Sunday, May 4, 2014

POTENSI WISATA BUDAYA DI KABUPATEN BOGOR

POTENSI WISATA BUDAYA DI KABUPATEN BOGOR 
Objek Wisatanya adalah:
-Kampung Urug
Masyarakat Kampung Urug menganggap bahwa mereka berasal dari keturunan Prabu Siliwangi, raja di kerajaan PajajaranJawa Barat. Bukti dari anggapan tersebut di antaranya menurut seorang ahli yang pernah memeriksa konstruksi bangunan rumah tradisional di Kampung Urug, beliau menemukan sambungan kayu tersebut sama dengan sambungan kayu yang terdapat pada salah satu bangunan di Cirebon yang merupakan sisa-sisa peninggalan Kerajaan Pajajaran.

-Prasasti Batutulis Ciaruten
Prasasti termasuk di dalam Desa Ciaruteun, Kecamatan Cibungbulang. Secara geogrfis terletak pada koordinat 10641'28,5"BT dan 0631'39,9" LS dengan ketinggian 320 m di atas permukaan air laut. Area situs dibatasi oleh tiga sungai, yaitu selatan: Sungai Ciaruteun, barat: Sungai Cianten, utara: Muara Sungai Cianten dan Sungai Cisadane, barat: Sungai Cisadane. Dari Sungai Cianten dan Cisadane terdapat perahu penyeberangan menuju situs. Tanah situs cukup subur dan dimanfaatkan oleh penduduk dengan menanami padi, sayuran, bambu dan tanaman keras lainnya. Di kawasan ini terdapat tiga buah prasasti, yaitu Ciaruteun, Kebon Kopi (Tapak Gajah) dan Muara Cianten, serta tinggalan megalitik antara lain batu dakon, menhir, batu datar arca megalitik.

-Kepurbakalaan Majusi
Suatu bukit kecil bertingkat-tingkat di tepian kampung dinamakan oleh penduduk setempat dengan punden Majusi. Belum diketahui lebih lanjut mengapa namanya seperti itu, mungkin terdapat alasan tersendiri sehingga penduduk menyebutnya Majusi. Setelah diperhatikan secara seksama, bukit kecil tersebut ternyata berbentuk punden berundak yang berdenah seperti bulan sabit, orientasinya utara selatan, dengan bagian teras tertinggi berada di selatan. Berdasarkan sisa undakan yang masih dapat diamati, maka jumlah teras yang ada di punden Majusi adalah 7 tingkat. Pada permukaan teras ke-7 (tertinggi) terdapat bentuk-bentuk kubur Islam, ada yang baru menggunakan tegel dan ada pula yang disusun dari batu-batu bulat kecil lengkap dengan 2 nisannya.

-Kepurbakalaan Surawisesa
Pada jarak sekitar 300 m ke arah barat dari punden berundak Majusi, terdapat bukit memanjang utara-selatan, sepintas seperti bukit alami. Apabila diamati secara seksama, maka pada dinding bukit sisi timur dan baratnya, terdapat teras-teras yang diperkuat dengan susunan tumpukan batu. Maka dapat diduga bahwa bukit itupun juga merupakan suatu punden berundak, yang disebut oleh A.M.Sumawijaya dengan punden berundak Surawisesa.

-Punden Berundak Leuweung Karamat dan Saunggalah
Punden berundak tersebut berupa hunyur (tanah membukit) yang masih lebat ditutupi semak belukar dan pohon-pohon besar. Hal itu terjadi karena penduduk setempat masih menganggap sakral hunyur tersebut, tidak heran apabila kemudian dinamakan dengan Leuweung Karamat (hutan keramat). Terletak sekitar 500 m ke arah barat dari punden berundak Surawisesa, melalui jalan setapak yang memintas petak-petak sawah.

-Kelompok Megalitik Hunyur Kadoya
Merupakan kelompok batu-batu besar yang sekarang sudah tidak beraturan lagi. Apabila diamati dengan seksama, masih terlihat adanya pola keteraturannya. Terletak pada jarak sekitar 200 m di sisi selatan Punden berundak Saunggalah, berada di tengah petak-petak sawah. Semula merupakan bukit kecil yang tertutup tanah, ketika tanahnya dibersihkan terdapat gudang batu tersebut, A.M.Sumawijaya menamakan Megalitik Kadoya dengan situs Jagaraksa.

