Wednesday, March 11, 2015

Piramida Bosnia Pancarkan Energi Misterius Puluhan Ribu Tahun

Oleh Epoch Times
Piramida Bosnia Pancarkan Energi Misterius Puluhan Ribu Tahun
27 Februari 2015 | Misteri Peradaban
Piramida Bosnia Pancarkan Energi Misterius Puluhan Ribu Tahun
Puncak Piramida Matahari di piramida Bosnia memancarkan seberkas sinar berkekuatan 28.000 hertz atau frekuensi ultrasonic. (Graphic Network)
Puncak Piramida Matahari di piramida Bosnia memancarkan seberkas sinar berkekuatan 28.000 hertz atau frekuensi ultrasonic. (Graphic Network) 

Berbicara tentang piramida, orang aka langsung teringat piramida besar Mesir atau Piramida Chichen Itza budaya Maya. Namun sebuah piramida di Benua Eropa, yaitu piramida di Bosnia, mungkin juga merupakan salah satu piramida terbesar dunia, dan dan disebut pula sebuah proyek arkeologi yang paling misterius dan paling menarik di dunia. Karena piramida tersebut senantiasa memancarkan energi yang sulit dibayangkan, membuat para ilmuwan kebingungan.
Seluruh unsur piramida tersimpan dalam piramida Bosnia. Penyesuaian titik koordinat 3 bidang piramida segi tiga, strukturnya terdapat jalan tembus internal dan kamar, dihubungkan dengan trowongan bawah tanah, terdapat pula parencanaan matang geometrik tempat ritual agama dan lain-lain. Sebelum ditemukan, piramida Bosnia telah tertutup oleh tanah dan tersembunyi di bawah pohon-pohon dalam hutan belantara.
Dengan ditemukannya piramida Bosnia, masa peradaban manusia telah lebih awal puluhan ribu tahun. Sejarah Sumeria kuno, Babilonia, Kekaisaran Akadia dan Asyur (Sargon), Mesir kuno, India kuno dam lain-lain adalah 8.000 tahun, sedangkan usia piramida Bosnia seluruhnya adalah 12.000 tahun, maka asal mula masa peradaban dimajukan, bahkan mungkin sejarah perlu ditulis ulang.
Piramida Matahari dan Piramida Bulan mempunyai hubungan astronomi
Ngarai piramida Bosnia memiliki 5 buah piramida, kira-kira bersejarah 12.000-26.000 tahun, mereka adalah: Piramida Matahari (Pyramid of Sun), Piramida Bulan(Pyramid of Moon), Piramida Naga (Pyramid of the Dragon), Piramida Bumi (Pyramid of Earth), dan Piramida Cinta (Piramid of Love).
Panggung datar raksasa yang menuju Piramida Matahari panjang 410 meter, lebar 27 meter, lantainya terbuat dari batu yang dicari sendiri, bukan buatan setempat, jelas diambil dari daerah lain. Setiap batu tebalnya 10-12 cm, permukaanya dipoles halus dan rata.
Piramida Khufu Mesir tingginya 147,5 meter, sedangkan Piramida Matahari Bosnia tingginya kurang lebih 220 meter, 1/3 lebih tinggi dari piramida besar Mesir tersebut, volumenya juga 3 kali lipat lebih besar.

