Family-Tree-DNA-Genetic-testing-to-answer-your-genealogy-questions_1279657400371
Diterjemahkan oleh TACU

Albert Perry membawa rahasia dalam DNA-nya: kromosom Y yang begitu khas dan mengungkapkan informasi baru tentang asal-usul spesies kita. Hal ini menunjukkan bahwa nenek moyang terakhir laki-laki pada garis sistem paternalistik dari spesies kita adalah dua kali lebih lama dari apa yang kita pikirkan.

Satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa ratusan ribu tahun yang lalu, manusia modern dan kuno di Afrika melakukan perkawinan silang, seperti contoh yang telah diketahui dari perkawinan silang–dengan Neanderthal di Timur Tengah, dan dengan Denisovans di suatu tempat di Asia Tenggara.

Perry,yang baru saja meninggal, adalah seorang Afro-Amerika yang tinggal di South Carolina. Beberapa tahun yang lalu, salah satu kerabat wanitanya mengajukan sampel DNA untuk sebuah perusahaan bernama Family Tree DNA untuk analisis silsilah.

Pakar genetika dapat menggunakan sampel tersebut untuk mengetahui bagaimana kita saling berhubungan satu sama lain. Ratusan ribu orang kini telah mengujikan DNA mereka. Data dari tes ini menunjukkan bahwa semua orang memperoleh kromosom Y mereka dari nenek moyang laki-laki yang sama. Genetik “Adam” yang hidup ini berkisar antara 60.000 dan 140.000 tahun yang lalu.

Semua orang kecuali Perry, ketika teknisi Family Tree DNA mencoba untuk menempatkan Perry pada pohon keluarga kromosom Y, mereka tidak bisa melakukanya. Kromosom Y-nya tidak seperti DNA lain yang sejauh ini telah dianalisis.

Akar Terdalam
Michael Hammer, ahli genetika dari University of Arizona di Tucson, mendengar tentang kromosom Y yang tidak biasa pada Perry dan melakukan beberapa pengujian lebih lanjut. Penelitian timnya mengungkapkan sesuatu yang luar biasa: Perry tidak identik dan diturunkan dari genetika “Adam”. Bahkan, kromosom Y-nya begitu berbeda bahwasannya mungkin saja garis silsilahnya terpisah dari semua orang sekitar 338.000 tahun yang lalu.

“Pohon Y-kromosomnya jauh lebih tua dari yang kita duga,” kata Chris Tyler-Smith di Wellcome Trust Sanger Institute di Hinxton, Inggris, yang tidak terlibat dalam penelitian ini. Dia mengatakan pekerjaan lebih lanjut akan diperlukan untuk mengkonfirmasi seberapa persia tuanya DNA tersebut.

“Ini adalah penemuan yang keren,” kata Jon Wilkins dari Institut Ronin di Montclair, New Jersey. “Kami pakar genetika telah lama meneliti kromosom Y sebanyak yang kita lihat. Akan tetapi, mengubah dari mana akar pohon Y-kromosom pada kejadian semacam ini adalah sangat mengejutkan.”

Dalam penelitian lanjutan, tim dari Hammer memeriksa database DNA di Afrika sebanyak hampir 6000 kromosom Y dan menemukan kesamaan antara Perry dan sampel yang diambil dari 11 pria, semua tinggal di satu desa di Kamerun. Hal ini dapat menunjukkan bahwa dari Afrika-lah leluhur Perry berasal.

Lebih Tua dari Manusia
Fosil anatomi manusia modern pertama menunjukkan waktu sekitar 195.000 tahun lalu, sehingga silsilah kromosom Y Perry terpisah dari umat manusia jauh sebelum spesies kita muncul.

Lantas apa implikasinya? Salah satu kemungkinan adalah bahwa kromosom Y Perry mungkin telah diwarisi dari populasi manusia kuno yang telah sejak punah. Jika itu terjadi, maka beberapa waktu dalam 195.000 tahun terakhir, manusia modern secara anatomis berhubungan dengan manusia Afrika kuno.
Ada beberapa bukti yang mendukung untuk skenario ini. Pada tahun 2011, peneliti memeriksa fosil manusia dari situs arkeologis di Nigeria yang disebut Iwo Eleru. Fosil-fosil menunjukkan campuran yang aneh dari fitur kuno dan modern, yang juga menunjukkan perkawinan antara manusia modern dan kuno. “Desa di Kamerun data genetik yang tidak lazim tepat berada di perbatasan dengan Nigeria, dan Iwo Eleru tidak terlalu jauh,” kata Hammer.

Chris Stringer di Natural History Museum, London, yang terlibat dalam analisis Iwo Eleru, mengatakan bahwa hasil kromosom Y yang baru melengkapi kebutuhan data genetik yang lebih banyak dari kawasan sub-Sahara Afrika pada masa modern. “Manusia tertua yang dikenal di kedua fosil Afrika Barat di Iwo Eleru dan Afrika Tengah di Ishango (Republik Demokratik Kongo) menampilkan fitur-fitur tak terduga yang sangat kuno, sehingga jelas terlihat bahwa kita memiliki skenario yang lebih kompleks untuk evolusi manusia modern di Afrika .”


Sumber:
http://tacublog.wordpress.com/2013/03/17/usia-manusia-sekitar-340000-tahun/