-Situs Pasir Angin
Situs Pasir Angin, terletak di dalam Desa Cemplang, Kecamatan Cibungbulang dan secara geogrfis terletak pada koordinat 106 38'389" BT dan 0634'524" LS. Situs terletak pada sebuah bukit kecil dengan ketinggian 210 di atas permukaan laut, terletak di sebelah utara Sungai Cianten. Di permukaan bukit ini terdapat sebuah monolit setinggi 1,20 m di ukur dari muka tanah. Batu tersebut mempunyai bidang datar dan yang terlebar berukuran 1 m, menghadap tepat ke arah timur.

-Situs Sindang Barang
Sindangbarang adalah suatu kampung, dalam lingkungan Desa Pasir Eurih, Kecamatan Taman Sari, jarak desa itu dari Istana Bogor sekitar 5 km. Keadaan topografinya berupa lahan lereng yang miring sehingga keadaan permukiman penduduk mengikuti kemiringan lahan. Pada jarak sekitar 1 km di sebelah timur Sindangbarang mengalir Sungai Ciomas, sedangkan di latar belakang desa (sisi selatan) berdiri menjulang Gunung Salak dengan kelima puncaknya (2211 m).

-Prasasti Tapak Gajah
Prasasti ini termasuk di dalam Desa Ciaruteun Ilir, Kec. Cibungbulang. Berada pada koordinat 10641'25,2"BT dan 0631'39,9" LS dengan ketinggian 320 m di atas permukaan laut. Area situs dibatasi oleh tiga sungai, yaitu Selatan: Sungai Ciaruteun, Barat: Sungai Cianten, Utara: Muara Sungai Cianten dan Sungai Cisadane, Barat: Sungai Ciaruteun. Dari Sungai Cianten dan Cisadane terdapat perahu penyebrangan menuju situs.

-Prasasti Pasir Muara
Prasasti Pasir Muara, Kampung Pasir Muara, Desa Ciaruteun Ilir, Kec. Cibungbulang. Secara geogrfis terletak pada koordinat 106 41' 30,8" BT dan 0631' 40,8" LS. Prasasti ini terletak kira-kira 1 km dari batu prasasti Kebon Kopi I (Prasasti Tapak Gajah), Isi prasasti tersebut berbunyi:
Isi
Ini sabdakalanda rakryang juru pengambat I kawihaji panyaca pasagi marsandeca
Terjemahan
Ini tanda ucapan rahyang juru pengambat, Berpulihkan haji sunda dalam tahun 854 Saka bahwa pemerintah daerah dipulihkan kepada Raja Sunda.

-Prasasti Pasir Koleangkak
Prasasti Koleangkak terletak 24 km sebelah barat dari Kota Bogor, atau 10 km dari Kota Leuwiliang atau 14 km sebelah selatan Kota Kecamatan Nangung. Prasasti ini termasuk di dalam Kampung Pasir Gintung RT 02/RW 04, Desa Parakanmuncang, Kecamatan Nanggung. Secara geogrfis terletak pada koordinat 10632'46"BT dan 0634'06" LS dengan ketinggian 485 m di atas permukaan air laut.

-Prasasti Muara Cianten
Prasasti Muara Cianten terletak 19 km sebelah baratdaya dari Kota Bogor, dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat ataupun roda dua hingga ke lokasi. Dapat menggunakan trayek Bogor-Ciampea-Simpang Lebak Sirna-Ciaruteun Hilir (lokasi). Selain itu mengunakan trayek Bogor-Ciampea ( 45 menit), dan sampai di Persimpangan Lebak Sirna dilanjutkan dengan ojek motor 1,5 km sampai ke lokasi. Prasasti Muara Cianten terdapat di Kampung Muara, Desa Ciaruteun, Kecamatan Cibungbulang. Secara geogrfis terletak pada koordinat 106 41'28,5" BT dan 0631'39,9" LS dengan ketinggian 320 m di atas permukaan laut.

-Situs Megalitik Cibalai
Situs Megalitik Cibalai, yang disebut juga Balai Kambang, merupakan tinggalan budaya prasejarah dari masa megalitik, berupa 1 batu bergores dan 4 menhir. Batu bergores berada dalam posisi berdiri dan terbuat dari batu andesit. Anda akan melihat goresan garis halus horizontal sebanyak 7 baris tanpa tulisan pada bidang permukaan batu yang menghadap ke utara. Ukuran batu bergores ini adalah tinggi 83 cm, lebar 56 cm, dan tebal 5 cm. Situs ini berada di lereng Gunung Salak dengan ketinggian 756 m di atas permukaan laut.

