Thursday, February 26, 2015

Penasihat Obama Beberkan Dokumen Rahasia UFO

Penasihat Obama Beberkan Dokumen Rahasia UFO

Podesta yakin masih ada rahasia yang tersembunyi UFO bakal terkuak.

Rabu, 18 Februari 2015 | 15:22 WIB
Oleh : Amal Nur Ngazis
Penasihat Obama Beberkan Dokumen Rahasia UFO
Salah satu dokumen UFO pada Proyek Blue Book (www.motherboard.com)

VIVA.co.id - Penasihat Presiden Amerika Serikat, John Podesta, blak-blakan menyampaikan pernyataan terkait dokumen objek terbang misterius (UFO). 


Dalam pernyataannya melalui akun Twitter-nya, Podesta mengakui gagal mengamankan berkas dokumen rahasia, yang membahas pemerintah AS telah bertemu dengan kehidupan luar Bumi. 

Melansir Huffington Post, Rabu 18 Februari 2015, Podesta mengakui pada awal 2002, pemerintah Amerika Serikat mulai membeberkan dokumen tentang UFO untuk kepentingan penelitian ilmiah. 

Namun, ia melanjutkan, ada beberapa rahasia tersembunyi yang masih berpotensi diumbar ke publik. 

"Akhirnya, kegagalan terbesar saya pada 2014 yaitu sekali lagi tidak mengamankan file rahasia UFO," tulis Podesta melalui akun @Podesta44. 

Podesta bukanlah pejabat pertama AS yang khawatir dengan keberadaan makhluk luar Bumi. Mantan Presiden AS, Bill Clinton diketahui sudah lama meyakini adanya alien.



Dalam sebuah wawancara di masa lalu, Clinton memperingatkan atas insiden Roswell, sebuah penampakan UFO yang terkenal. 

Untuk diketahui, militer AS telah lama mendalami UFO dan makhluk asing melalui proyek Blue Book. Proyek ini merupakan program Angkatan Udara AS yang menganalisis laporan UFO.

Proyek yang berjalan pada 1952-1970 itu guna mengantisipasi kemungkinan risiko keamanan terhadap negara, misalnya menyusup pesawat Uni Soviet atau alien yang mengunjungi Bumi.

Sejauh ini, militer AU AS telah memeriksa 10.147 laporan UFO, dan telah memastikan 9.501 di antaranya adalah gangguan fenomena astrologi. Sementara itu, 646 laporan belum terpecahkan. Sejauh ini, Angkatan Udara AS itu tak menemukan tanda adanya alien.


Sumber:

http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/591712-penasihat-obama-beberkan-dokumen-rahasia-ufo




Misteri Benda Aneh Mirip UFO Terkubur di Kedalaman 40 Meter

Misteri Benda Aneh Mirip UFO Terkubur di Kedalaman 40 Meter

Berat benda aneh itu mencapai 199 kilogram

Minggu, 8 Februari 2015 | 23:13 WIB
Oleh : Amal Nur Ngazis
Misteri Benda Aneh Mirip UFO Terkubur di Kedalaman 40 Meter
Benda aneh mirip UFO di Rusia (www.mirror.co.uk)


VIVA.co.id - Para penggali perusahaan tambang di Rusia dikejutkan dengan temuan benda aneh yang menyerupai objek piring terbang pada area Basin, di Kuznetsk, Siberia.  


Penggali pun makin penasaran sebab objek aneh itu terkubur sedalam 40 meter dari permukaan tanah. Melansir Mirror, Minggu, 8 Februari 2015, penggali menyebutkan awalnya mereka melihat ada dua benda objek mirip piring terbang yang terkubur di kedalaman.


Kemudian saat dalam pengangkatan dari galian, satu benda piring terbang itu pecah dan rusak. Untungnya satu objek mirip piring terbang bisa dievakuasi. 

"Saya harus mengatakan tak sulit untuk melihat benda yang besar dan khas itu. Saya belum pernah melihat sesuatu seperti itu. Ini jelas buatan manusia, ini misteri yang nyata," ujar Boris Glazkov, salah satu penggali yang melihat objek tersebut. 

Penggali pun melaporkan temuan ini ke perusahaan dan kemudian mendatangkan pakar arkeologi. Temuan ini langsung membuat geger para peminat benda terbang asing.

Benda aneh mirip UFO di Rusia

Para penggemar UFO dan pengamat langit meyakini benda itu berasal dari luar angkasa yang jatuh ke permukaan dan terpendam ke dalam bumi. Tapi anehnya adalah lokasi ditemukan objek yang mencapai puluhan meter.

