Orang Afrika
Selatan Keturunan Langsung DNA Siti Hawa Mitokondria?
30 Sep 2014
Bagaimana jika kisah Adam Hawa pernah hidup di Afrika Selatan? Bahasan
terdahulu tentang situs kalender
kuno Afrika Selatan berusia lebih dari 200 ribu tahun,
mengisyaratkan peradaban kuno pernah terbentuk disana, kali ini diperkuat
dengan studi genetik tertua juga berasal dari sana. Dalam beberapa tahun
terakhir, temuan kerangka pria yang hidup sekitar 2330 tahun lalu di Afrika
Selatan mengisyaratkan tentang pembawa genetik manusia. Para ilmuwan mulai
menemukan titk terang asal usul nenek moyang manusia yang memiliki genetik
awal, darimana asal usul manusia dan bermigrasi.
Studi ini memfokuskan analisis arkeologi dalam mendefinisikan asal usul orang Afrika Selatan, dan diterbitkan dalam jurnal Genome
Biology and Evolution edisi minggu ini. Menurut Alan, kerangka ini termasuk
manusia pelaut, pemburu pengumpul, garis keturunan langsung yang memiliki gen 'Siti
Hawa Mitokondria', berbeda dengan analisa kontemporer tentang pemburu
pengumpul dari Kalahari.
Asal Usul Manusia Terungkap Dari Kerangka
Afrika Selatan
Arkeolog Prof Andrew Smith dari University of Cape Town menemukan kerangka
di St Helena Bay, Afrika Selatan pada tahun 2010, wilayah ini sangat dekat
dengan tempat temuan jejak kaki manusia berusia 117,000 tahun yang disebut 'Eve
Footprints' (jejak kaki Hawa). Ketika menemukan kerangka, Andrew segera
menghubungi Prof Vanessa Hayes, seorang profesor Genomic Medicine di J Craig
Venter Institute San Diego, California. Saat ini menjabat sebagai kepala
laboratorium Human Comparative And Prostate Cancer Genomics, Garvan Institute
Of Medical Research-Sydney.
Kerangka lengkap setinggi 1,5 meter diperiksa oleh Prof Alan Morris,
antropolog biologi dari University of Cape Town. Menurutnya pria tersebut
adalah seorang penjelajah laut, pertumbuhan tulang dalam saluran telinga yang
disebut 'Surfer Eaer' menjelaskan bahwa pria ini sering menyelam untuk mencari
makanan diperairan pantai dingin. Sementara analisa karbon pada temuan fosil
kerang dekat makam kerangka menunjukkan periode yang sama, orang Afrika Selatan mengkonsumsi kerang, dan gigi mengisyaratkan
usianya lima puluhan.
Tim ilmuwan juga bekerja dengan laboratorium terkemuka untuk meneliti DNA
purba, diantaranya Prof Svante Paabo dari Max Planck Institute for Evolutionary
Anthropolgy, Leipzig-Jerman, dia tercatat telah berhasil mengurutkan DNA Neanderthal.
Kerjasama ini mendapatkan genom mitokondria lengkap menggunakan DNA yang
diekstraksi dari gigi dan tulang rusuk.
Hal ini membuktikan bahwa kerangka orang Afrika Selatan dari garis
keturunan yang saat ini dianggap punah, penghuni pesisir lainnya seperti dia
merupakan yang paling dekat dengan garis keturunan 'Siti Hawa Mitokondria'.
Banyak bukti yang ditemukan dalam penelitian DNA kerangka, salah satu yang
awalnya menyimpang dan dianggap tertua dalam hal genetik. Arkeolog bersama
ilmuwan lainnya menemukan darimana asal usul manusia modern sekitar 200,000
tahun yang lalu. DNA awal pria atau DNA Mitokondria diurut untuk mendapatkan
petunjuk awal prasejarah manusia. DNA mitokondria memberikan bukti pertama,
semua manusia berasal dari Afrika Selatan dan membantu ilmuwan memetakan Pohon
Genetik Figuratif, dimana semua cabang genetik berasal Siti Hawa Mitokondria.
Manusia bermigrasi dari wilayah ini sekitar 2000 tahun yang lalu ketika
manusia penggembala membuat jalan ke pantai dari Angola, dimana mereka membawa
kawanan domba. Asal usul
manusia pemburu pengumpul membawa keturunan berbeda (garis keturunan ibu), migran
awal membawa varian DNA yang belum pernah
terlihat sebelumnya. Penelitian ini memberi dasar untuk menganalisa lebih
lanjut tentang sejarah penggembala di Cape Town.
Tak satu pun manusia yang hidup saat ini memiliki genetik murni, semuanya
hasil campuran. Misalnya 1-4 persen bercampur dengan DNA Eurasia, bahkan yang
lebih buruk ada sekelompok manusia yang membawa DNA Neanderthal, diduga nenek
moyang mereka kawin dengan spesis Neanderthal.
Salah satu masalah terbesar saat ini, tidak ada ilmuwan yang mengurutkan
genom dari awal, dengan kata lain genom mereka tidak disatukan sebagaimana
adanya. Sebaliknya, bagian genom dipetakan pada referensi genom terdahulu,
sebagian besar dikontribusi Eropa, dimana referensi saat ini dianggap tidak
sesuai secara global. Jadi menurut ilmuwan, referensi yang terbaik harus
kembali merujuk pada asal usul manusia. Setelah pertemuan Adam dan Hawa, tak
ada catatan sejarah berapa lama mereka hidup ditanah Arab, atau bermigrasi,
atau anaknya yang pergi (Cain) meninggalkan keluarga Adam. Mungkin tim ilmuwan
telah menemukan seseorang dari garis keturunan yang terputus, orang Afrika Selatan,
awal evolusi manusia modern dan tetap terisolasi secara geografis.
Referensi
Ancient
human genome from southern Africa throws light on our origins, 29 September 2014, by
Garvan Institute of Medical Research. Journal Ref: First Ancient Mitochondrial Human Genome from a Pre-Pastoralist Southern
African. Genome Biology and Evolution, 2014; DOI: 10.1093/gbe/evu202. Zoulous
(Shakaland), image courtesy of Wikimedia Commons.
No comments:
Post a Comment