Piramida Bulan merupakan piramida terbesar kedua dari piramida Bosnia, setinggi 190 meter. Tanah yang menutupi piramida setelah dilakukan analisa oleh tim peneliti, diketahui berusia 12.000 tahun.
Kelompok piramida Bosnia sangat mirip dengan piramida di Meksiko yang dibangun pada tahun 200: panggung datar, kemiringan lereng, dan panggung datar berkutnya, dibangun sepasang-sepasang, sehingga orang akan teringat “Sepasang Piramida” di Amerika Latin, satu simbul Matahari satunya simbul Bulan, dua piramida membentuk tempat masuk pada lokasi masuk ngarai.
Antara Piramida Matahari dan Bulan Bosnia sangat jelas memiliki hubungan astronomi. Ketika menjelang Matahari terbenam, bayangan Piramida Matahari berpindah ke dalam ngarai, menutupi Piramida Bulan, pertanda tersebut menunjukkan, peran Matahari pada siang hari telah selesai, dimulailah peran Bulan pada malam hari. Piramida yang memiliki hubungan astronomi yang sedemikian jelas itu satu satunya hanya dapat ditemukan pada piramida Bosnia.
Para ilmuwan dari Rusia, Kroasia, dan Inggris melalui pengujian menemukan, puncak Piramida Matahari memancarkan gelombang energi atau gelombang ultrasonik yang berfrekuensi 28 kHz. Frekuensi-frekuensi ultrasonik tersebut tidak dapat didengar dan dilihat, yang paling misterius adalah sorotan energi masih terus dipancarkan ke atas hingga kini.
Penyelidikan ilmuwan Apleby Leo dan Eva Clain dari Trinity Southern University menemukan, radius gelombang tersebut seluas 4-5 meter.
Fisikawan Zagreb dari Kroasia telah mengukur kekuatan gelombang pada permukaan piramida adalah lebih kurang 3 meter. Mereka menemukan, kekuatan energi dari pusat piramida bergerak naik ke atas akan semakin kuat, fenomena tersebut telah berlawanan dengan prinsip teknik dan ilmu fisika yang telah kita ketahui, ini juga merupakan bukti pertama teknologi non radio Bumi.
University of Trieste dan Politeknik Milan, Italia, melakukan percobaan dengan menggunakan sejenis instrumen mengubah gelombang ultrasonik menjadi suara yang dapat terdengar, di puncak piramida Matahari. Getaran suara ultrasonik terdengar seperti suara “peluit”.
Pada 2011 lalu, para ilmuwan melanjutkan pengujian dengan menggunakan elektromagnetik, dan terbukti dalam trowongan piramida tidak ditemukan adanya radiasi yang disebabkan oleh saluran listrik dan teknologi lainya, juga tidak ada radiasi kosmik.
Jika energi gelombang yang dipancarkan oleh piramida makin jauh semakin kuat, maka sorotan energi tersebut mungkin dapat melitasi alam semesta. Orang zaman dahulu mungkin mengetahui bagaimana menggunakan frekuensi yang tidak sama guna melaksanakan tugas yang berbeda. Sepertinya pada dahulu kala pembuat piramida telah menciptakan sebuah mesin gerak abadi yang hingga kini masih terus bekerja.
Yang mengherankan adalah ketika orang masuk ke dalam Piramida Matahari, akan merasakan sangat tenang dan damai.
Dari lingkup ilmu pengetahuan modern, masih belum dapat dipahami fenomena misterius piramida Bosnia tersebut, lebih –lebih tidak dapat diketahui kegunaan sebenarnya dari Piramida Matahari dari zaman kuno ini. (Tys/Yant)


- See more at: http://erabaru.net/detailpost/piramida-bosnia-pancarkan-energi-misterius-puluhan-ribu-tahun#sthash.jkM1RI28.dpuf