"Mengingat ini tertanam di tanah begitu dalam, ini bisa lebih tua dari tulang mammoth, yang telah ditemukan pada kedalaman 25 meter," tulis laman Mirror. 

Disebutkan objek mirip UFO memiliki diamater 1,2 meter dengan bobot 199 kilogram. Arkeolog sejauh ini belum memberikan keterangan detail, sebab masih dalam proses penyelidikan. 


Sumber:

http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/587331-misteri-benda-aneh-mirip-ufo-terkubur-di-kedalaman-40-meter




Penemuan Lubang Hitam Super Besar di Alam Semesta Menantang Ilmu Fisika

Penemuan Lubang Hitam Super Besar di Alam Semesta Menantang Ilmu Fisika

Jumat, 27 Februari 2015 00:00 WIB

Para ilmuwan mengungkapkan, penemuan lubang hitam super besar dari masa awal alam semesta, diperkirakan akan mengubah ilmu fisika.

Dalam jurnal berjudul ‘Nature’ disebut, sekelompok tim astronom internasional mendeteksi lubang hitam sebesar 12 miliar kali massa Matahari.

Lubang hitam, yang terbentuk 900 juta tahun setelah ‘Big Bang’ atau ledakan dahsyat, adalah sumber dari sinar yang kuat dari obyek terang, yang dikenal sebagai ‘quasar’.

"Ketika kami menemukan lubang hitam super besar ini, kami sangat gembira karena kami telah menemukan sesuatu yang kami pikir tak pernah bisa temukan sebelumnya," ungkap Dr Fuyan Bian dari Universitas Nasional Australia.

Tim ini, yang dipimpin oleh Xue-Bing Wu dari Universitas Peking, menemukan lubang hitam dan ‘quasar’ - yang dikenal sebagai SDSS JO100 + 2.802 – dengan menggunakan sistem teleskop ‘Sloan Digital Sky Survey’, kemudian ditindaklanjuti dengan tiga teleskop lainnya.

Teori fisika baru dibutuhkan untuk menjelaskan ‘quasar’ dari lubang hitam superbesar kuno, yang sebesar 14 miliar kali massa matahari. (Foto: NASA/Caltech)
Dengan sinar yang 420 triliun kali lebih terang daripada matahari, quasar yang baru ini tujuh kali lebih terang dari quasar paling jauh yang diketahui.

"Quasar ini sangat unik. Sama seperti mercusuar terang di alam semesta, cahayanya yang bersinar akan membantu kami menyelidiki lebih lanjut tentang pembentukan awal alam semesta," tutur Xue-Bing.

Menantang fisika
Namun, penemuan lubang hitam super besar yang memberi daya pada ‘quasar’, menimbulkan misteri: bagaimana lubang hitam rakasa seperti itu bisa tumbuh begitu cepat di masa awal alam semesta?

"Sangat sulit untuk membuat lubang hitam super besar seperti ini pada masa awal alam semesta. Kami perlu menemukan beberapa teori baru yang dapat menumbuhkan lubang hitam superbesar jauh lebih cepat dari yang kita duga," jelas Xue-Bing.

Lubang hitam super besar diyakini telah terbentuk dalam hubungannya dengan galaksi di masa awal alam semesta, tapi menurut teori saat ini, harus ada keseimbangan kekuatan yang hati-hati untuk menciptakan sebuah lubang hitam.

Ketika obyek berakselerasi menuju lubang hitam di bawah gravitasi, ia memanas, memancarkan jumlah energi yang luar biasa dalam bentuk ‘quasar’.
Tetapi energi ‘quasar’ sebenarnya mendorong obyek menjauh dari lubang hitam, sehingga jika terlalu besar, ia bisa menghentikan obyek itu jatuh ke ke lubang hitam.

Kekuatan ini harus seimbang, yang membatasi seberapa cepat lubang hitam dapat tumbuh. Fakta ini, yang dikombinasikan dengan sejumlah kecil masalah yang muncul di alam semesta awal, mempersulit para ilmuwan untuk menjelaskan bagaimana lubang hitam superbesar itu muncul.

"Dengan lubang hitam super besar ini di masa awal pembentukan alam semesta, teori itu tak bisa dipakai. Sudah waktunya ada hipotesis baru dan beberapa teori fisika baru," utara Dr. Fuyan.


