Sebuah karya besar orang zaman dahulu, candi Baalbek namanya. Atau sering
disebut The Temple of Jupiter. Terletak disebelah selatan 86 km kota
Beirut Libanon. Baalbek adalah sebuah
bangunan raksasa yang sangat misterius. Dikatakan misterius berkaitan dengan cara peletakan/pemasangan
ukiran batu besar seberat 125 ton diatas tiang setinggi sekitar 20 meter, dan
masing-masing tiang punya berat 100 ton. Ketika candi ini masih utuh
diperkirakan langit-langit atau atap candi
berketinggian sampai 20 meter sama dengan tinggi tiang itu sendiri.
Baalbek sering juga disebut dewa matahari oleh kaum phonichian Romawi kuno. Berpuluh-puluh ilmuwan dunia dari waktu ke waktu tak pernah ada yang bisa menjawab teka-teki Baalbek stone ini. Siapa sebenarnya yang membangun, untuk apa dan dengan tekhnologi apa mereka bisa membangun proyek raksasa kala itu
Batu kotak tersebut terletak tidak jauh dari bangunan Baalbek. Batu olahan itu
diduga sebagai tempat olahan batu untuk pembangunan Baalbek. Batu itu itu
berukuran 21,5 x 4,2 m dengan berat diperkirakan mecapai 1500 ton. Ini
merupakan batu olahan terbesar didunia. Mengolah batu sebesar itu masih
dianggap mimpi bagi manusia jaman sekarang walau dengan alat canggih apapun.
Tapi ini terbukti, zaman prasejarah dahulu pernah ada tekhnologi luar biasa
yang melebihi masanya. Belum jika kita bicara darimana mereka dapat batu- batu
sebesar itu padahal di sekitar Baalbek
sendiri tak ada batu tambang sebesar itu.
Para peneliti juga memastikan bahwa
batu itu hasil impor dari dari daerah lain. Tapi para penelitipun tak habis
pikir bagaimana cara membawanya. Kalaupun toh bisa diseret, bagaiman ketika
menyeberang sungai karena daerah terdekat yang diperkirakan ada tambang batu
sebesar itu masih dalam radius lebih dari seratus kilo dan melewati banyak
sungai.
Andai saja manusia pada zaman itu setinggi pohon kelapa dengan lebar badan
2-3 m lalu 10 orang bekerja sama
mengangkat batu itu, barulah mungkin
batu itu bisa bergerak dan terangkat, namun keberadaan manusia raksasa
itupun masih sangat diragukan karena
berbagai penemuan fosil manusia yang telah beumur puluhan ribu tahun juga tidak
sebesar itu. Penelitian lain ada dikatakan, kemungkinan saja grafitasi bumi
pada masa ribuan tahun yang lalu tidak sekuat grafitasi pada masa sekarang
sehingga pada titik grafitasi yang rendah menjadikan ringan membawa beban berat
seberat apapun. Setelah zaman kian kedepan grafitasi kian menguat dan bebanpun
kian berat.
Olahan batu yang dilakukan pada zaman Baalbek atau yang sezaman dengannya
semuanya memang menggunakan olahan batu besar seperti pramid, spink dan lain
sebagainya. tapi berbeda ketika pengerjaan batu pada zaman candi borobudur atau
yang sezaman dengannya. Pengolahan batu di zaman ini sudah agak mengecil, tidak
terlalu menggunakan batu-batu besar,
berbeda lagi hingga zaman sekarang. Namun penelitian macam ini bisa saja
dianggap omong kosong karena tanpa data ilmiah tentang perubahan grafitasi
bumi. Kalaupun toh benar, maka manusia saat itu akan sulit berjalan karena
dalam grafitasi yang rendah semua benda cenderung akan melayang-layang. Atau
mungkinkah manusia pada kala itu telah mempunyai alat anti grafitasi? Wallahu
a’lam.
Penelitian-demi penelitian selalu berakhir dengan kegagalan, tak satupun
peneliti dunia hingga kini mampu menjawabnya.