Astronom Memastikan Keberadaan Alien di Galaksi

Oleh Nurani R.U

Astronom Memastikan Keberadaan Alien di Galaksi

08 Maret 2015 | Alien dan UFO
Astronom Memastikan Keberadaan Alien di Galaksi





Astronom Memastikan Keberadaan Alien di Galaksi

Pada 21 February lalu, dalam sidang dengar pendapat dengan komite Sains Parlemen, komite ruang angkasa dan komite teknologi di Amerika Serikat mengatakan, bahwa selama 50 tahun di masa lalu, dimana demi mencari kehidupan mahkluk asing di luar bumi, para ilmuwan telah melakukan berbagai upaya, dan telah menemukan beberapa bukti terkait, bahwa sebagian komponen yang diperlukan kehidupan, komponen dan syarat yang mutlak dibutuhkan umum ditemui di galaksi, dan “mungkin ada dimana-mana”.
“Di tata surya terdapat setidaknya setengah lusin dunia lain (kecuali bumi) dan mungkin mengandung kehidupan,” kataSeth Shostak, seorang astronom senior dari SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) kepada Discovery News. Menurutnya, kesempatan menemukan kehidupan itu baik, jika ditemukan, hal tersebut akan berlangsung dalam 20 tahun ke depan, semua itu tergantung dana.
Shostak mengatakan bahwa untuk mencari kehidupan di tata surya atau di planet lain bisa dilakukan dengan 3 cara. Sejauh ini, upaya pencarian mahkluk luar angkasa terutama difokuskan di planet Mars dan satelit lainnya di tata surya ; kedua adalah mencari tanda-tanda kandungan oksigen atau metana di atmosfer pada planet yang jauh, gas yang menjadi sandaran hidup bagi kehidupan di bumi ; ketiga, para astronom mengirim radio atau sinyal lainnya ke angkasa untuk menangkap keberadaan para makhluk alien yang berteknologi maju itu.
Institute tersebut mengatakan, bahwa proyek SETI menggunakan radio dan teleskop optik yang terbaru di dunia,  untuk mencari bukti peradaban dan teknologi maju pada planet yang jauh.
Dalam sidang dengar pendapat February 2015 lalu, Dan Werthimer dari University of California, Berkeley, menjabarkan tentang program pencarian peradaban di luar bumi dan bagaimana NASA Kepler space observatorium  menjalankan pekerjaan terkait. Menurut keterangan mereka, pekerjaan Kepler telah menunjukkan bahwadi di galaksi terdapat satu triliun planet, adalah tiga kali lipatnya jumlah bintang.
Werthimer mengatakan, “Banyak planet yang besar kemungkinan mengandung kehidupan, dan mengalami perkembangan.” (jho/ran)

Sumber:
http://erabaru.net/detailpost/astronom-memastikan-keberadaan-alien-di-galaksi

Monday, March 9, 2015

Penelitian Malaysia : Genom Jawa Memiliki Kedekatan Dengan China

Penelitian Malaysia : Genom Jawa Memiliki Kedekatan Dengan China


Orang Jawa Sedang Shalat
VIVAnews - Peneliti dari Universitas Teknologi Mara (UiTM), Malaysia, berhasil memetakan genom orang Melayu. Chief Executive Officer Malaysian Biotech Corporation (BiotechCorp) Mohd Nazlee Kamal menyatakan peta genom ini bisa menghasilkan "sekitar RM2 miliar per tahun" atau sekitar Rp5,7 triliun per tahun.

Lompatan ilmu pengetahuan ini membuka jalan untuk pengobatan khusus atau pribadi di Asia Tenggara. Warga Malaysia merupakan komposisi yang mewakili sejumlah negara tetangganya seperti Thailand, Indonesia dan Filipina.

"Populasi etnik Melayu berjumlah sekitar 200 juta orang di Asia Tenggara -- Malaysia, Indonesia, Thailand dan Filipina. Wilayah ini terlihat sebagai sebuah pasar menguntungkan karena kondisi rakyatnya yang makin sejahtera," kata Nazlee dilansir New Strait Times.

"Genom Melayu sangat berharga untuk perusahaan obat dalam mengembangkan pengobatan yang dipersonalisasi, yang lebih efektif sehingga bisa ditargetkan untuk orang-orang yang memiliki jejak genetika yang sama." Nazlee menjelaskan, kebanyakan obat yang dikembangkan sekarang sebenarnya tidak cocok dengan populasi lokal karena didesain untuk pasar Eropa.

Riset ini dilakukan atas tiga generasi keluarga Melayu menggunakan teknik yang sama dengan yang digunakan untuk mengidentifikasi genom orang Kaukasia dan Jepang. Proyek senilai RM150.000 ini sepenuhnya UiTM dengan menggunakan peralatan dan teknologi
BiotechCorp sejak Juni 2010 dan selesai tujuh bulan kemudian.

Hasil penemuan ini diumumkan Deputi Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Muhyiddin di kampus UiTM pada Selasa 27 Desember lalu. "Penemuan ini mendorong perkembangan, khususnya bioteknologi sebagai industri berpendapatan tinggi yang potensial," kata Muhyiddin.