Sumber:
http://www.tribunnews.com/australia-plus/2015/02/27/penemuan-lubang-hitam-super-besar-di-alam-semesta-menantang-ilmu-fisika


Wednesday, February 25, 2015

Benua Misterius Pemegang Kunci Kehidupan Umat Manusia Dimasa Depan

Benua Misterius Pemegang Kunci Kehidupan Umat Manusia Dimasa Depan



 
Antartika, sekarang, dan masa depan Bumi berada di sini, di semenanjung utara Antartika. Liar, sebagian besar sepi, dan misterius.

Petunjuk untuk menjawab sebagian besar pertanyaan dasar manusia terkunci dalam benua beku seukuran Amerika Serikat ditambah dengan setengah Kanada ini, yaitu: Dari mana kita berasal? Apakah kita sendirian di alam semesta? Bagaimana nasib planet kita yang mengalami pemanasan?

Penjelajah pertama kali menginjakkan kaki di Antartika pada 194 tahun lalu, berburu minyak dan bulu ikan paus serta anjing laut. Sejak itu,benua berbentuk kepalan tangan itu telah menjadi peti harta karun bagi para ilmuwan untuk mencoba menentukan segala sesuatunya, mulai dari asal mula penciptaan kosmos, hingga bagaimana permukaan air laut akan meningkat seiring dengan pemanasan global.



“Ini merupakan jendela ke alam semesta dan waktu,” kata Kelly Falkner, Kepala Program Kutub untuk US National Science Foundation.

Antartika memantulkan bayangan gunung yang tenang dan dataran tinggi berwarna putih. Sekitar 98 persen dari benua ini tertutup oleh es, dan es yang terus bergerak.

Suhu dapat berkisar dari atas nol di Shetlands Selatan dan Semenanjung Antartika hingga ke tanah beku di dekat Kutub Selatan. Sebagai gunung berapi aktif, Deception Island adalah wilayah misteri dengan kondisi ekstrim.

Ada tempat misterius dimana laut mendidih pada 100 derajat Celsius, sementara di lain tempat dapat membeku di bawah 0 derajat Celcius. Saat musim dingin Antartika akan senantiasa gelap, sementara saat musim panas, di sana nyaris tidak akan mengalami malam hari.

Jika pendapat para ilmuwan benar, dan lapisan es Antartika Barat telah mulai mencair, apa yang terjadi di sini akan menentukan apakah kota-kota seperti Miami, New York, New Orleans, Guangzhou, Mumbai, London, dan Osaka harus berjuang mengatasi banjir akibat kenaikan air laut.



“Antartika adalah benua besar yang akan mengubah dan memengaruhi seluruh planet ini dan kita tidak bisa untuk mengabaikan apa yang terjadi di bawah sana,” kata David Vaughan, direktur ilmu British Antarctic Survey. Seringkali, para ilmuwan menemukan sesuatu yang lain dari apa yang mereka cari. 

Tahun lalu, tim peneliti memperhitungkan bahwa es di sisi barat benua itu mencair lebih cepat dari yang diharapkan.

Karena tidak ada industri lokal di sini, maka polusi yang terperangkap di es dan salju murni di sini berasal dari bahan kimia yang melakukan perjalanan dari jauh. Es menceritakan bagaimana tingkat karbondioksida telah berfluktuasi selama ratusan ribu tahun. 

Ini juga merupakan tempat dimana terdapat sebuah lubang di lapisan ozon selama beberapa bulan dan menyebabkan masalah. Hal itu terjadi ketika sinar Matahari merayap kembali ke Antartika pada bulan Agustus, memicu reaksi kimia yang menghancurkan molekul ozon, menyebabkan lubang yang memuncak pada bulan September dan kemudian ditutup dengan cuaca yang lebih hangat pada bulan November.

Karena sifat murninya, ketika meteorit mendarat di sini tetap tak tersentuh. Jadi peneliti menemukan lebih banyak meteorit di sini, yang sering kali berasal dari dekat Mars, termasuk salah satu yang ditemukan hampir 20 tahun yang lalu yang awalnya diperkirakan sebagai bukti bahwa kehidupan pernah ada di Mars. Namun ternyata itu salah.

Ini adalah tempat dengan pemandangan dari sebuah set film alien. NASA menggunakan keterpencilan benua ini untuk mempelajari apa saja yang harus dilakukan jika mereka mengunjungi Mars. Udara kering juga membuatnya sempurna bagi para astronom untuk mengintip jauh ke ruang angkasa dan ke masa lalu.

