Tuesday, August 26, 2014

Peneliti temukan alat tulang prasejarah di Mamberamo

Peneliti temukan alat tulang prasejarah di Mamberamo

Minggu, 10 Agustus 2014 18:57 WIB
Peneliti temukan alat tulang prasejarah di Mamberamo
ilustrasi suatu proses eskavasi prasejarah (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
 
Jayapura (ANTARA News) - Penelitian Balai Arkeologi Jayapura, Papua di Distrik Kelila, Kabupaten Mamberamo Tengah pada April lalu menemukan alat tulang berbahan tulang babi dan burung kasuari.

Peneliti dari Balai Arkeologi Jayapura Hari Suroto di Jayapura, Minggu, mengatakan alat tulang babi dan alat tulang kasuari yang ditemukan itu berfungsi sebagai pemotong dan pembelah buah merah.

Alat tulang babi berukuran panjang 17 cm, lebar 3,5 cm dan tebal 2 cm dengan warna putih kemerahan.

Alat tulang kasuari berukuran panjang 32,5 cm, lebar 4,5 cm, tebal 4 cm dengan warna putih kecoklatan.

"Alat tulang adalah perkakas yang dibuat dari bahan tulang yang dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari penduduk Mamberamo Tengah Jenis tulang yang dijadikan sebagai alat yaitu bagian tulang kering dari babi dan kasuari," katanya.

Berdasarkan analisis, kata Hari, diketahui teknik pembuatannya yaitu dengan memecahkan tulang menggunakan alat tumpul.

Kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan lebih lanjut yaitu teknik pangkas, dengan cara memangkas bagian ujung untuk kemudian dilakukan peruncingan.

Untuk membentuk artefak sesuai dengan yang diinginkan, lanjut alumnus Universitas Udayan Bali itu, diperlukan penghalusan melalui penggosokan pada bagian yang digunakan sebagai bagian yang tajamnya.

"Pembuatan alat tulang kasuari dengan cara dibelah jadi dua untuk kemudian dilakukan pengerjaan lebih lanjut berupa pemangkasan dan peruncingan," katanya.

Menurut Hari, kondisi lingkungan yang subur dan keberadaan sungai sebagai sumber air, menjadikan Kelila sebagai lokasi yang dipilih manusia sebagai tempat beraktivitas pada masa prasejarah.

Selain itu, analisis polen terhadap sisa tanaman buah merah menunjukkan bahwa pembukaan lahan di wilayah itu digunakan untuk budidaya buah merah pernah berlangsung sekitar 7.000 hingga 5.200 tahun yang lalu.

"Buah merah merupakan makanan utama penduduk Mamberamo Tengah hingga saat ini. Buah merah merupakan sumber minyak serta bijinya berprotein tinggi. Manusia kala itu menggunakan alat tulang babi dan kasuari untuk memotongnya," katanya.


Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2014

http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/526178-ini-penyebab-manusia-jadi-lebih-beradab

Ada Kehidupan 'Alien' di Bawah Es Kutub Selatan

Ada Kehidupan 'Alien' di Bawah Es Kutub Selatan

Mikroogranisme bisa hidup tanpa cahaya matahari dan udara

Selasa, 26 Agustus 2014, 08:48
Mikroorganisme
Mikroorganisme (BBC/Trista Vick-Majors)
Follow us on Google+
VIVAnews - Ilmuwan mengklaim telah menemukan ekosistem bawah laut es Kutub Selatan. Dari temuan ini mereka menyimpulkan jika kehidupan juga ada di lingkungan ekstrim sekalipun, mirip dengan kehidupan di planet dalam sistem tata surya kita.

Dalam temuan tersebut, seperti dilansir BBC, Selasa 26 Agustus 2014, peneliti menemukan jika bentuk-bentuk kehidupan kecil pun dapat hidup di bawah tumpukan es yang tebalnya hampir setengah kilometer. Mereka bisa hidup meski tidak terkena sinar matahari atau mendapatkan udara segar selama jutaan tahun.

Hal ini bisa membuktikan teori sebelumnya yang meyakini jika mikroorganisme kemungkinan bisa bertahan dengan cara baru untuk menghasilkan energi. Dengan kata lain, kemungkinan kehidupan bawah laut es ini hampir sama dengan ekosistem yang ada di Mars, bulan atau planet es lainnya.

"Selama puluhan tahun kita hanya bisa menduga-duga. Dengan temuan ini bisa menjadi bukti definitif bahwa di dalam es Kutub Selatan tidak hanya mengandung kehidupan tapi juga ekosistem yang aktif," ujar peneliti Brent Christner, Profesor of Biology di Louisiana State University, Amerika.