Dia menyampaikan, BiotechCorp, badan utama negeri itu untuk bioteknologi, telah memfasilitasi 207 perusahaan berstatus BioNexus, dengan nilai investasi RM2,118 miliar, di mana tiga persen di antaranya terdaftar di bursa saham Malaysia, Australia dan Eropa.

Sementara ketua peneliti Prof Mohd Zaki Salleh menyatakan, riset genom Melayu ini akan masuk dalam database Proyek Genom Manusia yang bisa diakses peneliti yang berminat.  Kepala Pharmacogenomics Centre itu juga mengatakan, penemuan tersebut akan membantu para ilmuwan dan peneliti mengembangkan perawatan kesehatan dan obat-obatan yang spesifik dan lebih efektif untuk penduduk  Asia Tenggara.

"Selain membantu menyediakan pengobatan yang lebih baik, pemetaan genome juga membantu para ilmuwan memperdalam pengetahuan teori migrasi dan studi populasi," kata dia.

Dia juga mengungkapkan, Menteri Pendidikan Tinggi telah menyetujui grant RM8 juta untuk penelitian lanjutan atas populasi Orang Asli, suku asli Malaysia. "Bantuan ini untuk pemetaan genome Orang Asli, termasuk membiayai penelitian di universitas negeri dan swasta," kata dia. "Kami ingin menguji teori yang menyebut, Orang Asli adalah pribumi tertua di dunia, setelah suku-suku Afrika."

Siapa Asli Malaysia?

Pemetaan genom lengkap ini merupakan lompatan jauh setelah pada April 2011 ini, sejumlah peneliti Malaysia dan China berhasil memetakan struktur genetika populasi empat etnis Melayu di Malaysia. Mereka meneliti perbandingan genotipe Melayu Kelantan, Melayu Minang, Melayu Jawa dan Melayu Bugis yang hidup di Malaysia.

Data keempat macam Melayu ini, di mana tiga di antaranya adalah keturunan Indonesia, dibandingkan dengan genotipe 11 populasi lain dari Indonesia, China, India, Afrika, dan warga asli semenanjung Malaysia yang disimpan Pan-Asian SNP Database. Hasilnya, mereka menemukan keempatnya terbagi atas tiga klaster berbeda, di mana Melayu Kelantan merupakan kelompok tersendiri.

Dalam hasil riset yang dilansir di Public Library of Science (PLoS), klaster pertama berisi Melayu Minang dan Melayu Bugis. Klaster kedua berisi Melayu Jawa yang ditemukan ternyata memiliki kedekatan dengan China. Sehingga para peneliti yang datang antara lain dari Universiti Sains Malaysia, Universiti Malaya dan Chinese Academy of Sciences ini menyimpulkan, percampuran China dengan Jawa lebih massif dibanding Melayu lainnya yang diperkirakan jauh sebelum orang Jawa bermigrasi ke Malaysia.

Di klaster ketiga, terdapat Melayu Kelantan. Para peneliti menyimpulkan, Melayu yang menempati sebelah timur semenanjung ini agak berbeda dengan Melayu lainnya. Genetika orang Kelantan ini malah ditemukan memiliki unsur India, yang menandakan nenek moyang mereka lebih dulu bercampur dengan pendatang dari sebelah barat semenanjung itu.

Temuan, salah satu Orang Asli --suku pribumi di Malaysia, ternyata ditemukan memiliki kekerabatan dekat dengan populasi Jawa. Para peneliti seperti Wan Isa Hatin, Ab Rajab Nur-Shafawati, Mohd-Khairi Zahri, Shuhua Xu, Li Jin, Soon-Guan Tan, Mohammed Rizman-Idid, dan Bin Alwi Zilfalil ini menyimpulkan, nenek moyang Temuan berasal dari Kalimantan lalu bermigrasi ke semenanjung dan Sumatera.

Sementara Orang Asli Kensui dan Jahai yang juga dikenal sebagai negrito diakui sebagai "orang asli" semenanjung sebenarnya. Variasi DNA mitokondria mereka menunjukkan kedalaman waktu 60 ribu tahun, sehingga diduga kuat mereka ini yang menempati pertama kali semenanjung Malaysia.

