"Piramida Garut" Terinspirasi Bosnia?
Tahun 2005, bukit Visocica diklaim menyimpan piramida di dalamnya. Jadi kontroversi dunia.
ddd
Jum'at, 2 Desember 2011, 07:10Elin Yunita Kristanti
(Turangga Seta)
VIVAnews - Perhatian para arkeolog kini mengarah ke Gunung Sadahurip di Garut, Jawa Barat. Sebuah misteri besar menunggu untuk diungkap: benarkah di dalamnya terdapat piramida besar buatan manusia, yang konon lebih tua dan lebih besar dari Piramida Giza di Mesir?
Kisah penemuan piramida Garut mirip dengan apa yang terjadi di Bosnia tahun 2005 lalu. Sebuah bukit bernama Visocica di Kota Visoko, barat laut Sarajevo, menjadi fokus perhatian dunia.
Adalah Semir Osmanagic, peminat arkeolog sekaligus pebisnis, yang menyadari keanehan bentuk puncak bukit setinggi setinggi 213 meter itu pada April 2005.
Setelah serangkaian penggalian dilakukan, dia mengklaim menemukan sejumlah prasasti misterius yang ditulis pada batu. Lantas, setelah beberapa kali dilakukan penggalian, disimpulkan bahwa piramida yang terdapat di bukit tersebut lebih besar dari Piramida Giza di Mesir.
Klaim penemuan kolosal ini dihujani respon dan jadi kontroversi. Para arkeolog mengritik klaim tersebut. Namun, Osmanagic bertahan dengan pendapatnya. "Mereka hanya cemburu," kata dia kepada situs sains, LiveScience. "Orang-orang kelabakan, karena mereka terlanjur mengajarkan pada murid bahwa Bosnia adalah orang gua (primitif). Kemudian tiba-tiba ada penemuan struktur kompleks di sini."
Di tengah pandangan miring para ilmuwan, penggalian terus dilakukan. Perkembangannya bisa dipantau di situs Bosnian Pyramid.
Apakah temuan di Garut terinspirasi hal serupa di Bosnia?
Anggota Tim Bencana Katastropik Purba yang dibentuk Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Iwan Sumule menegaskan: tidak.
"Piramida Garut itu ditemukan secara kebetulan ketika tim meneliti patahan atau sejarah gempa masa lalu," kata dia kepada VIVAnews.com.
Sebab, Iwan menambahkan, diyakini bahwa gempa berulang dan ada masa periodiknya, termasuk gunung api. Dengan mengetahui sejarah atau data-data gempa masa lalu, kita dapat membuat langkah-langkah mitigasi.
"Karena diyakini juga bahwa punahnya peradaban manusia itu akibat bencana-bencana di masa lalu, seperti gempa dan letusan gunung api.
Terkait temuan "piramida Garut" di dalam Gunung Putri atau Sadahurip, Iwan menjelaskan semua proses ilmiah dan berbagai metode yang dimungkinkan dan disyaratkan telah diterapkan di sana, termasuk georadar dan geolistrik, juga pengujian dengan carbon dating. Hasilnya, kata dia, "Ini bukan alami, melainkan man made."
Tim juga menggunakan metode Interferometric Syntetic Aperture Radar (IFSAR). "Dihasilkan gambar yang benar-benar telanjang. Bisa dilihat (di gambar) yang berwarna kuning adalah batu, sementara warna biru adalah air," jelasnya.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Sejarah dan Kepurbakalaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan, bukan tak mungkin Indonesia memiliki piramida.
"Bukan tak mungkin ada piramida di Garut, karena ada punden berundak dan bangunan di Candi Jiwa," kata Sekretaris Ditjen Sejarah dan Kepurbakalaan, Soerosa, seperti dalam rilis yang diterima VIVAnews, Minggu 27 November 2011. Candi Jiwa ini sebuah candi di Karawang yang diperkirakan berasal dari abad ke-4 Masehi.
Untuk pembuktian, kata Soeroso, eskavasi harus dilakukan. Tim Katastropik Purba yang selama ini secara informal berkoordinasi diharapkan segera melengkapi hasil temuannya agar bisa berlanjut ke tahap eskavasi.
Soeroso menjelaskan, dugaan adanya piramida yang tertimbun jauh di dalam tanah memang kemungkinan besar bisa terjadi. Baru-baru ini, di daerah pegunungan Temanggung ditemukan peninggalan candi yang terkubur sedalam 8 meter dari permukaan tanah. (kd)
Kisah penemuan piramida Garut mirip dengan apa yang terjadi di Bosnia tahun 2005 lalu. Sebuah bukit bernama Visocica di Kota Visoko, barat laut Sarajevo, menjadi fokus perhatian dunia.
Adalah Semir Osmanagic, peminat arkeolog sekaligus pebisnis, yang menyadari keanehan bentuk puncak bukit setinggi setinggi 213 meter itu pada April 2005.