Menurut Prof. Christner, mereka saat ini sedang meneliti kehidupan dalam air yang kemungkinan memiliki sekitar 4.000 spesies berbeda di dalamnya. Ini untuk memperkuat dugaan adanya kehidupan di ekosistem superdingin itu.

"Pertama kali kami pergi ke Kutub Selatan dan menggali keseluruhannya, kami menemukan kehidupan. Artinya, kehidupan di sini tidak akan terlalu jauh berbeda dengan planet yang memiliki kondisi ekosistem yang hampir sama, seperti bulan es di Jupiter atau Europa. Kehidupan Alien bisa ada di sana," Kata Prof. Christner.

Sayangnya, lingkungan yang ada di bawah es ini tidak terlalu bersahabat satu sama lain. Organisme baru di dalamnya terpaksa untuk 'memakan bebatuan', menyematkan diri mereka ke partikel mineral dan mengumpulkan sejumlah kecil amonia dan nitrogen.

Lapisan es di Kutub Selatan ini menyelimuti hampir seluruh Kutub yang ada. Ukurannya mencapai 1,5 kali lebar wilayah Amerika. Di dalamnya terkandung 70 persen air mineral segar yang ada di bumi.

Peneliti percaya ekosistem seperti ini tersebar di bawah kutub. Di dalam lapisan es Kutub Selatan itu juga diyakini tersimpan 400 danau subglacial dan beberapa aliran sungai.

"Sungai es dan lapisannya ternyata tidaklah steril. Terdapat beragam komunitas mikrobial di dalamnya. Hasil dari sampel yang kami teliti, berdasarkan uji coba DNA, mikroorganisme itu tidak dibawa secara sengaja. Mereka benar-benar hidup dan berkembang," tegasnya.

Tim peneliti menamai proyek ini sebagai The Whillans Ice Stream Subglacial Access Research Drilling (WISSARD). Mereka melakukan penggalian es dengan kedalaman 1,5 mil sejak Januari 2013. Dari sinilah mereka mengambil contoh mikroorganisme untuk diteliti.

Penelitian mereka telah dipublikasikan di jurnal Nature.


© VIVA.co.id 
http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/532105-ada-kehidupan--alien--di-bawah-es-kutub-selatan

Dua kota kuno Maya ditemukan di hutan Meksiko

Dua kota kuno Maya ditemukan di hutan Meksiko

Sabtu, 23 Agustus 2014 02:26 WIB
Dua kota kuno Maya ditemukan di hutan Meksiko
Dokumentasi (REUTERS/FUNAI)
 
Mexico City (ANTARA News) - Para arkeolog telah menemukan dua kota kuno suku Indian Maya yang tersembunyi di hutan Meksiko tenggara.  Penemuan ini membuar para peneliti yakin ada beberapa kota kuno lainnya ditemukan di kawasan ini.

Ivan Sprajc, profesor pada Pusat Riset Akademi Ilmu dan Seni Slovenia mengatakan bahwa timnya menemukan kota kuno Lagunita dan Tamchen di Semenanjung Yucatan April lalu dengan mempelajari foto-foto udara di kawasan itu.

Sprajc mengatakan kedua kota tua itu mencapai puncak kejayaannya pada era Klasik Terakhir dan Ujung (600-1000 Masehi). Pada setiap situs, para peneliti menemukan bangunan-bangunan seperti istana, piramida-piramida dan plaza-plaza.

Salah satu dari piramid itu bertinggi hampir 20 meter.

Mereka juga menemukan fasad atau gerbang yang berbentuk pintu masuk seperti mulut raksasa yang kemungkinan besar sebagai salah satu pintu masuk utama ke pusat kota. Foto-foto dari kedua situs menunjukkan bahwa piramida batu menonjol keluar dari bawah dedaunan nan lebat.

"Pintu masuk itu tampaknya menyimbolkan pintu masuk ke sebuah gua dan ke dunia bawah tanah. Orang masuk melalui pintu ini akan memasuki pelataran-pelataran suci," kata dia kepada Reuters via telepon dari Slovenia.

Sprajc mengatakan timnya memetakan 10-12 hektare pada setiap situs, namun kemungkina besar kedua kota itu lebih luas. "Kami telah mengelaborasi sebuah peta tetapi hanya pusat keagamaan dan administrasi kedua kota itu," kata dia. "Ini tampak seperti pusat kota."

Timnya belum mengekskavasi kedua situs tersebut.

"Ada lusinan situs yang sudah saya lihat dari foto-foto udara itu," sambung dia seraya menegaskan bahwa penemuan tambahan akan tergantung pada pendanaan lebih jauh.

