Kamis, 28/07/2011 19:30 WIB
Piramida Gunung Lalakon & Atlantis yang Hilang Berkaitan?
Rachmadin Ismail - detikNews
www.lakubecik.org
Jakarta - Arysio Santos dengan teori
Atlantis dan Stephen Oppenheimer dengan teori Sundaland, sama-sama
berkesimpulan kalau Indonesia adalah awal peradaban dunia. Kini muncul
spekulasi baru bahwa piramida gunung Lalakon di Bandung adalah bukti dua
teori tersebut. Benarkah?
Ahmad Yanuana Sama dan Oman Abdurahman
membuat hipotesa tersebut dalam buku Peradaban Atlantis Nusantara.
Mereka mengumpulkan berbagai teori dari kitab suci, para ahli, hingga
mengurai petunjuk dari temuan-temuan bersejarah, termasuk kemungkinan
adanya piramida di Gunung Lalakon Bandung.
"Dari sekian banyak
bukti-bukti fisik yang mengindikasikan keberadaan Atlantis di Nusantara,
yang paling menarik saat ini adalah dengan diketemukannya struktur
batuan piramida di balik bukit Lalakon, kecamatan Soreang, Kabupaten
Bandung," tulis Ahmad dan Oman di halaman 485 buku tersebut.
Keduanya
juga mengutip hasil tes di piramida tersebut yang membuktikan adanya
batuan brojong di struktur piramida. Bebatuan itu terususun rapi dengan
kemiringan 30 derajat setelah menggali tanah dengan kedalaman 1-4 meter.
Di
buku tersebut, Ahmad dan Oman juga menambah teori dari Oppenheimer dan
Santos dengan kajian dari sejarah filsafat Islam. Ilmu tersebut
digunakan sebagai kajian disiplin ilmu dan kajian interdisipliner bidang
kearifan dari sejarah nusantara.
Harapan keduanya lewat buku
tersebut, ada upaya untuk meneliti kembali sejarah nasional, terutama
pada era Nusantara kuno. Dengan demikian, perbaikan sendi-sendi
kehidupan di Tanah Air pun dapat dilakukan.
"Terhindar dari
keserakahan dan kerakusan egois pribadi, keluarga dan kelompok sendiri
yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," tulis keduanya
di akhir buku
Namun, apa yang ditulis oleh Ahmad dan Oman tidak serta mendapat pengakuan. Ada yang masih pesmistis dengan hipotesis ini.
Peneliti
Geologi Kementeri ESDM Oki Oktraiodi yang hadir dalam peluncuran buku
tersebut mengatakan, piramida tidak mungkin ada di Bandung. Sebab secara
historis, bangsa Mesir membuat piramida untuk mengobati kerinduan
mereka terhadap gunung. Bila itu terjadi di Bandung, dianggap tak masuk
akal karena kota tersebut sejak dulu dikelilingi gunung.
"Kerinduan
bangsa Mesir karena awalnya mereka berasal dari bangsa yang ada
pegunungan. Sekarang saya tanya, Bandung itu terkenal dengan diriung ku
gunung, jadi apa yang dirindukan. Tapi kalau saya salah, silakan
dibuktikan dengan penelitian komprehensif," jelas Oki Universitas
Paramadina, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (28/7/2011).
Budayawan
Radar Pancadahana juga mengatakan, kesimpulan dalam buku tersebut masih
sangat jauh dari kesahihan. Butuh banyak penelitian dan pembuktian
ilmiah guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
"Tapi
persoalannya kenapa kita ngumpul di sini untuk sesuatu yang setengah
bohong. Karena kita memang hidup dalam dunia yang setengah riil, kenapa?
Karena kita tidak kuat menghadapi realitas yang ada," sindirnya.
Sumber:
http://news.detik.com/read/2011/07/28/193015/1691799/10/2/piramida-gunung-lalakon--atlantis-yang-hilang-berkaitan
No comments:
Post a Comment