Sekitar 4.000 ilmuwan datang ke Antartika untuk melakukan penelitian selama musim panas dan 1.000 di antaranya tinggal di musim dingin yang lebih menakutkan. Ada juga sekitar 1.000 non-ilmuwan, yaitu koki, penyelam, mekanik, tukang sapu, dan imam Gereja Ortodoks Timur paling selatan di dunia di atas bukit berbatu di Stasiun Bellinghausen milik Rusia.

“Antartika dalam banyak hal terasa seperti planet lain,” kata Jose Retamales, direktur Chilean Antarctic Institute, dengan kapal-kapal angkatan laut berlayar di sepanjang Deception dan pulau-pulau Shetland Selatan lainnya. “Ini adalah sebuah dunia yang sama sekali berbeda.”


Sumber:
http://forum.viva.co.id/showthread.php?t=1876228

ARTEFAK ALIEN MESIR DITEMUKAN DI YERUSALEM

ARTEFAK ALIEN MESIR DITEMUKAN DI YERUSALEM

Avanoustic.com - Sir William telah melakukan penemuan-penemuan penting lebih banyak dari arkeolog sejarah lainnya. Dia melakukan perjalanan ke Mesir pertama kalinya pada tahun 1880, untuk melakukan survei piramida. Dan diantara beberapa penemuan pentingnya tersebut, dapat dilihat di Museum Peachtree di London.

Awalnya, benda peninggalan purbakala yang misterius tersebut ditemukan di sebuah ruangan rahasia di balik rak buku besar, di salah satu rumah milik Sir William Petri di Yerusalem, yang telah diambil alih secara resmi oleh pihak Museum Rockefeller. Banyak yang percaya jika artefak yang telah ditemukan tersebut, memiliki kemungkinan hubungan antara peninggalan purbakala Mesir dengan makhluk extraterrestrial. Di antara benda-benda kuno yang ditemukan, terdapat tubuh mumi yang sangat kecil, yang kemungkinan adalah makhluk Alien.

Artefak tersebut ditemukan di dalam sebuah kotak kayu, diperkirakan memiliki tinggi 3 sampai 4 kaki, memiliki kepala yang besar, soket mata yang besar, dan tangan yang besar.

Alien, Misteri, UFO
Photo: YouTube/Paranormal Crucible
Penemuan benda purbakala lainnya yang tak kalah menakjubkan adalah sebuah objek aneh dengan bentuk seperti sebuah disc atau piringan yang berukuran kecil, yang ditemukan berada dekat mumi. Objek misterius tersebut diduga terbuat dari emas dan tertutup oleh lapisan transparan pada bagian atasnya.

Di dalamnya terdapat mekanisme yang rumit, yang dikelilingi oleh sistem pipa-pipa spiral emas yang kecil. Pada bagian luar objek, dihiasi dengan susunan simbol yang misterius, yang tidak ada di asal-usul kehidupan Mesir kuno.

Dan benda purbakala lainnya yang paling menarik perhatian adalah ditemukannya pecahan dari artefak yang jauh lebih besar. Sebuah pahatan aneh yang tampak seperti melambangkan sosok makhluk extraterrestrial yang menyerupai sosok "Alien abu-abu" dengan dikelilingi simbol dan mesin terbang.

Alien, Misteri, UFO
Photo: YouTube/Paranormal Crucible
Jika dilihat secara seksama, maka kita dapat melihat bahwa simbol ini berhubungan dengan saat kedatangan makhluk extraterrestrial yang menggunakan pesawat Alien atau UFO ke bumi, yang banyak digambarkan dengan sorotan cahaya lampu yang unik.

Tampaknya Sir William memiliki koleksi rahasia yang sangat antik hingga dia memutuskan untuk menyembunyikannya dari keramaian dunia luar. Meskipun belum jelas kapan artefak ini pertama kali ditemukan, namun banyak dari para ilmuwan dan UFOlogy meyakini bahwa itu berasal dari ruangan di kompleks piramida Giza.

Teori ini berdasarkan keanehan yang terjadi saat Sir William secara misterius, meninggalkan penemuan yang paling berharganya di Mesir tersebut, dan pergi ke situs Hickson di Palestina dan Gaza. Sir William bekerja di situs ini hingga kematiannya diawal tahun 1940an.