Musim panas lalu, Sprajc menemukan situs kota kuno suku Maya lainnya, Chactun, 10 km arah utara Lagunita dan 6 km arah (4 miles) arah barat laut Tamchen, demikian Reuters.


Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2014

Sumber:
http://www.antaranews.com/berita/449824/dua-kota-kuno-maya-ditemukan-di-hutan-meksiko



Kota Kuno Ditemukan Tersembunyi di Hutan Meksiko

Tempat mirip gedung, piramid setinggi 20 meter, dan alun-alun.

ddd
Senin, 25 Agustus 2014, 12:32
Ilustrasi
Ilustrasi (Reuters)
Follow us on
VIVAnews - Arkeolog menemukan dua kota kuno yang dipercaya pernah ditinggali oleh suku maya. Kota kuno itu tersembunyi di dalam hutan di Meksiko bagian tenggara.

Dilansir melalui Reuters, Senin 25 Agustus 2014, penemuan ini hanyalah tahap awal. Para peneliti percaya jika hutan itu masih menyembunyikan belasan kota kuno lainnya.

"Kota-kota itu ditemukan dengan cara memeriksa fotografi udara wilayah itu sejak April lalu. Kota kuno ini ditemukan di wilayah Lagunita dan Tamchen, terletak di semenanjung Yucatan," ujar Ivan Sprajc, asisten profesor di Research Center of Slovenian Academy of Science and Art.

Menurut Sprajc, setidaknya ada dua kota yang ditinggali suku maya pada periode klasik, atau sekitar tahun 600 atau 1000 setelah Masehi. Di setiap situs itu ditemukan tempat mirip gedung, piramid dan alun-alun. Salah satu piramid diketahui memiliki tinggi sekitar 20 meter.

Para peneliti itu juga menemukan bagian depan bangunan yang berwujud seperti mulut monster berukuran besar. Mereka yakin jika ini merupakan pintu gerbang untuk masuk ke kota tersebut.

Foto-foto yang menunjukkan pemandangan situs itu memperlihatkan adanya batu piramida yang menjorok keluar sehingga terlihat keluar dari tumpukan dedaunan.

"Pintu masuk ini sepertinya merupakan simbol untuk memasuki gua atau dunia bawah tanah. Seseorang yang masuk melalui pintu ini sepertinya harus melakukan ritual tertentu," ujar Sprajc.

Sprajc dan tim arkeolog lainnya telah memetakan sekitar 10 sampai 12 hektare dalam setiap situs. Kota itu kemungkinan cukup besar.

"Kami mengelaborasi peta namun hanya bagian pusat keagamaan dan administratif dari dua situs yang telah ditemukan ini," ujar Sparjc yang mengaku belum melakukan penggalian lebih dalam di situs ini.

Menurutnya, ada banyak situs yang ditemukan jika berdasarkan tangkapan fotografi udara. Sehingga dirinya tidak bisa berspekulasi karena informasi tambahan lainnya akan sangat bergantung pada temuan berikutnya.

Sebelumnya, Sprajc juga telah menemukan kota kuno Maya lainnya. Salah satunya Chactun yang terletak 10 kilometer dari Utara Lagunita.


© VIVA.co.id 
 
http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/531845-kota-kuno-ditemukan-tersembunyi-di-hutan-meksiko 

Thursday, August 21, 2014

Menguak Isi Lubang Misterius di Siberia

Menguak Isi Lubang Misterius di Siberia


Btm0l8ACEAA7_B5
Lubang misterius di Siberia. foto: The Siberian Times
Sejumlah teori telah mengemuka untuk menjelaskan munculnya lubang misterius di Siberia, Rusia. Mulai dari alien, tumbukan meteorit ke bumi, hunjaman rudal, hingga ledakan yang ditimbulkan oleh memuainya gas dalam tanah akibat pemanasan global. Teori terakhir paling banyak diyakini oleh para ilmuan.
Meski demikian, para ilmuan tetap tak puas dengan teori tersebut. Sehingga mereka kembali ke lubang itu untuk mencari jawaban atas keragu-raguan itu. Tak hanya datang, mereka ternyata juga melongok ke dalam lubang raksasa di Semenanjung Yamal, daerah yang secara harfiah berarti ujung bumi, ini.
Ilmuwan Rusia mendapat pandangan pertama mereka di dalam kawah misterius di Yamal, Siberia pada Rabu 16 Juli, sedangkan Siberian Times, mengambil gambar dari helikopter untuk mendapatkan pemandangan kawah misterius tersebut dari atas.
Diperkirakan bahwa kawah bisa saja berdiameter 80 meter. Namun, Andrey Plekhanov dari State Scientific Centre of Arctic Research mengatakan kepada The Siberian Times bahwa lubang tersebut lebarnya sekitar 30 meter dan bagian terluar nya yang meliputi emisi tanah berdiameter sekitar 60 meter.
Para peneliti juga melihat danau es berada di bagian bawah lubang yang dalamnya sekitar 70 meter tersebut. Sampel tanah, udara, dan air telah diambil dalam rangka untuk membantu menentukan penyebabnya.
Hasil awal menunjukkan bahwa lubang itu terbentuk dalam dua tahun terakhir dan data satelit sedang diperiksa untuk mencoba dan mengidentifikasi dengan tepat kapan pertama kali lubang tersebut muncul. Plekhanov mengatakan kepada Siberian Times bahwa lubang itu adalah ejeksi dari dalam lapisan es, tapi itu bukan ledakan karena tidak ada pelepasan panas.