Setelah serangkaian penggalian dilakukan, dia mengklaim menemukan sejumlah prasasti misterius yang ditulis pada batu. Lantas, setelah beberapa kali dilakukan penggalian, disimpulkan bahwa piramida yang terdapat di bukit tersebut lebih besar dari Piramida Giza di Mesir.
Klaim penemuan kolosal ini dihujani respon dan jadi kontroversi. Para arkeolog mengritik klaim tersebut. Namun, Osmanagic bertahan dengan pendapatnya. "Mereka hanya cemburu," kata dia kepada situs sains, LiveScience. "Orang-orang kelabakan, karena mereka terlanjur mengajarkan pada murid bahwa Bosnia adalah orang gua (primitif). Kemudian tiba-tiba ada penemuan struktur kompleks di sini."
Di tengah pandangan miring para ilmuwan, penggalian terus dilakukan. Perkembangannya bisa dipantau di situs Bosnian Pyramid.
Apakah temuan di Garut terinspirasi hal serupa di Bosnia?
Anggota Tim Bencana Katastropik Purba yang dibentuk Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Iwan Sumule menegaskan: tidak.
"Piramida Garut itu ditemukan secara kebetulan ketika tim meneliti patahan atau sejarah gempa masa lalu," kata dia kepada VIVAnews.com.
Sebab, Iwan menambahkan, diyakini bahwa gempa berulang dan ada masa periodiknya, termasuk gunung api. Dengan mengetahui sejarah atau data-data gempa masa lalu, kita dapat membuat langkah-langkah mitigasi.
"Karena diyakini juga bahwa punahnya peradaban manusia itu akibat bencana-bencana di masa lalu, seperti gempa dan letusan gunung api.
Terkait temuan "piramida Garut" di dalam Gunung Putri atau Sadahurip, Iwan menjelaskan semua proses ilmiah dan berbagai metode yang dimungkinkan dan disyaratkan telah diterapkan di sana, termasuk georadar dan geolistrik, juga pengujian dengan carbon dating. Hasilnya, kata dia, "Ini bukan alami, melainkan man made."
Tim juga menggunakan metode Interferometric Syntetic Aperture Radar (IFSAR). "Dihasilkan gambar yang benar-benar telanjang. Bisa dilihat (di gambar) yang berwarna kuning adalah batu, sementara warna biru adalah air," jelasnya.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Sejarah dan Kepurbakalaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan, bukan tak mungkin Indonesia memiliki piramida.
"Bukan tak mungkin ada piramida di Garut, karena ada punden berundak dan bangunan di Candi Jiwa," kata Sekretaris Ditjen Sejarah dan Kepurbakalaan, Soerosa, seperti dalam rilis yang diterima VIVAnews, Minggu 27 November 2011. Candi Jiwa ini sebuah candi di Karawang yang diperkirakan berasal dari abad ke-4 Masehi.
Untuk pembuktian, kata Soeroso, eskavasi harus dilakukan. Tim Katastropik Purba yang selama ini secara informal berkoordinasi diharapkan segera melengkapi hasil temuannya agar bisa berlanjut ke tahap eskavasi.
Soeroso menjelaskan, dugaan adanya piramida yang tertimbun jauh di dalam tanah memang kemungkinan besar bisa terjadi. Baru-baru ini, di daerah pegunungan Temanggung ditemukan peninggalan candi yang terkubur sedalam 8 meter dari permukaan tanah. (kd)
© VIVA.co.id
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/268960-misteri--piramida-garut--terinspirasi-bosnia-
SOROT 124
Menjelajah Jejak Piramida Raksasa
Sejumlah tempat di nusantara diduga menyimpan piramida dari masa silam. Di mana saja?
ddd
Senin, 28 Februari 2011, 12:40Nezar Patria
(Turangga Seta)
VIVAnews--Sekelompok orang peminat arkeologi dan sejarah memburu peradaban masa silam di nusantara. Turangga Seta, demikian nama kelompok itu, menyatakan ada ratusan gunung piramida di Indonesia.
"Tingginya tak kalah dari piramida Giza di Mesir yang cuma 140-an meter,” kata Agung Bimo Suredjo, salah seorang pegiat Turangga Seta. Mereka melakukan penjelajahan ke sejumlah bukit dan gunung, termasuk Gunung Lalakon di Kotawaringin,Bandung.
Pernyataan mereka ini mengernyitkan dahi banyak kalangan. Tapi, Turangga Seta tak mau asal bicara. Mereka bahkan mengajak sejumlah geolog ternama untuk menguak secara ilmiah isi bukit yang mirip piramida itu.
Lalu, benarkah gunung dan bukit kita menyimpan piramida yang mirip dengan temuan di Mesir dan suku Maya? Simak hasil uji geolistrik atas bukit piramida itu di SOROT 124, Infografik: Menjelajahi Jejak Piramida.
