Thursday, December 11, 2014

Benua Lemuria, Legenda Tiruan Beredar Sejak Abad 19

Benua Lemuria, 

Legenda Tiruan Beredar Sejak Abad 19

19 Jun 2014
Mendengar kisah Atlantis semua orang pasti menyinggung Plato, orang Yunani yang dikabarkan telah lama belajar di negeri Atlantis. Bagaimana dengan legenda benua Lemuria yang berada di Pasifik? Kisah legenda Lemuria membesar di masyarakat sejak memasuki abad 19 dan 20 Masehi, dimana bagian cerita tampaknya seperti dikarang. Tetapi faktanya di Pasifik dan Samudera Hindia telah ditemukan cekungan luas, dan ada bukti daratan tenggelam berada di Samudera Atlantik dan Laut Karibia. 

Dimana letak benua Lemuria sebenarnya? Ada bukti geologi yang bisa menjelaskan bahwa daratan ini telah terpisah ketika berada dipuncak kejayaannya? Berbagai pendapat menolak keberadaan lokasi Lemuria seperti William B Stoecker, menurutnya hanya karena bukti terjemahan tablet menyebutkan 'Moo' tetapi bukan berarti Lemuria itu ada, karena pada zaman es akhir bukti arkeologi seluruh dunia terjadi diwaktu yang sama, 12,000 tahun lalu tepat ketika Plato menceritakan kisah Atlantis.

Geologi Dan Arkeologi Benua Lemuria 


Pada umumnya, sebagian material benua terbentuk dari granit terutama batu ringan dan sedimen kurang padat, serta batuan metamorf. Material ini mengambang pada basal padat di kerak yang lebih rendah dan memungkinkan daratan tenggelam, meskipun ada pengecualian parsial untuk aturan ini. Samudera Hindia selatan terdapat Kerguelen Plateau, benua mini yang secara bertahap tenggelam sekitar 20 juta tahun yang lalu, sisa-sisa fosil pohon telah ditemukan di sana. 

Kumari Kandam, Benua Lemuria

Akan tetapi, dataran itu terbuat dari basal padat seperti kerak dasar laut sehingga tidak bisa mengambang. Di Pasifik juga terdapat benua yang lebih besar dari Zealandia, ukurannya sedikit lebih besar dari India dan terbuat dari lapisan granit sangat tipis. Ketika lapisan basalt secara bertahap tenggelam sekitar 23 juta tahun yang lalu, maka granit juga terikut dan yang tersisa hanya pulau-pulau Selandia Baru.

Ilmuwan abad ke-19 mencoba menjelaskan keberadaan primata yang dikenal sebagai Lemur di Madagaskar dan di India selatan. Ada juga yang mendalilkan jembatan tanah yang disebut Lemuria, menghubungkan kedua wilayah. Tidak ada pegunungan terendam terletak diantara Madagaskar dan India, teori keberadaan Benua Lemuria kemudian digantikan berdasarkan lempeng tektonik, dimana Madagaskar dan India pernah menjadi bagian dari Afrika tenggara kemudian terpisah akibat tektonik.

Legenda Lemuria Dari Kisah Mistis Tanpa Bukti


Kisah misterius dan mistis banyak ditemukan dimasyarakat, yang paling terkenal adalah Madame Helena Blavatsky, memperkenalkan kisah legenda Lemuria pada abad ke-19 menceritakan sebuah benua dengan jembatan tanah yang dihuni oleh ras Ketiga dari tujuh ras yang diyakininya. Charles Webster Leadbeater dan William Scott-Elliot, menurut mereka Lemuria berada disepanjang Samudera Hindia hingga ke Pasifik. Frederick Spencer Oliver pada tahun 1894 mengklaim bahwa orang-orang Lemuria masih hidup dan berada di terowongan bawah Gunung Shasta, ide ini dipopulerkan Guy Warren Ballard. Sementara Gunung Shasta merupakan gunung berapi aktif diaman sebagian besar wilayah sangat panas. Semua kisah mistis ini didasarkan pada teori tanpa bukti. 