"Ada es di dalam kawah yang secara bertahap mencair di bawah matahari. Juga ada air lelehan mengalir turun dari sisi-sisinya, kita dapat melihat dengan jelas jejak-jejak air pada dinding lubang. Kawah ini diisi dengan es sekitar delapan puluh persen", kata Andrey Plekhanov
Dia menekankan: "Kami bekerja sama dengan space photographs (yang menyediakan gambar dari satelit) untuk mengetahui waktu yang tepat pembentukannya.
"Kami telah mengambil sampel tanah dan es yang akan langsung dibawa ke laboratorium. Kami bisa dengan yakin mengatakan bahwa kemunculan kawah ini relatif baru, mungkin satu atau dua tahun lalu.
"Mungkinkah terkait dengan pemanasan global? Kami harus melanjutkan penelitian kami untuk menjawab pertanyaan ini."
"Dua musim panas sebelumnya – tahun 2012 dan 2013 memang relatif panas untuk Yamal, mungkin ini entah bagaimana mempengaruhi pembentukan kawah."
"Tapi kami harus melakukan tes dan penelitian kami terlebih dahulu dan kemudian menyatakannya dengan lebih definitif ."
"Teori terbaik untuk saat ini adalah bahwa kawah itu terbentuk oleh kekuatan internal, bukan kekuatan eksternal."
"Untuk saat ini kami dapat mengatakan dengan pasti bahwa di bawah pengaruh proses internal ada ejeksi di permafrost. Saya ingin menekankan bahwa itu bukan sebuah ledakan, tapi ejeksi, sehingga tidak ada panas yang dilepaskan."
Sebelumnya para ilmuwan yakin ada bekas terbakar terlihat di sisi kawah.
"Saya juga teringat sebuah teori yang pernah dikemukakan oleh para ilmuwan kita pada tahun 1980-an, namun teori tersebut kemudian dilupakan selama beberapa tahun."
Teori itu mengatakan bahwa sejumlah danau di Yamal terbentuk karena proses alami persis seperti yang terjadi di permafrost.
"Seperti jenis proses yang terjadi sekitar 8.000 tahun yang lalu, mungkin alam mengulanginya saat ini. Jika teori ini dikonfirmasi, kita dapat mengatakan bahwa kita telah menyaksikan proses alam yang unik yang membentuk lanskap yang tidak biasa dari semenanjung Yamal."

"Tak ada jejak dampak antropogenik dekat kawah, juga tidak ada jejak keberadaan manusia, kecuali beberapa jejak kereta luncur dan tentu saja jejak rusa."
"Jika ini adalah bencana buatan manusia yang terjadi saat pememompaan gas, maka lubang ini tentu akan berada lebih dekat ke ladang gas, bukan disini", kata Andrey Plekhanov kepada The Siberian Times.
"Lubang ini sekitar 30 kilometer jauhnya. Dan tidak diketahui oleh para pekerja di ladang Gas".
Mengenai spekulasi alien atau UFO, dia bersikeras: "Tidak ada yang misterius tentang lubang ini. Tidak ada perasaan aneh atau yang tidak dapat dijelaskan disini, kami datang dan kembali dengan sehat wal afiat".
Meskipun demikian, ia mengatakan: "Saya belum pernah melihat sesuatu seperti ini, meskipun saya telah ke Yamal berkali-kali."

 
Musim panas tahun 2012 dan 2013 memang terasa hangat di wilayah tersebut, namun para peneliti masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum benar-benar tahu apa penyebab spesifik terciptanya lubang tersebut. (apakabardunia.com)
- See more at:http://www.indopos.co.id/2014/08/menguak-isi-lubang-misterius-di-siberia.html#sthash.Shm33cMy.dpuf