-Wisata Pengobatan Cimande
Beberapa potensi yang dimiliki oleh Cimande sebagai modal dasar pengembangan wisata minat khusus antara lain sejarah masyarakat Cimande, upacara-upacara (penerimaan tamu, memandikan pusaka, dll), ritual-ritual (Ngabungbang, ziarah makam), benda-benda peninggalan sejarah seperti senjata-sejata, prasasti, peralatan rumah tangga, peralatan musik, makam keramat serta hasil dari ide-ide dan gagasan seperti kitab, dll, kesenian tradisional pencak silat, ilmu pengobatan serta obat tradisional Cimande, padepokan dan tempat-tempat bersejarah lainnya, sistem organisasi kemasyarakatan, dokumentasi sejarah seperti buku-buku sejarah perjalanan hidup leluhur, lagu-lagu, gambar-gambar, dll, lokasi-lokasi bersejarah seperti makam keramat yang dijadikan sebagai tempat berziarah, padepokan adat, tempat semedi atau bertafaqur, dll, perwujudan Taleq Cimande dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat adat Cimande.

-Angklung Gubrak
Angklung Gubrak merupakan perpaduan alat musik angklung yang terbuat dari bambu berukuran panjang mencapai sekitar 50 hingga 100 centimeter. Menurut sejarahnya, angklung gubrak yang konon telah ada di daerah Bogor sejak 400 tahun lalu ini selalu menjadi musik pengiring ketika menggelar acara panen padi. Mereka percaya, alunan nada yang berasal dari angklung tersebut, nantinya dapat membuat padi yang akan mereka tanam kembali dapat tumbuh dengan subur.

-Cokek
Nikmati Cokek yang merupakan perpaduan antara Gambang Kromong dan Ronggeng serta Ketuk Tilu yang terdapat di Kabupaten Bogor dan Bekasi. Cokek atau Ronggeng Cokek muncul sekitar tahun 1900, ketika para pecinta Seni Ketuk Tilu,
-Pura Parahyangan Agung Jagatkarttya Taman Sari Gunung Salak
Pura Parahyangan Agung Jagatkartta Taman Sari Gunung Salak adalah pura terbesar di luar Bali, setelah Pura Besakih. Pura ini memiliki status Kahyangan Jagat. Didirikan pada 1995 dengan biaya kurang lebih Rp 15 milyar dan pembangunannya memakan waktu selama lima tahun bertempat di Desa Taman Sari, Siopus, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor.
-Kecapi Tarawangsa
Kacapi Tarawangsa merupakan seni pertunjukkan yang memadukan antara tabuhan atau petikan kecapi dengan gesekan arawangsa (semacam Rebab).
Anda akan mendengar perpaduan musik yang terdiri dari kecapi erahu, ukung, elung, bangkrung, kecap ndung atau jentreng, dan tarawangsa atau ngekngek.

-Batik Bogor
Motif-motif batik Bogor terinspirasi dari peninggalan kerajaan Pakuan, benda-benda sejarah, fenomena alam, dan kebudayaan. Salah satu motif yang terkenal adalah motif Kujang Kijang. Motif ini mengandung dua ikon kota Bogor, yaitu Kujang dan Kijang. Kujang merupakan senjata tradisional khas Sunda, sedangkan kijang merupakan hewan yang berada di Istana Bogor.

-Ngadu Karbit
Permainan ini untuk orang dewasa yang menggunakan meriam yang terbuat dari batang enau/pinang, gagang dari bilah bambu dan kaleng bekas untuk tempat karbit yang diairi.
Banyaknya pemain tidak tentu tergantung dari banyaknya alat yang digunakan. Mengandung unsur pertandingan antar kelompok, dan dilakukan di tempat terbuka yang cukup luas.
Biasanya permainan ini dilakukan pada menjelang akhir bulan puasa sebagai hiburan, kini permainan ini jarang dilakukan karena membahayakan. Terdapat di daerah Bogor dan Karawang.

-Topeng Cisalak
Topeng Cisalak adalah nama sebuah bentuk teater Rakyat yang terdapat di Kampung Cisalak, desa Curug, Kecamatan Cimanggis, Kabupaten Bogor. Letaknya di perbatasan antara Kabupaten Bogor (Jawa Barat) dengan Jakarta raya. Bahas yang dipergunakan sehari oleh masyarakat pada umumnya bahsa Melayu dialek Betawi. Nama Topeng diambil dari bentuk semula yaitu suatu bentuk teater yang para pemainnya mempergunakan topeng.

Legenda
PropinsiKabupaten
Wisata Budaya
  Re-Draw Map



Sumber:
http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/commodityarea.php?ia=3201&ic=2512

No comments:

Post a Comment