Akhir abad ke-19, arkeolog Augustus Le Plongeon mengklaim telah menterjemahkan tulisan Maya di Chichen Itza, dimana isinya menceritakan seorang putri bernama 'Moo' berasal dari benua Atlantik. tetapi dasarnya, tidak ada bukti sama sekali bahwa dia telah menerjemahkan Moo sebagai kata lain dri Mu (Lemuria). James Churchward juga mengklaim telah menerjemahkan Naacal, salah satu tablet India yang menceritakan sebuah benua yang hilang di selatan Hawaii disebabkan letusan gunung berapi, kemudian menerbitkan 'The Lost Continent of Mu' pada tahun 1926. 
Beberapa pengamat mengatakan bahwa dia menggunakan nama 'Mu' yang diperoleh Le Plongeon dan hanya imajinasi dari benua Atlantik ke Pasifik. Tablet Naacal sampai saat ini tidak ada seorangpun yang pernah melihatnya, dikabarkan bentuknya agak mirip dengan tablet emas asli dan diduga mengandung Kitab Mormon. 
H Spencer Lewis juga pernah menerbitkan buku 'The Lost Continent of the Pacific' pada tahun 1931. Dia mengklaim bahwa Lemuria menyentuh daratan California dan menyebarkan kisah orang-orang Lemuria masih hidup di Gunung Shasta. Ada bukti diberbagai pulau Pasifik terhubung ke California membentuk sebagian wilayah pesisir, tetapi semua itu terjadi jutaan tahun lalu dan bukan termasuk benua.

Bukti Arkeologi Peradaban Seluruh Dunia Hilang Bersamaan


Ketika memasuki Zaman Es Akhir, wilayah landai dan daerah dangkal dekat pulau-pulau seluruh dunia terkena imbas kenaikan permukaan laut hingga 400 meter. Daratan itu dahulu lebih rendah dari hari ini dan terjebak di lapisan es benua, sebagian besar berada di Atlantik, Mediterania, Karibia, dan Teluk Meksiko, terutama sekitar Bahama dan Gulf Coast dari Florida ke Meksiko serta Semenanjung. 

Bukti fosil kapur karang terkikis oleh air dan membentuk gua dan Cenotes, sebuah lubang pembuangan di Yucatan. Semua ini tenggelam disebabkan naiknya permukaan laut pada zaman es akhir sekitar 11,600 SM, waktu yang bersamaan ketika Plato menceritakan tenggelamnya Atlantis. Di lepas pantai India dan sekitar Semenanjung Malaysia, pulau-pulau Indonesia, antara Australia dan New Guinea, semuanya menyatu dalam sudut pandang geologis. Tanah Sunda pada waktu itu jauh lebih besar daripada hari, bahkan meliputi wilayah yang saat ini menjadi Laut Cina Selatan, Laut Cina Timur, Laut Kuning, dan Laut Jepang diperkirakan daratan subur.

Banyak bukti yang mengisyaratkan bahwa orang-orang yang tinggal di wilayah ini memiliki budaya cukup maju. Ketika Eropa beberapa abad yang lalu menemukan Australia dan New Guinea, penduduk asli tampak sangat primitif. Banyak Aborigin Australia merupakan kaum pemburu-pengumpul tanpa pertanian dan kanibalisme tersebar luas di New Guinea. Selama zaman es mereka terpisah dari Sundaland dan hanya bisa dicapai melalui laut. 