Apakah penemuan ini akan dan dapat mengkonfirmasi bahwa makhluk extraterrestrial telah melakukan kontak dengan kehidupan Mesir purbakala? Kemungkinannya selalu ada selama semua itu masih menjadi misteri dan belum terpecahkan. Tentunya hal ini dapat dijelaskan bagaimana piramida dibangun, terutama Piramida Giza yang memiliki struktur yang sangat luar biasa.
Ini semua menjadi teori yang masuk akal mengingat bukti-bukti yang ada untuk saat ini, yang menunjukkan bahwa makhluk extraterrestrial memang melakukan interaksi dengan kultur purbakala. Mungkin suatu saat, kebenaran akan terungkap dan pada akhirnya manusia dapat bergerak lebih maju menuju kebenaran.

Sumber:
http://log.viva.co.id/frame/read/aHR0cDovL3d3dy5hdmFub3VzdGljLmNvbS8yMDE1LzAxL2FydGVmYWstYWxpZW4tbWVzaXItZGl0ZW11a2FuLWRpLXllcnVzYWxlbS5odG1s

'Putin Dapat Bisikan dari Alien'






'Putin Dapat Bisikan dari Alien'
Itulah kepercayaan seorang yang mempercayai eksistensi alien.
Selasa, 24 Februari 2015 | 05:20 WIB
Oleh : Siti Sarifah Alia
'Putin Dapat Bisikan dari Alien'


Simon Parkes, pemerhati alien dengan gambar ras alien yang pernah menemuinya, bernama Mantid. (Mirror.co.uk)


VIVA.co.id - Pemerhati alien yakin jika Presiden Rusia memiliki hubungan diplomatik dengan mahluk luar angkasa. Bahkan untuk menggelar konflik di Ukraina, Putin mendapat bisikan dari alien.

Simon Parkes, yang juga anggota dewan kota wilayah Whitby, North Yorkshire, Inggris mengatakan hal ini di depan puluhan orang yang juga memiliki minat yang sama terhadap alien. Mereka percaya dengan omongan Parkes.

"Putin selama ini mendapat nasehat dari sekumpulan mahluk reptil yang berasal dari luar angkasa. Teknologi yang diberikan oleh para alien itu setara dengan kekuatan yang dimiliki Amerika. Bahkan Putin tidak lagi harus takut pada Amerika berkat dukungan para Nordics," ujar Parkes, seperti dikutip Mirror.co.uk, Selasa 23 Februari 2015.

Nordics sendiri merupakan istilah yang digunakan oleh para pemerhati alien, atau orang yang mengaku pernah berinteraksi dengan alien, merujuk pada sekelompok manusia luar angkasa. Nordic digambarkan memiliki fisik tinggi sekitar enam sampai tujuh kaki (sekitar dua meter), rambut pirang dan mata biru. Biasanya Nordic berkelamin laki-laki.

Parkes, yang dulu pernah mengklaim dirinya kehilangan keperjakaan di usia lima tahun karena 'dipakai' alien, sangat yakin jika ada keterlibatan alien atas agresi Putin di Ukraina.

"Dalam kaca mata universal, ayah Putin yang diakui alam semesta adalah reptil," ujar Parkes.

Pria itu sangat yakin dengan pernyataannya ini. Ia mengaku memiliki ratusan penjaga dari ras alien.

Parkes memang sering membuat pernyataan kontroversial. Yang pertama di 2013, ia pernah mengklaim kehilangan keperjakaannya di usia lima tahun karena ulah alien. Pengalamannya bertemu dengan alien didapat sejak ia masih berada dalam kandungan. Sejak kecil, ia sering berhubungan badan dengan alien, bahkan empat kali dalam setahun.

Tidak banyak yang percaya dengan ucapan Parkes ini namun bukan berarti tidak ada. Sekitar 30 orang hadir di The Vault yang berlokasi di Wallsend, North Tyneside, Inggris, untuk mendengarkan ceramah Parkes, kebanyakan adalah mereka yang para penggemar Parkes.


Sumber:

http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/593527--putin-dapat-bisikan-dari-alien-

Monday, February 23, 2015

ORANG TOBA: DNA, Negeri, Budaya, dan Asal-usulnya

O R A N G    T O B A
Asal-usul, Budaya, Negeri, dan DNA-nya
Oleh:  Edward Simanungkalit *


