada di pantai.

Situs Batujaya, ditemukan pada tahun 1984. Sejak itu, selama 27 tahun situs ini digali dan dipelajari para ahli arkeologi Indonesia dan mancanegara. Pada awal ditemukan, situs ini mulanya berupa bukit-bukit kecil di tengah sawah yang tertimbun tanah. Penduduk setempat biasa menyebutnya unur-unur (bukit-bukit kecil). Pasca penemuan itu, hampir semua unur-unur tersebut kini berubah wujud menjadi  candi-candi hasil rekonstruksi dan lubang-lubang parit dan terbuka galian para arkeolog.

Hasan Djafar, ahli arkeologi UI yang merupakan kepala tim penggalian situs Batujaya, menerangkan, pihaknya telah menemukan banyak penemuan artefak di situs batujaya. Seperti bongkahan bata merah yang kemudian direkonstruksi kembali menjadi candi-candi yang cukup besar, tembikar-tembikar, manik-manik, tablet-tablet tanah liat.

Penemuan yang cukup mengejutkan adalah puluhan kerangka manusia yang masih utuh dari tengkorak sampai tapak kaki, pada Juli 2006. Untuk meneliti temuan itu, dua arkeologi berkebangsaan Prancis dan Belanda khusus datang ke situs ini untuk melakukan ekskavasi kerangka-kerangka di situs itu. Mereka  mengambil beberapa sampel tulang dan gigi dan akan melakukan penelitian DNA atas fosil tulang dan gigi guna mendapatkan data karakteristik ragawi yang lebih lengkap.

Sekedar catatan, dalam metode terbaru arkeologi, pengambilan spesimen fosil suatu ras manusia harus dilakukan oleh ahli arkeologi dari ras berlainan. Bisa jadi, ini untuk menghindarkan kontaminasi saat pengambilan sampel. Kerangka manusia di Batujaya diperkirakan dari ras Indonesia, yaitu Mongolid, maka yang mengambil sampel adalah orang2 dari ras Eropa (Kaukasoid).

Selama lebih 25 tahun penelitian, situs Batujaya, didapat kesimpulan sementara bahwa situs ini berumur di ambang pra-sejarah dan sejarah Indonesia. Artinya, situs ini ada di abad ke-4 dan ke-5 Masehi, karena batas pra-sejarah dan sejarah Indonesia adalah tahun 400 Masehi.

Yang menarik, Candi Batujaya terbuat dari batamerah dan mempunyai ciri-ciri candi Budha. Tembikar dan manik-manik yang ditemukan adalah dari masa Neolitikum. Votive tablets (semacam cap) terbuat dari tanah liat bakar bertuliskan tulisan pendek dalam aksara Palawa.
http://gunungtoba2014.blogspot.com
Hasil penelitian ini, meruntuhkan mitos bahwa di Jawa Barat tidak ada candi lain selain Candi Cangkuang (candi Syiwa) di Leles Garut. Candi Batujaya justru adalah candi yang paling tua di tanah Jawa yang berasal dari abad ke-4 atau ke-5. Candi Batujaya juga meruntuhkan mitos bahwa candi yang berumur lebih muda saja yang dibangun dari bata merah. Sedangkan candi yang lebih tua dibangun dari batuan gunung (andesitik) seperti model candi Jawa Tengah ke Jawa Timur.

Ahli menyimpulkan, aksara dari tanah liat yang ditemukan di Batujaya sama dengan aksara yang dipakai pada sejumlah prasasti di Tarumanagara yang ditemukan lebih tersebar di daerah Jawa Barat. Arkeolog kini tengah menggali hubungan Batujaya dengan Tarumanegara dan juga kerajaan-kerajaan Sunda sesudahnya seperti kerajaan Galuh, Sunda, Pajajaran. Penanggalan absolut dan posisi stratigrafik situs Batujaya dan situs-situs lainnya di Jawa Barat akan menjawab hal ini.

Hingga kini, penggalian dan penelitian di Situs Batujaya masih terus berlangsung. Analisis laboratorium atas sampel-sampel artefak dan fosil dari Batujaya masih terus dilakukan. Data hasil analisis DNA pada kerangka manusia yang ditemukan di situs ini dipercaya akan mengungkapkan lebih banyak fakta tentang zaman itu.  

Dengan sejumlah peninggalan yang dimilikinya, situs Batujaya begitu penting untuk pengetahuan prasejarah dan awal sejarah bangsa Indonesia. Baru pada situs inilah ditemukan artefak dan kerangka manusia yang begitu lengkapnya. Belum pernah dalam sejarah arkeologi ditemukan artefak dan kerangka manusia pembuatnya dalam satu tempat secara sangat lengkap. Siapa tahu, situs Batujaya kelak mampu mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang telah berbudaya tinggi, bahkan sejak zaman pra-sejarah sekalipun.
(kap/rin/nis)


Sumber:
http://www.politikindonesia.com/index.php?k=politisiana&i=21203-Jejak-Peninggalan-Neolitikum-di-Batujaya

No comments:

Post a Comment