Riset Genom di Indonesia

Di Indonesia, penelitian soal genetika terutama dilakukan Eijkman Institute for Molecular Biology. Lembaga yang bertanggung jawab langsung pada Kementerian Riset dan Teknologi ini bergerak di enam program riset utama, salah satunya pemetaan genom manusia.

Ferza Elita, Hubungan Masyarakat Eijkman, menyatakan, lembaga ini satu-satunya yang menangani penelitian genom manusia di Indonesia. Sementara Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, menurut Siti Nur Amaliati Prijono, Kepala Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, hanyalah meneliti genom hewan dan tumbuhan.

Feta, panggilan Ferza Elita, Eijkman telah mengumpulkan sampel genetika sejumlah populasi di Indonesia. Namun, Feta menyatakan, penelitian genetika di Eijkman lebih banyak untuk keperluan praktis seperti untuk identifikasi DNA dan forensik.


Sumber:
- See more at: http://benerpost.blogspot.com/2012/01/penelitian-malaysia-genom-jawa-memiliki.html#sthash.nmaagKum.dpuf

Sunday, March 8, 2015

Artafek Gunung Padang jadi situs cagar budaya

Artafek Gunung Padang jadi situs cagar budaya

 | 3.409 Views
Artafek Gunung Padang jadi situs cagar budaya
Situs Megalitik Balok batuan Andesit penyusun situs Megalitik Gunung Padang terhampar di pelataran situs di desa Karya Mukti, Cempaka, Cianjur, Jawa Barat. (FOTO NTARA/Paramayuda)

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) remsi menetapkan Lacak Artafek di Kawasan Gung Padang Cianjur Jawa Barat pada 2014 sebagai situs cagar budaya peringkat nasional dengan luas 29,1 hektar.

Namun berdasarkan penelitian terakhir, situs ini dikelilingi dan saling berhubungan dengan situs-situs lainnya sehingga membentuk Kawasan Gunung Padang dengan radius 5 km dari Situs Gunung Padang.

"Beberapa artefak telah ditemukan di kawasan yang lebih luas dari Situs Gunung Padang yang diketahui publik hari ini," kata Ketua Masyarakat Arkeologi Indonesia (MARI) Dr Ali Akbar dalam sieran persnya di Jakarta, Kamis.

Oleh karena itu, MARI bekerja sama dengan berbagai komunitas mengadakan kegiatan Arkeologi Publik dan Wisata Kreatif dengan nama “Lacak Artefak". 

"Untuk itu, MARI mengajak masyarakat yang peduli, baik masyarakat lokal ataupun kalangan urban, untuk melacak potensi sejarah dan kepurbakalaan yang mencerminkan “The Great Indonesia” sejak ribuan tahun silam," kata Ali.

Dijelaskan, kepedulian ini dirumuskan dalam kegiatan Lacak Artefak, khususnya untuk survei permukaan tanah untuk mendata potensi kepurbakalaan. Kegiatan akan diselenggarakan akhir pekan pada 3-5 April 2015, yang juga akan diisi dengan wisata astronomi, gastronomi/kuliner, kriya warga dan pergelaran seni lokal di Kawasan Gunung Padang.

"Keseluruhan kegiatan ini merupakan bentuk wisata kreatif seperti yang dirumuskan Creative Cities Network dan UNESCO (2006). Salah satu paket kegiatan kreatif ini adalah stargazing atau Lacak Bintang dan Bulan dengan disertai belajar sains astronomi dasar," katanya.

Kawasan Gunung Padang merupakan daerah yang masih terjaga dari polusi cahaya perumahan padat, atau lebih dikenal dengan istilah Dark Sky Region. "Waktu kegiatan diprediksi tepat pada waktu langit bersih tanpa awan, saat yang baik untuk mengamati langit secara kasat mata," pungkasnya.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015




Sumber:
http://www.antaranews.com/berita/483597/artafek-gunung-padang-jadi-situs-cagar-budaya