Gunung Toba meletus 74.000 tahun lalu dan dari kalderanya terjadilah Danau Toba. Letusan terbesar di sepanjang sejarah ini telah memusnahkan banyak kehidupan.  Para ahli biologi molekuler menemukan bahwa telah terjadi penyusutan genetik  akibat letusan tersebut dan manusia sekarang adalah keturunan dari sedikit manusia itu. Letusan berikutnya masih terjadi lagi dalam skala lebih kecil 30.000 tahun lalu di bagian selatan. Pada masa itu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Malaka dan pulau-pulau kecil di sekitarnya masih menyatu dengan benua Asia, yang dikenal dengan nama Sundaland.
Sekitar 20.000 tahun terakhir  terjadi kenaikan air laut setinggi 120-130 meter, kata  geolog Dr. Danny Hilman (20/05-2013), dalam seminar peluncuran bukunya: “PLATO TIDAK BOHONG: Atlantis Ada Di Indonesia” (www.youtube.com). Di sekitar 11.600 tahun lalu banyak sekali terjadi letusan gunung berapi, gempa bumi, dan banyak juga bencana banjir,  sehingga pada akhirnya menenggelamkan Sundaland menjadi seperti sekarang. Ada juga peristiwa air laut naik tiba-tiba hingga 20 meter yang terkenal dengan nama younger dryes setelah suhu udara demikian panas hingga mencairkan es pada zaman es akhir.
Bencana alam dan banjir mengakibatkan migrasi manusia dari Sundaland ke Asia. Penelitian DNA manusia, yang dilakukan Stephen Oppenheimer, memperlihatkan migrasi itu hingga tiba pada kesimpulan bahwa Sundaland merupakan induk peradaban dunia, dalam bukunya “Eden in The East: The Drowned Continent of Southeast Asia” (1998). Nenek moyang semua manusia berasal dan keluar dari Afrika (Out of Africa) dan hanya memiliki satu jalur utama migrasi ke Asia yaitu melalui Sundaland sekitar 70.000 tahun lalu, baru kemudian menyebar ke berbagai kawasan di Asia. Jalur migrasi manusia ini dipetakan oleh 90 orang lebih ilmuwan Asia dari konsorsium Pan-Asian SNP di bawah naungan Human Genome Organisation (HUGO) yang melakukan studi terhadap 73 populasi di Asia Tenggara dan Asia Timur. Dan, akar genetik manusia berhubungan sangat erat dengan kelompok etnik dan kelompok bahasa (Detik, 11/12-2009Kompas,14/12-2009 & 12/12-2011). Awalnya terjadi migrasi dari Sundaland ke Asia  (Out of Sundaland) dan setelah Sundaland tenggelam barulah migrasi terjadi dari Asia ke kawasan bekas Sundaland (Out of Taiwan).



Pesisir Timur Sumatera Bagian Utara
Penelitian arkeologi yang dilakukan oleh H.M.E. Schurmann di dekat Binjai (1927), Van Stein Callenfels di dekat Medan, Deli Serdang, Kupper di Langsa, Aceh Timur (1930), MacKinnon di DAS Wampu, Prof. Truman Simanjuntak dan Budisampurno di Sukajadi, Langkat (1983), di Lhok Seumawe dan oleh Tim Balai Arkeologi Medan (Balarmed) di Aceh Tamiang (2011) menemukan bahwa para pendukung budaya Hoabinh sudah datang pada masa Mesolitik di sekitar 10.000-6.000 tahun lalu (Wiradnyana, 2011:19-21).
Belakangan ditambah dengan hasil penelitian Balarmed di Bener Meriah di Aceh (2012). Migrasi di pesisir timur Pulau Sumatera ini berlangsung pada periode Mesolitik berkisar 7.000-5.000 tahun lalu (Boedhisampurno, 1983; McKinnon, 1990; Belwood, 2000:253). Salah satu indikasinya yaitu dengan ditemukannya budaya Hoabinh berupa peralatan batu, yang disebut Sumatralith (Wiradnyana, 2011:127). Kemudian Ketut Wiradnyana mengemukakan bahwa temuan fosil dari Loyang Mandale, Aceh Tengah berusia 8.430 tahun (Lintas Gayo, 11/07-2014).
Para pendukung budaya Hoabinh juga sudah ditemukan kedatangannya di Pulau Nias. Meskipun demikian, di Nias dan Kuantan Singingi, Riau telah ditemukan kehidupan lebih awal dari masa Paleolitik 10.000 tahun lalu dan selebihnya (Wiradnyana, 2011:9-17, 25-290). Baru-baru ini juga telah ditemukan fosil manusia  lebih tua di Gua Harimau, desa Padang Bindu, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan berusia 16.000 tahun (Tribunnews,19/05-2014). Penggalian masih akan dilanjutkan, karena diperkirakan memiliki fosil berusia mencapai 60.000 tahun bahkan lebih. Demikian gambaran tentang Sumatera bagian Utara.

