Benarkah ada Piramida di Gunung Sadahurip?
Belum lama ini tersiar kabar bahwa di dalam Gunung Sadahurip atau Gunung Putri yang berada di Desa Sadahurip Kabupaten Bogor, Jawa Barat terdapat struktur bangunan yang mirip Piramida.
Menurut keterangan di beberapa media masa, Andi Arief yang merupakan Staf Khusus Presiden bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial menjelaskan bahwa tim katastropik purba yang melakukan penelitian intensif menemukan dugaan adanya bangunan berbentuk piramida di Gunung Sadahurip - Garut, Jawa Barat, menemukan fakta yang cukup mengagetkan.
"Dari hasil penelitian intensif dan uji karbon dipastikan bahwa umur bangunan yang terpendam dalam gunung tersebut lebih tua dari Piramida Giza, di Mesir. Tim katastropik purba telah mendapatkan gambaran bentuk bangunan tersebut seperti piramida, melalui foto satelit IFSAR, geolistrik, berbagai survei dan meneliti secara intensif dan uji carbon dating untuk memperkirakan umur bangunan itu. Kita sudah pastikan bangunan itu bentuknya mirip piramida. Ditengarai ada satu pintu untuk masuk ke bangunan tersebut, kita terus lakukan penelitian," kata Andi Arief.
Sekadar catatan, lanjut Andi, Piramida Giza selama ini dikenal sebagai piramida tertua dan terbesar dari 3 piramida yang ada di Nekropolis Giza. Dipercaya bahwa piramida ini dibangun sebagai makam untuk firaun, dinasti keempat Mesir, Khufu dan dibangun selama lebih dari 20 tahun yang diperkirakan berlangsung pada sekitar tahun 2560 sebelum Masehi.
Dalam beberapa waktu ke depan, Tim Katastropik Purba akan melakukan paparan ke publik tentang temuan-temuannya tersebut. Tak hanya soal temuan piramida di Garut tersebut, tim ini nantinya juga akan memaparkan temuan istimewa di kawasan Trowulan, Batu Jaya, beberapa lokasi "menhir" di Sumatera dan lain-lain.
"Ada temuan mencengangkan tentang uji karbon dating pada 3 lapis kebudayaan di kawasan Trowulan yang biasa disebut Majapahit pada zaman sejarah masehi itu. Juga tentang temuan-temuan lapisan sejarah di Lamri Aceh dan sekitarnya," ungkapnya.
Terhadap temuan ini, sambung Andi, Tim Katastropik Purba juga akan terus berkoordinasi dengan bidang kepurbakalaan, antropologi, arkeologi, pakar budaya, ahli sejarah dan lainnya. Disamping itu, juga akan terus berkoordinasi lintas ilmu kebumian sehubungan dengan temuan-temuan sejarah bencana-bencana lokal dan global untuk dicari mitigasinya.
"Sekedar catatan, beberapa hasil penelitian Tim Katastropik Purba ini telah disampaikan kepada publik. Diantaranya, rekomendasi agar 3 gunung di Jawa Barat yakni Gunung Kaledong, Gunung Putri, dan Gunung Haruman dijadikan sebagai cagar budaya," ungkapnya.
Rekomendasi itu atas dasar penelitian melalui metode ilmu kebumian, meneliti sumber-sumber bencana alam dan melacak informasi dari masa lalu yang berkaitan dengan kejadian bencana alam katastropik.
Obyek penelitian lain yang berada pada jalur-jalur patahan gempa bumi dan gunung api di sepanjang Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa timur, Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan sampai Papua, terus dikaji secara ilmiah. "Hasil penelitian-penelitian lanjutan tentang ini akan disampaikan ke publik," pungkasnya.
Sumber:
Antaranews.com
Vivanews.com
Inilah.com
Belum lama ini tersiar kabar bahwa di dalam Gunung Sadahurip atau Gunung Putri yang berada di Desa Sadahurip Kabupaten Bogor, Jawa Barat terdapat struktur bangunan yang mirip Piramida.
Menurut keterangan di beberapa media masa, Andi Arief yang merupakan Staf Khusus Presiden bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial menjelaskan bahwa tim katastropik purba yang melakukan penelitian intensif menemukan dugaan adanya bangunan berbentuk piramida di Gunung Sadahurip - Garut, Jawa Barat, menemukan fakta yang cukup mengagetkan.
"Dari hasil penelitian intensif dan uji karbon dipastikan bahwa umur bangunan yang terpendam dalam gunung tersebut lebih tua dari Piramida Giza, di Mesir. Tim katastropik purba telah mendapatkan gambaran bentuk bangunan tersebut seperti piramida, melalui foto satelit IFSAR, geolistrik, berbagai survei dan meneliti secara intensif dan uji carbon dating untuk memperkirakan umur bangunan itu. Kita sudah pastikan bangunan itu bentuknya mirip piramida. Ditengarai ada satu pintu untuk masuk ke bangunan tersebut, kita terus lakukan penelitian," kata Andi Arief.
Sekadar catatan, lanjut Andi, Piramida Giza selama ini dikenal sebagai piramida tertua dan terbesar dari 3 piramida yang ada di Nekropolis Giza. Dipercaya bahwa piramida ini dibangun sebagai makam untuk firaun, dinasti keempat Mesir, Khufu dan dibangun selama lebih dari 20 tahun yang diperkirakan berlangsung pada sekitar tahun 2560 sebelum Masehi.
Dalam beberapa waktu ke depan, Tim Katastropik Purba akan melakukan paparan ke publik tentang temuan-temuannya tersebut. Tak hanya soal temuan piramida di Garut tersebut, tim ini nantinya juga akan memaparkan temuan istimewa di kawasan Trowulan, Batu Jaya, beberapa lokasi "menhir" di Sumatera dan lain-lain.
"Ada temuan mencengangkan tentang uji karbon dating pada 3 lapis kebudayaan di kawasan Trowulan yang biasa disebut Majapahit pada zaman sejarah masehi itu. Juga tentang temuan-temuan lapisan sejarah di Lamri Aceh dan sekitarnya," ungkapnya.
Terhadap temuan ini, sambung Andi, Tim Katastropik Purba juga akan terus berkoordinasi dengan bidang kepurbakalaan, antropologi, arkeologi, pakar budaya, ahli sejarah dan lainnya. Disamping itu, juga akan terus berkoordinasi lintas ilmu kebumian sehubungan dengan temuan-temuan sejarah bencana-bencana lokal dan global untuk dicari mitigasinya.
"Sekedar catatan, beberapa hasil penelitian Tim Katastropik Purba ini telah disampaikan kepada publik. Diantaranya, rekomendasi agar 3 gunung di Jawa Barat yakni Gunung Kaledong, Gunung Putri, dan Gunung Haruman dijadikan sebagai cagar budaya," ungkapnya.
Rekomendasi itu atas dasar penelitian melalui metode ilmu kebumian, meneliti sumber-sumber bencana alam dan melacak informasi dari masa lalu yang berkaitan dengan kejadian bencana alam katastropik.
Obyek penelitian lain yang berada pada jalur-jalur patahan gempa bumi dan gunung api di sepanjang Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa timur, Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan sampai Papua, terus dikaji secara ilmiah. "Hasil penelitian-penelitian lanjutan tentang ini akan disampaikan ke publik," pungkasnya.
Sumber:
Antaranews.com
Vivanews.com
Inilah.com
_______________
No comments:
Post a Comment