Baca juga cerita lengkap ihwal piramida itu di SOROT 124:
© VIVA.co.id
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/206874-infografik--ada-piramida-di-nusantara-
© VIVA.co.id
Diselidiki, Mata Air Dekat "Gunung Piramida"
"Diduga kuat materialnya menjadi bahan bangunan di Sadahurip."
ddd
Rabu, 11 Januari 2012, 06:09Elin Yunita Kristanti, Amal Nur Ngazis
(Turangga Seta)
VIVAnews -- Tim Katastropik Purba yang dibentuk kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB) kini sedang meneliti mata air yang mengucur di lembah batu Rahong, yang letaknya tidak jauh dari Gunung Sadahurip. Ini terkait dengan dugaan ada struktur "man made" yang tersimpan di balik gunung tersebut: "Piramida Garut".
Anggota tim, Iwan Sumule menjelaskan, lembah batu Rahong -- lokasi mata air itu, juga punya keunikan. Diduga sebelumnya ia adalah gunung, yang karena sebuah proses berubah menjadi lembah.
"Diduga kuat materialnya menjadi bahan bangunan di Sadahurip," ujar dia, dalam rilis yang diterima VIVAnews.com, Selasa 10 Januari 2011.
Berdasarkan hasil IFSAR, juga hasil geolistrik, lanjut Iwan, terlihat pernah ada kegiatan penambangan bukit sampai terbentuk tebing batu Rahong.
Petunjuknya, lembah batu Rahong memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan pola kelongsoran tebing alami karena tidak ada tumbukan longsorannya.
Selain itu, volume material di atas elevasi 110 meter dari puncak bukit Sadahurip sama dengan volume yang berkurang dari lembah tebing batu Rahong.
"Diduga kuat materialnya menjadi bahan bangunan di Sadahurip," ujar dia, dalam rilis yang diterima VIVAnews.com, Selasa 10 Januari 2011.
Berdasarkan hasil IFSAR, juga hasil geolistrik, lanjut Iwan, terlihat pernah ada kegiatan penambangan bukit sampai terbentuk tebing batu Rahong.
Petunjuknya, lembah batu Rahong memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan pola kelongsoran tebing alami karena tidak ada tumbukan longsorannya.
Selain itu, volume material di atas elevasi 110 meter dari puncak bukit Sadahurip sama dengan volume yang berkurang dari lembah tebing batu Rahong.
Untuk membuktikan, benarkah batu di lembah Rahong digunakan jadi bahan bangunan "piramida", saat ini sedang dilakukan penelitian intensif terhadap mata air yang ada di bawah lembah. Untuk diketahui, apakah ada hubungan dengan mekanisme yang ada di gunung "man made" Sadahurip. "Mata air dari lembah batu Rahong berkarakteristik air artesis sumur dalam," ujarnya.
Iwan mengungkapkan, untuk riset air lembah Rahong, sementara ini difokuskan pada gelombang yang berubah ubah karena Amplitudo (AM) atau fasa (FM) frekuensinya, beresonansi dengan wadahnya.
Agar terjadi resonansi diberikan sekat membrane logam yang berpori heksagonal dan ditata seperti Mitochondria. "Kami uji coba dengan frekuensi tetap misalnya gelombang Fibonacci atau Plutna," katanya. Juga dilakukan, pemisah molekular H2 dengan O.
Mekanisme ini bersumber pada tekanan, sehingga menimbulkan pergerakan mekanika pada sebuah sistem akselerasi magnetik dan energi kinetik. "Apabila energi itu secara berlebihan tak tertampung , maka akan membentuk pancaran gelombang cahaya yang sewaktu-waktu terlihat di sekitar Gunung Sadahurip," kata dia.
Juga wajar kalau muncul dugaan di masyarakat, bahwa air di sekitar Sadahurip menjadi air yang bermutu tinggi sebagai sarana akselerasi sel di tubuh manusia. "Kami sedang melakukan uji laboratorium untuk melihat kecenderungan antioksidan air lembah Rahong," kata Iwan. "Dan akan dibandingkan dengan air mineral yang ada di Indonesia maupun yang ada di beberapa negara."
Agar terjadi resonansi diberikan sekat membrane logam yang berpori heksagonal dan ditata seperti Mitochondria. "Kami uji coba dengan frekuensi tetap misalnya gelombang Fibonacci atau Plutna," katanya. Juga dilakukan, pemisah molekular H2 dengan O.
Mekanisme ini bersumber pada tekanan, sehingga menimbulkan pergerakan mekanika pada sebuah sistem akselerasi magnetik dan energi kinetik. "Apabila energi itu secara berlebihan tak tertampung , maka akan membentuk pancaran gelombang cahaya yang sewaktu-waktu terlihat di sekitar Gunung Sadahurip," kata dia.
Juga wajar kalau muncul dugaan di masyarakat, bahwa air di sekitar Sadahurip menjadi air yang bermutu tinggi sebagai sarana akselerasi sel di tubuh manusia. "Kami sedang melakukan uji laboratorium untuk melihat kecenderungan antioksidan air lembah Rahong," kata Iwan. "Dan akan dibandingkan dengan air mineral yang ada di Indonesia maupun yang ada di beberapa negara."
© VIVA.co.id
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/278965-diselidiki--mata-air-dekat--gunung-piramida-
No comments:
Post a Comment