Kebudayaan Hoabinh di Toba
Dalam bukunya “Prasejarah Kepuluan Indo-Malaysia”, Peter Bellwood (2000:339) menulis: “Sebagai contoh, sebuah inti polen dari rawa Pea Sim-sim dekat Danau Toba di Sumatera bagian Utara (1.450 m di atas permukaan laut) menunjukkan bahwa pembukaan hutan kecil-kecilan mungkin sudah dimulai pada 4.500 Sebelum Masehi.”. Di sini Bellwood merujuk hasil penelitian Bernard K. Maloney  di daerah Humbang, Sumatera Utara. Penelitian paleoekologi atas pembukaan hutan dilakukan dengan menganalisis serbuk sari (polen) di Pea Sim-sim, Pea Bullock, Pea Sijajap, dan Tao Sipinggan. Penelitian ini membuktikan, bahwa  telah ada aktivitas manusia sekitar 6.500 tahun lalu di Humbang  (www.anu.edu.au; www.manoa.hawaii.edu;  www.lib.washington.edu). Bila dihubungkan dengan  temuan fosil berusia 8.430 tahun di Loyang Mandale, Aceh Tengah, maka paling besar kemungkinannya bahwa mereka adalah para pendukung kebudayaan Hoabinh.
Mereka merupakan bangsa setengah menetap, pemburu, bercocok-tanam sederhana, dan bertempat tinggal di gua. Mereka menggunakan kapak genggam dari batu, kapak dari tulang dan tanduk, gerabah berbentuk sederhana dari serpihan batu, batu giling, dan mayat yang dikubur dengan kaki terlipat/jongkok dengan ditaburi zat warna merah, mata panah, dan flakes. Makanannya berupa tumbuhan, buah-buahan, binatang buruan atau kerang-kerangan. Kebudayaan Hoabinh berasal dari zaman batu tengah di masa Mesolitik sekitar 10.000 - 6.000 tahun lalu. Para pendukung kebudayaan Hoabinh ini merupakan ras Australomelanesoid. Mereka datang dari dataran rendah Hoabinh di dekat Teluk Tonkin, Vietnam (bnd. Edward Simanungkalit, 2012).

Kebudayaan Austronesia di Toba
Robert von Heine Geldern mengemukakan bahwa kelompok pendukung kebudayaan Dong Son bermigrasi dari Selat Tonkin, Vietnam ke Sumatera bagian Utara pada masa Neolitik sekitar 6.000-2.000 tahun lalu (Pasaribu, 2009:ii). Sedang Ketut Wiradnyana dari Balai Arkeologi Medan mengatakan: “Sementara di Tanah Batak didominasi oleh budaya Dong Son  (salah satu budaya yang berasal dari Vietnam Utara) yang perkembangannya sekitar 2.500 tahun yang lalu. Budaya Dong Son  ini ditandai dengan adanya logam dan pola hias yang ditemukan di rumah Batak Toba, yang menggambarkan binatang atau manusia dengan hiasan bulu-bulu panjang.” (Waspada,  11/01-2012).
Pada Juli 2013, Balai Arkeologi Medan melakukan penelitian "Jejak Peninggalan Tradisi Megalitik di Kabupaten Samosir" dengan melakukan kegiatan ekskavasi dan survei arkeologi. Disimpulkan bahwa kelompok migran pendukung budaya Dong Son telah datang dari China bagian Selatan  melalui jalur timur menuju ke Taiwan, terus ke Filipina dan  diteruskan lagi ke Sulawesi dan seterusnya ke Sumatera hingga mencapai Samosir (Wiradnyana & Setiawan, 2013:7). Berdasarkan tradisi megalitik di Samosir tadi, Ketut Wiradnyana memperkirakan bahwa migrasi ke Samosir terjadi pada sekitar penghujung millenium pertama masehi hingga awal millenium kedua atau sekitar 800 tahun lalu.
Kelompok pendukung kebudayaan Dong Son telah mengenal teknologi pengolahan logam, pertanian, berternak, menangkap ikan, penggunaan moda transportasi, bertenun, membuat rumah, dll. Kebudayaan yang berkembang di Vietnam ini merupakan kebudayaan zaman perunggu. Masyarakat Dong Son adalah masyarakat
petani dan peternak yang handal dan terampil menanam padi, memelihara kerbau dan babi, serta memancing. Mereka  juga dikenal sebagai masyarakat pelaut, bukan hanya nelayan, tetapi juga pelaut yang melayari seluruh Laut Cina dan sebagian laut-laut selatan dengan perahu yang panjang (wikipedia).Masyarakat Dong Son berasal dari ras Mongoloid. Kebudayaan Dong Son secara keseluruhan dapat dinyatakan sebagai hasil karya kelompok bangsa Austronesia. Beberapa pakar menggolong rumpun bahasa Austro-Asiatik dengan rumpun bahasa Austronesia dan menamakannya rumpun bahasa besar atau superfamili Austrik.

