Jumat, 23/09/2011 15:51 WIB
Suku Aborijin merupakan pelopor migrasi
Setumpuk rambut berhasil membantu para ilmuwan menyusun kembali genome suku Aborijin Australia dan menelusuri penyebaran manusia di dunia.
DNA dari rambut tersebut memperlihatkan bahwa orang Aborijin merupakan yang pertama kali berpisah dari manusia modern, sekitar 70.000 tahun lalu.
Temuan yang menentang teori ini sebelumnya ditulis dalam majalah ilmu pengetahuan Science
Pemikiran awal adalah manusia modern menyebar dalam satu tahapan ke luar dari Afrika dan Timur Tengah, dan karena ada faktor jarak maka manusia Eropa modern yang pertama kali berpisah dibanding orang Asia dan Austalia.
Namun penelitian terbaru memperlihatkan warga Aborijin yang sebenarnya membuka jalan ke Asia dan Australia sementara manusia modern lainnya masih tetap tinggal di Afrika dan Timur Tengah sampai 24.000 tahun lalu.
Barulah kemudian manusia dari Afrika dan Timur Tengah menyebar dan menduduki Eropa serta Asia sementara Aborijin sudah menetap mapan di Australia selama 25.000 tahun.
Jadi warga Aborijin yang memiliki klaim yang paling lama atas tanah tempat mereka tinggal dibanding manusia modern lainnya.
Laut dangkal
Temuan ini didasarkan pada perbandingan antara fraksi yang amat kecil dari DNA suku Aborijin dengan manusia lainnya, yang memperlihatan orang Aborijin sudah hidup terisolasi 70.000 tahun lalu.
Dr Francois Balloux, salah seorang ilmuwan dari Imperial College London, menyebutkan populasi yang berkembang di sepanjang pantai karena sumber daya alam yang kaya di kawasan itu.
"Mereka bisa jalan ke mana saja karena kedalaman laut masih amat dangkal," tambahnya.
Jadi hanya sedikit saja melintas laut sudah bisa mencapai Australia walau kemungkinan peninggalan arkeologis dari perjalanan lintas laut itu menjadi hilang karena semakin dalamnya laut.
Sedangkan populasi di Timur Tengah pindah menduduki Eropa maupun Asia sekitar 24.000 tahun lalu dan pada masa itu tercatat bahwa genome Aborijin memperlihatkan terjadinya perkawinan antara nenek moyang Asia dan Aborijin.
Teknologi genome
Orang Aborijin lebih dulu berimigrasi dibanding orang Eropa dan Asia.
Temuan dalam migrasi manusia yang didasarkan pada DNA sekarang dimungkinkan karena kemajuan teknologi dalam studi genome.
Sebelumnya, pengkajian usia genetika didasarkan pada menyusuri sejumlah mutasi yang unik di DNA dengan asumsi tingkat dari mutasi tersebut.
Namun kini tersedia model-model komputer yang bisa mensimulasi berbagai skenario untuk waktu migrasi dan juga arahnya sehingga peneliti bisa membandingan dan memilih situasi yang paling tepat dengan genome teryentu.
Dalam penelitian ini, perbandingan genome Aborijin dengan DNA individu orang Afrika, Eropa, dan suku Han di Cina memperlihatkan perkawinan dari Afrika, Eropa, dan Han terjadi setelah masa kolonialisasi awal, ketika Aborijin sudah menetap lebih dulu.
Sumber;
http://news.detik.com/read/2011/09/23/155147/1728729/934/suku-aborijin-merupakan-pelopor-migrasi
No comments:
Post a Comment