Jumat, 22/10/2010
12:00 WIB
Indonesia Benua yang
Hilang
Jejak DNA Indonesia Terbawa Sampai
Swedia
Fitraya
Ramadhanny - detikNews
Jakarta - Peneliti
asal Oxford, Inggris, Stephen Oppenheimer, meyakini Indonesia dan sekitarnya
adalah benua yang tenggelam pada akhir Zaman Es. Salah satu buktinya adalah
jejak DNA manusia Indonesia timur yang tersebar sampai Swedia.
Dalam buku karangannya Eden in The East: Benua
yang Tenggelam di Asia Tenggara, Oppenheimer mengungkapkan penelitiannya
terhadap DNA berbagai bangsa di dunia. Pakar genetika ini memang pernah menjadi
dokter keliling di sejumlah negara di Asia Tenggara.
Nah, saat menjadi dokter untuk mengobati anemia
di Papua Nugini, Oppenheimer menyadari kalau suku-suku dengan bahasa yang sama,
mempunyai ciri DNA yang sama pula walaupun mereka tersebar luas di Papua.
Oppenheimer lantas menduga penyebaran manusia di
akhir Zaman Es, mungkin akan meninggalkan jejak DNA yang sama. Oppenheimer
lantas mengelaborasi penelitian serupa dari sejumlah ilmuwan lain. Dia mencari
yang dia sebut DNA 'Eva' alias DNA nenek moyang kita yang perempuan (induk).
Caranya dengan merunut DNA manusia modern.
DNA orang di Papua kehilangan apa yang disebut
'pasangan 9 basa (9-bp)'. Karakter DNA ini disebut motif Polinesia yang diperkirakan
sudah ada sejak 17.000 tahun lalu. DNA ini tersebar ke arah kepulauan Pasifik
tapi juga dimiliki oleh orang Indonesia Timur selain Papua, yaitu orang Maluku,
Ternate, Flores dan Timor. Nah, orang Indonesia Barat tidak punya motif
Polinesia.
Namun DNA dengan karakter 9-bp serupa rupanya
muncul jauh di luar Indonesia. Sejumlah gugus DNA maternal Asia Tenggara ini
muncul di India Selatan yang berbeda dengan India Utara. Bahkan DNA orang
Swedia dan Finlandia menunjukkan ciri serupa.
Oppenheimer pun berteori, manusia Asia Tenggara
ini berimigrasi sampai India Selatan pada akhir Zaman Es dari benua Sundaland
yang tenggelam. Mereka terus menembus Asia Tengah, bahkan sampai ada yang ke
Eropa.
Jika argumen ini Anda pikir tidak masuk akal,
tunggu sampai anda melihat ilustrasi gambar yang diberikan Oppenheimer. Kapak
perunggu dari Danau Sentani, Papua ternyata mirip dengan kapak Galstad, Swedia
berumur 800 tahun SM.
Penasaran dengan temuan Oppenheimer? Anda bisa
membaca lebih lengkap penelitiannya soal benua yang tenggelam di Indonesia dan
sekitarnya dalam buku Eden in The East. Buku ini akan diterbitkan Ufuk Press
akhir bulan Oktober.
(fay/nrl)
Sumber:
http://news.detik.com/read/2010/10/22/120013/1472172/10/
No comments:
Post a Comment