Orang Toba Dari Negeri Toba
          Pendukung budaya Hoabinh yang sudah datang ke Humbang 6.500 tahun lalu mengalami perjumpaan dengan pendukung budaya Dong Son. Perjumpaan ini akhirnya didominasi oleh kebudayaan Dong Son, karena lebih maju daripada kebudayaan Hoabinh. Kebudayaan Dong Son merupakan kelompok kebudayaan Austronesia dan orang Toba merupakan penutur bahasa Austronesia. Istilah “Toba” dipergunakan sesuai dengan cap Raja Singamangaraja XII yang menyebut “Raja dari Negeri Toba”, sedang Sitor Situmorang memakainya di dalam bukunya “Toba Na Sae”. Wilayah Toba yang dimaksud yaitu: Toba Samosir, Toba Humbang, Toba Holbung, dan Toba Silindung.
Perjumpaan dua ras, yaitu ras Australomelanesoid dan ras Austronesia-mongoloid, telah melahirkan orang Toba. Sehubungan dengan DNA Toba, maka baru-baru ini Mark Limpson meneliti penutur Austronesia dengan menggunakan data-data dari HUGO Pan-Asian SNP Consortium dan CEPH-Human Genome Diversity Panel (HGDP). Statistik yang dibuat Mark Limpson (2014:87) tentang orang Toba memiliki unsur dan perbandingan seperti berikut: Austronesia (55%), Austro-Asiatic (25%), dan Negrito (20%). Ras Austronesia yang dimaksud di sini khususnya dari ras Mongoloid dengan DNA Haplogroup O. Sementara ras Austro-Asiatic hampir dua pertiga memiliki DNA dengan Haplogroup O. Sedang ras Negrito  banyak memiliki DNA dengan Haplogroup M dan selain itu memang berasal dari Afrika sebagai asal migrasi awal, sehingga tidak mengherankan kalau orang Toba memiliki DNA yang berasal dari Afrika. Akan tetapi, pengaruh budaya Dongson lebih dominan di dalam budaya Toba dan Ras Austronesia-mongoloid dominan di dalam diri orang Toba dan DNA Toba ditemukan memiliki Haplogroup O (Lihat:O-M122O-M95O-MSY2.2).


***
        Akhirnya, orang Toba merupakan percampuran ras Australomelanesoid dengan ras Mongoloid dari kelompok kebudayaan Austronesia.  Dari penelitian biologi molekuler bahwa DNA orang Toba ialah Haplogroup O yang terdiri dari Austronesia (55%), Austro-asiatic (25%), dan Negrito (20%). Sebelum Sianjur Mula-mula dihuni sekitar 800-1.000 tahun lalu, maka telah lebih dulu manusia ada di Humbang sekitar 6.500 tahun lalu. Orang Toba itu dari Negeri Toba: Toba Humbang, Toba Samosir, Toba Holbung, dan Toba Silindung (Jakarta, 03012015).



*Pemerhati Sejarah Alternatif Peradaban


Tulisan ini telah dimuat di:

Harian SINAR INDONESIA BARU (cetak)
Edisi Maret 2015

Harian PALAPA POS TAPANULI (cetak)
Edisi Sabtu, 20-23 Pebruari 2015

LINTAS GAYO.com, 8 Maret 2015
http://www.lintasgayo.com/53595/orang-toba-dna-negeri-budaya-dan-asal-usulnya.html

APA KABAR SIDIMPUAN ONLINE, 11 Maret 2015
http://apakabarsidimpuan.com/2015/03/orang-toba-dna-negeri-budaya-dan-asal-usulnya/

Generasi Muda Batak, 10 Maret 2015
http://www.mahasiswabatak.com/2015/03/orang-toba-dna-negeri-budaya-dan-asal.html

Berita Simalungun, 14 April 2015
http://www.beritasimalungun.com/2015/04/orang-toba-dna-negeri-berita-dan-asal.html






\