Tuesday, June 23, 2015

Beda Spesies, Manusia Modern dan Neanderthal Kawin Mawin di Eropa

Beda Spesies, Manusia Modern dan Neanderthal Kawin Mawin di Eropa

Selasa, 23 Juni 2015 | 20:23 WIB
David Liitschwager/National GeographicTengkorak Homo neanderthalensis (kiri) dan tengkorak perempuan modern Homo sapiens.
KOMPAS.com - Manusia modern dan Neanderthal ternyata kawin dan berkembang biak di Eropa, demikian temuan analisis DNA berumur 40.000 tahun.

Kajian ini mengisyaratkan pemukim Homo sapiens awal di Eropa bercampur dengan leluhur Neanderthal hanya beberapa generasi sebelumnya pada garis keluarganya.

Penelitian sebelumnya memperlihatkan nenek moyang kita bercampur dengan Neanderthal 55.000 tahun lalu, kemungkinan besar di Timur Tengah.

Hasil terbaru mengungkapkan terjadi percampuran tambahan begitu manusia modern terdorong ke utara menuju Eropa.

Tim peneliti internasional menerbitkan analisis genom Eropa kuno ini di jurnal Nature.

Kelompok tersebut berhasil mengambil dan membuat rangkaian materi genetis dari sebuah tulang rahang yang ditemukan pada tahun 2002 di dalam gua Pe?tera cu Oase, Rumania barat daya.

Manusia kuno ditemukan lebih dekat hubungannya dengan Neanderthal dibandingkan manusia modern lainya (Homo sapiens) yang sebelumnya diteliti.

Sekitar 6% dan 9% genom mahluk Oase berasal dari Neanderthal, suatu jumlah belum pernah ditemukan sebelumnya. Sebagai perbandingan, manusia Eropa saat ini memiliki 2%-4%.

Editor: Yunanto Wiji Utomo
SumberBBC Indonesia


Sumber:http://sains.kompas.com/read/2015/06/23/20231571/Beda.Spesies.Manusia.Modern.dan.Neanderthal.Kawin.Mawin.di.Eropa



























Ilmuwan Amerika: Manusia akan Punah untuk ke-6 Kali

Ilmuwan Amerika: Manusia akan Punah untuk ke-6 Kali
Banyak spesies di bumi yang menghilang 100 kali lebih cepat.
Selasa, 23 Juni 2015 |
Oleh : Siti Sarifah Alia
Ilmuwan Amerika: Manusia akan Punah untuk ke-6 Kali
Ilustrasi asteroid hantam bumi (The Sidney Morning Herald)

VIVA.co.id - Para ilmuwan percaya manusia sedang memasuki masa kepunahan massal. Kepunahan ini terjadi untuk keenam kalinya sejak bumi tercipta.

Sekelompok tim ilmuwan asal Amerika mengklaim jika studi yang mereka lakukan telah menunjukkan proses kepunahan itu tanpa keraguan. Studi tersebut menunjukkan banyak spesies di bumi yang menghilang 100 kali lebih cepat dari biasanya.
 

Cepatnya spesies-spesies ini punah akan berakibat pada ancaman dan bencana terhadap eksistensi kehidupan manusia. Ekosistem pun akan rusak. Seperti terganggunya panen karena tak ada lagi serbuk dari serangga atau pemurnian air di lahan basar yang juga bisa beresiko.

"Pada tingkat kehilangan spesies, manusia akan kehilangan banyak manfaat keanekaragaman hayati sepanjang tiga generasi. Kita semakin punah dari hari ke hari," ujar Paul Ehrlich, Profesor Studi Populasi dalam Biologi, yang juga pengajar di Stanford Woods Institute untuk Lingkungan.

Dilansir melalui
 Mail Online, Selasa 23 Juni 2015, penelitian ini sempat diterbitkan di jurnal Science Advances. Penulis penelitian itu khawatir jika 75 persen dari spesies di bumi hari ini akan punah dalam kurun dua generasi mendatang.

"Jika dibiarkan terus berlanjut, butuh waktu jutaan tahun bagi kehidupan untuk pulih kembali. Namun seiring dengan itu, akan semakin banyak lagi spesies yang menghilang," tambah Gerardo Ceballos dari Universidad Autónoma de México.

Menurut mereka, populasi manusia yang terus tumbuh dan konsumsi per kapita yang meningkat telah menjadi penyebab punahnya habitat alam. Beberapa penyebabnya adalah pembebasan lahan baik untuk gedung maupun ilegal logging, invasi spesies yang tidak seimbang, emisi karbon yang memicu perubahan iklim dan pengasaman air laut, racun yang meningkat berikut ekosistemnya di seluruh dunia.

Menurut para ilmuwan, manusia di bumi telah mengalami lima kali masa kepunahan. Mereka menyebutnya sebagai kepunahan massal, yang kerap diasosiasikan dengan hantaman meteor.

Kepunahan pertama pada akhir era Ordovician, merupakan kepunahan pertama dari lima yang pernah terjadi. Berlangsung sekitar 440 juta tahun lalu. Untungnya, semua kehidupan berada di lautan pada saat itu, namun 85 persen spesies punah.

Kepunahan kedua terjadi di akhir era Devonian, sekitar 375 atau 359 juta tahun lalu. Terjadi perubahan lingkungan besar-besaran yang disebabkan kepunahan dari banyak kelompok ikan dan menghentikan perkembangan terumbu karang selama 100 juta tahun.

Kepunahan ketiga di akhir Era Permian atau disebut juga sebagai kepunahan paling hebat. Ini mempengaruhi ekologi bumi yang terjadi 252 juta tahun lalu. 97 persen spesies punah dan berubah menjadi fosil sekarang.