Penduduk pribumi Australia muncul sebelum budaya Cro-Magnon Eropa, beberapa bukti ditemukan situs tentatif berusia 120 hingga 185,000 SM. Mereka memiliki beberapa kesamaan genetik dan budaya Dravida dari India selatan, dan beberapa bukti peradaban maju prasejarah pernah berdiri disana. Fosil yang berhubungan erat dengan Aborigin Australia telah ditemukan di Amerika, mereka mampu melintasi seluruh Samudra Pasifik. Pribumi Australia dan beberapa kelompok Dravida juga digunakan bumerang yang merupakan airfoil canggih. Kemudian penduduk asli dari New Guinea sudah bertani sejak 10,000 tahun yang lalu, penduduk Thailand memiliki lahan pertanian sejak 12,000 SM.
Di Indonesia, sebuah situs kuno ditemukan di lereng bukit, Piramida Gunung Padang usianya lebih dari 12,000 tahun dan terbuat dari kolumnar basal membentuk dinding dan atap. Batu tersebut terpisah satu sama lain dan cenderung sangat besar, memindahkannya ke posisi semula tidak akan mudah bahkan dengan teknologi masa kini. 
Struktur serupa juga ditemukan di perairan dangkal dan dataran rendah Nan Madol di pulau Pasifik Ponape. Reruntuhan bawah air juga ditemukan di lepas pantai India, terutama di Teluk Cambay pada kedalaman sekitar 120 meter, diperkirakan berdiri sejak tahun 9500 SM. Tentunya semua ini dibangun ketika permukaan air laut lebih rendah daripada saat ini. Struktur buatan manusia juga ditemukan di bawah laut Yonaguni, dekat Okinawa. Robert Schoch, seorang ahli geologi memperkirakan kemungkinan peradaban prasejarah lebih dari 9000 tahun. Formasi ini tidak biasa, terlihat sangat teratur dengan garis-garis lurus dan bersudut 90 derajat. 

Ada juga reruntuhan kuno ditanah suku Maori, Selandia Baru. Dugaan sementara, suku Maori dan pemerintah Selandia Baru berusaha untuk menjaga kerahasiaanya atau setidaknya mencegah penggalian, tapi rumor ini belum diverifikasi. Begitupula Jericho yang berusia 10,000 tahun dan patung batu di Gobekli Tepe - Turki, membuktikan bahwa budaya maju sudah ada, tidak ada alat-alat logam atau senjata telah ditemukan disitus tertua maupun bukti tulisan. Dalam hal arkeologi, logam cenderung menimbulkan korosi kecuali emas. Tetapi orang pertama yang menemukan emas pasti akan mengambilnya ketika mengevakuasi suatu daerah, itu belum termasuk pemburu dan penjarah harta karun yang menemukannya pertama kali. Bisa kita bayangkan suatu budaya tanpa logam, namun masih memiliki arsitektur canggih dan sistem pertanian?

Jadi, bagaimana dengan benua Lemuria? Dimana sebenarnya Lemuaria? Bukti fosil seluruh dunia menceritakan latar belakang peradaban tenggelam sejak zaman es akhir sekitar 9000-12,000 tahun lalu. 
Dari kisah mistis, legenda dan bukti arkeologi, kisah Mu ataupun Lemuria mungkin hanya salah satu kasus karya tulis abad ke-19 yang secara tidak sadar meniru kehidupan lain, Atlantis. Dan kebanyakan orang meyakini bahwa kisah yang disebarkan sejak abad ke-19 merupakan cerita kebenaran. 
Sebuah sugesti yang secara langsung menarik perhatian pencarian Benua Lemuria, tapi tak satupun teori dapat membuktikan dimana letak sebenarnya? Berbagai pendapat dilontarkan, benua Lemuria berada di Samudera Hindia, meliputi kepulauan Asia Tenggara, Jepang dan Pasifik. Bahkan lebih daripada itu menyatakan daratan Lemuria terbentang dari Samudera Hindia, Asia tenggara, hingga Pasifik dan menyentuh California? Tak satupun bukti geologi bisa membenarkan pernyataan diatas.

Referensi

  • The Story of Atlantis and the Lost Lemuria, by W Scott-Elliot, 2013
  • Lemuria: The Lost Continent of the Pacific - The Mystery People of Mt. Shasta by Wishar S Cerve, 1966
  • "Lemuria" in Tamil nationalist mysticist literature, connecting Madagascar, South India and Australia, image courtesy of Wikimedia Commons.


Sumber : http://www.isains.com/2014/06/benua-lemuria-legenda-tiruan-beredar.html#ixzz3LcbVSTiy
Follow us: @idsains on Twitter

No comments:

Post a Comment