Thursday, December 18, 2014

Prof.Dr.Harry Truman Simanjuntak, Temuan Arkeologi di Gayo Sangat Menarik

Prof.Dr.Harry Truman Simanjuntak, Temuan Arkeologi di Gayo Sangat Menarik

REP | 29 June 2013 | 16:05
Oleh: Win Ruhdi Bathin

Prof.Dr.Harry Truman Simanjuntak :
Temuan Arkeologi di Gayo Sangat Menarik
13724964571531606490
Prof.Harry saat memberi materi penyuluhan kearkeologian di Takengon, Sabtu (29/6(
Prof. Dr.Harry Truman Simanjuntak, Ketua Ahli Ikatan Arkeologi Indonesia menyebutkan bahwa bahwa penemuan para arkeolog dari Balar Medan yang dipimpin Ketut Wiradnyana di gayo, sangat menarik bagi ilmu pengetahuan, khususnya ilmu arkeologi.
“Sejak 4000 tahun lalu hingga kini ada siklus kehidupan yang tidak terputus disini”, papar Prof. Harry. Dikatakan, genetika leluhur penduduk Indonesia adalah austronesia dengan karakter fisik mongolod dengan budaya neolitik.
Dipaparkan Profesor Harry Truman Simanjuntak , temuan arkeologi di gayo bisa mengisahkan banyak fakta. Seperti migrasi jalur timur dan barat. “Ada migrasi langsung ke barat”, ungkap Harry.
Peneliti Balar, Ketut Wiradnyana mengungkapkan, dalam kontek ilmu pengetahuan ,situs di Tanoh Gayo, memiliki peran penting. Diantaranya sebagai salah satu bukti adanya migrasi australomelanesoid di pedalaman Sumatera.
Dan juga austronesia di Indonesia bagian baray.Selain itu tampaknya masyarakat gayo juga telah memegang peran penting dalam kaitannya dengan aktivitas budaya India di pedalaman Provinsi Aceh yang selama ini tidak banyak bukti yang tampil memperkuat kenyataan itu.
13724966371424598847
Prof.Dr.Harry Truman Simanjuntak tertawa lepas saat diwawancarai wartawan di Takengon, Jum
Dijelaskan Ketut, alur migrasi Austronesia ke gayo kemungkinan dari China Selatan ke Thailand terus ke Sumatera bagian utara. Hal ini didasarkan temuangerabah poles merah yang memiliki pola hias sama dengan gerabah di situs Ban Chiang, Thailand.
Keberagaman yang terjadi pada manusia dan budaya di Tanoh Gayo pada masa prasejarah yaitu ras Australomelanesoid yang merupakan percampuran antara ras Australoid dengan ras Melanesoid dengan budaya hoabinh.
Kemudian bercampur kembali dengan ras Mongoloid dengan budaya Austronesianya. Percampuran tersebut memberikan andil yang besar bagi perkembangan manusia dan budaya hingga kini.
Pluralisme dan Multikulturalisme pada masa kemudian kembali mewarnai masyarakat gayo baik dengan ras Asiatiknya atau masuknya budaya India, Islam dan Erofa. Kerangka manusia prasejarah yang ditemukan di Situs Loyang Mendale dan Ujung Karang adalah nenek moyang orang Gayo.


Sumber:
http://sejarah.kompasiana.com/2013/06/29/profdrharry-truman-simanjuntak-temuan-arkeologi-di-gayo-sangat-menarik-573115.html

No comments:

Post a Comment