Penelitian kemudian sering diarahkan pada hal-hal yang irasional.
Sebagian meyakinkan bahwa pengerjaan Baalbek, Piramid atau Spink dibantu oleh mahluk luar angkasa yang disebut
dengan Alien. Mereka mendasarkan bahwa ornamen atau relief yang terdapat di
dalam pyramid ada gambar semacam pesawat terbang atau gambar manusia angkasa
luar, hal ini dikaitkan pula dengan banyaknya legenda-legenda seperti legenda
pewayangan di India yang disitu digambarkan adanya mahluk dari kayangan dan
sebagainya. Atau mungkin cerita bandung bondowoso yang bisa bikin seribu arca
dalam satu malam yang salah satunya adalah arca Rorojonggrang.
Bagaimana sikap kita dalam hal ini ? kalau soal miterius banyak sekali dalam
Islam, karena islam itu ilmiah dalam tatanan syariat, dan supra rasional ketika
kita bicara mukjizat. Yang misterius
dalam Baalbek adalah soal penataan dan angkat batu seberat 1500 ton bagaimana caranya, teknologi
apa yang digunakan saat itu, padahal ada
yang lebih hebat dari itu, yaitu kerajaan Ratu Bilqis diceritakan telah pindah
dari tempat asal kedekat kerajaan Nabi
Sulaiman dalam radius puluhan kilo meter. Siapa yang memindah, dijelaskan dalam
cerita, yang memindah adalah para jin pembantu Nabi Sulaiman. Nabi Isa pernah
menghidupkan orang mati, Nabi Agung Muhammad Saw pernah Isro’ dari masjidil
haram ke masjidil Aqsa palestina yang jaraknya kira-kira 12 jam PP jika
ditempuh dengan pesawat terbang, namun
bisa saja ditempuh dalam sekecap di
waktu malam. Nabi musa pernah membelah laut merah ketika dikejar Raja Firaun,
dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya, toh kita tetap saja percaya karena
berkeyakinan adanya mukjizat dalam diri para Nabi merupakan bagian dari aqidah.
Orang kafirpun punya kekuatan luar biasa yang datangnya dari jin/syetan yang
kemudian masuk kategori istidroj, sehingga akal kita memang tak bisa menjangkau
karena akal senantiasa berpijak pada sebab akibat atau hukum kausalitas.
Dengan demikian sah-sah saja kita condong pada penelitian bahwa Baalbek dibangun dengan bantuan mahluk lain yang tentu saja menurut kita ya para jin-jin itu, bukan alien, atau alien itu sendiri ya jenis jin itu, karena dalam Alquran ‘Man fissamaawat’(penduduk langit) itu jelas ada, mungkin jin mungkin juga malaikat. Maka boleh jadi pembangunan Baalbek, Piramid atau Spink dan yang sejenisnya itu dibantu makhluk lain yang beda demensi ruang dan waktu, walaupun tentu saja thesis ini tidak akan masuk dalam kategori penelitian ilmiah
Baalbek menurut Tafsir Assowi AlMaliki.
وان الياس لمن المرسلين# اذ قال لقومه الاتتقون# اتدعون
بعلا وتذرون احسن الخالقين
Artinya :
Dan ingatlah !, Ilyas adalah sebagian dari utusan # Dan katakanlah olehmu
Muhammad ketika Nabi Ilyas berkata pada kaumnya “hendaklah takut pada Allah” #
Apakah pantas kamu sekalian menyembah ba’al dan meninggalkan Allah sebaik-baik
pencipta. (Assoffat 123 – 125 ).
Baklabak
atau kini Baalbek berasal dari kata ba’lun dan bakun, dalam istilah nahwu
sering disebut tarkib mazji. Ba’lun adalah
nama berhala milik raja Arhab, terbuat dari emas yang tingginya 20 hasta
atau kira-kira 10 meter berkepala empat. Berhala ini oleh pemiliknya diberi
nama Ba’lun. Raja Arhab memaksakan rakyatnya agar menyembah Ba’lun atau Ba’al
yang kemudian rakyatpun seluruhnya menyembah Ba’al.