Kepunahan keempat di akhir zaman Triassic, atau masa akhir hidup dinosaurus. Sebelumnya, amfibi dan reptil mirip mamalia menjadi hewan daratan yang dominan. Namun kepunahan yang muncul 201 juta tahun lalu mengubah itu semua.

Kepunahan terakhir terjadi di akhir zaman Cretaceous. Sebuah asteroid kala itu menabrak bumi 66 juta tahun lalu. Ini juga yang kerap disalahkan sebagai akhir dari era dinosaurus. (ren)


Sumber:

http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/641501-ilmuwan-amerika--manusia-akan-punah-untuk-ke-6-kali?ref=yfp

Sunday, June 21, 2015

Heboh Kiamat September Tahun Ini, NASA Ungkap Faktanya

Heboh Kiamat September Tahun Ini, NASA Ungkap Faktanya  

SELASA, 09 JUNI 2015 | 07:43 WIB
Heboh Kiamat September Tahun Ini, NASA Ungkap Faktanya  
Asteroid. dailymail.co.uk
TEMPO.COJenewa - Teori konspirasi yang memprediksi sebuah peristiwa dahsyat yang berkaitan dengan iklim akan terjadi dalam waktu tiga bulan. Peristiwa itu diperkirakan terjadi sekitar 22-28 September 2015. Salah satu bentuknya, asteroid yang menghantam Bumi.  Juru bicara Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) menyangkal adanya asteroid yang menghajar Bumi.

Juru bicara yang tidak disebutkan namanya itu berujar deteksi keberadaan asteroid menjadi prioritas utama NASA. "Kemungkinan tabrakan kecil, NASA tak mendeteksi adanya asteroid atau komet di jalur yang akan bertabrakan dengan Bumi," katanya seperti dilansir Mirror, Senin, 8 Juni 2015.


Juru bicara itu mengatakan hampir semua asteroid akan hancur sebelum menyentuh bumi karena adanya suhu ekstrem akibat gesekan atmosfer. "Bahkan, kami menjamin tidak ada obyek besar yang kemungkinan bakal menyerang Bumi dalam beberapa ratus tahun ke depan," kata dia.

NASA juga mengembangkan strategi mengidentifikasi asteroid yang mungkin menimbulkan risiko menghantam Bumi. Mereka tengah mencari opsi lain untuk pertahanan planet. Para ahli yang mengusung teori konspirasi mempercayai peristiwa jatuhnya asteroid itu memicu munculnya New World Order (NWO) yang disponsori kelompok Illuminati.

Tanggal yang paling sering dikutip mengenai kiamat tersebut adalah pada 24 September. Beberapa teori meramalkan peristiwa kiamat itu dimulai dari proyek The Large Hadron Collider yang digagas oleh CERN, organisasi penelitian nuklir Eropa yang bermarkas di Jenewa, Swiss.

Mesin itu dibuat ilmuwan untuk memecahkan partikel yang diharapkan menjawab pertanyaan dalam fisika kuantum. Teori tentang waktu terjadinya kiamat pernah diutarakan penyiar Kristen Harold Camping pada 2011. Ia meramalkan dunia berakhir pada 21 Mei di tahun yang sama. Namun tak ada kejadian apa pun.

MIRROR.CO.UK | LINDA HAIRANI

Sumber:
http://dunia.tempo.co/read/news/2015/06/09/116673311/Heboh-Kiamat-September-Tahun-Ini-NASA-Ungkap-Faktanya

Bumi Memasuki Fase Punah, Ini Hewan-hewan yang Terancam

Bumi Memasuki Fase Punah, Ini Hewan-hewan yang Terancam

MINGGU, 21 JUNI 2015 | 07:04 WIB
Bumi Memasuki Fase Punah, Ini Hewan-hewan yang Terancam
Lemur Madagaskar. fanpop.com
TEMPO.CO Jakarta: The International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyebutkan setidaknya 50 hewan mendekati kepunahan setiap tahunnya. Sekitar 41 persen ampibi dan 25 persen mamalia terancam mengalami kepunahan.

IUCN menambahkan 94 persen lemur terancam punah dan hampir seperlima dari semua jenis lemur bisa dibilang berada dalam kondisi kritis punah. Contoh yang paling terlihat adalah habitat di Madagaskar. Begitu wilayah hutan di kawasan itu hancur akibat pembalakan liar, lemur pun menghilang karena diburu.

Seperti diberitakan, sebuah studi yang dilakukan tiga perguruan tinggi di Amerika Serikat menyebutkan bumi kini tengah memasuki fase kepunahan baru. Dan hewan bertulang belakang (vertebrates), bahkan termasuk manusia, bisa saja menjadi korban yang pertama memasuki kepunahan itu.

Dalam laporan, yang studinya dipimpin oleh Univesitas Stanford, Princeton, dan Berkeley itu, disebutkan bahwa hewan bertulang belakang menghilang 114 kali lebih cepat dari normal. Penemuan ini juga pernah dilaporkan Duke University tahun lalu.

Salah satu penulis studi baru tersebut mengatakan, “Sekarang ini kita memasuki tahap keenam kepunahan massal,” ujarnya.

Kejadian serupa pernah terjadi 65 juta tahun yang lalu, ketika dinosaurus menghilang alias punah, yang diduga akibat adanya meteor luar biasa besar yang menghantam bumi.

“Jika ini sampai terjadi, butuh jutaan tahun untuk kembali pulih dan beberapa spesies hewan akan kembali hilang dari yang ada saat ini,” kata pimpinan peneliti, Gerardo Ceballos.

BBC | GRACE S GANDHI


Sumber:
http://tekno.tempo.co/read/news/2015/06/21/061676937/bumi-memasuki-fase-punah-ini-hewan-hewan-yang-terancam