Berhala Ba’al
ini didalamnya dimasuki syetan sehingga bisa bicara dan mengajarkan
aturan-aturan yang menyesatkan. Isi pembicaraan Ba’al senantiasa disiarkan oleh penjaga atau juru
kuncinya kepada rakyat.
Disinilah
Nabi Ilyas keturunan Nabi Harun ditugaskan untuk menyampaikan dan mengajarkan
agama tauhid yaitu agama Allah.
Nabi Ilyas
adalah keturunan dari Yasin bin Fanhas bin izar bin Harun. Ajaran yang
disampaikan Nabi Ilyas tidak digubris. Semua rakyat menentangnya dan tetap saja
menyembah Ba’al, kecuali ratu Ba’labak
yang membenarkan ajaran Nabi Ilyas walau akhirnya murtad dan ingin membunuh
Nabi Ilyas. Nabi Ilyas dicari bertahun-tahun oleh ratu Ba’labak tapi tak
ketemu. Nabi Ilyas telah lari kehutan dan makan daun daunan selama tujuh tahun.
Adapun nama
Bakun adalah sebuah nama desa dimana seluruh penduduknya telah menyembah Ba’lun
atau Ba’al tersebut. Karena seluruh penduduk desa Bakun telah menyembah Ba’al
maka Baklabak menjadi isim alam yang kemudian desa tersebut kondang dengan nama
Ba’labak atau kini disebut Baalbek.
Melihat
cerita ini, mungkin saat itulah Baalbek didirikan. Atau mungkin jauh sebelumnya
Baalbek telah ada karena dilain keterangan yang juga masih dalam tafsir
tersebut disebutkan pula bahwa, kaum bani Isroil di negeri Syam sepeninggal
Nabi Musa telah banyak berbuat maksiyat, syirik dan menyembah berhala. Kemudian
Allah mengutus Nabi setelah Nabi musa yaitu Nabi Yusya’(Yasak) untuk
memperbaruhi agama Allah di negeri tersebut. Negeri Syam yang mayoritas
penduduknya Bani Isroil terbagi menjadi
beberapa bagian dan salahsatu wilayah
yang menjadi sasaran dakwah Nabi Yasak adalah sebuah kota bernama Baklabak atau Baalbek.
Kalau
menurut cerita ini, itu berarti di zaman Nabi Yasak-pun Baalbek sudah ada.
Dengan demikian ada kemungkinan Baalbek
ini dibangun pada zaman Nabi Musa yaitu pada zaman Fir’aun atau Ramses II,
atau bahkan masih mungkin juga
Baalbek ini dibangun pada zaman Nabi Ibrahim karena pada zaman ini peradaban
manusia mulai menciptakan banyak berhala
termasuk Nabi Ibrohim sendiri penghancur berhala-berhala raja Namruj. Jika Baalbek dibangun pada zaman Nabi Ibrahim
rupanya Baalbek ini benar-benar sudah tua lebih dari enam ribu tahun yang lalu.
Menurut
catatan sejarah, Baalbek mengalami
kehancuran sampai 6o persen yang kini tinggal reruntuhan itu akibat gempa hebat
yang terjadi di zaman khalifah Umayah dan Abassiyah. Tapi mungkin juga Baalbek
ini hancur karena lahirnya Nabi Agung Muhamad SAW, karena adanya nas-nas hadits
yang menyatakan bahwa, pada saat Nabi Muhamad lahir, api tempat penyembahan
orang-orang majusi yang telah berumur ratusan tahun mati seketika, dan semua
berhala-berhala yang menjadi sesembahan orang-orang yahudi seluruhnya hancur,
walau hukum alamnya mungkin adanya gempa hebat. Tapi ini semua juga hanya
kemungkinan dengan dasar bahwa, masa khalifah Bani Umayah dan masa Rosulullah
bukanlah waktu yang terlampau jauh.
Diambil dari berbagai sumber.
No comments:
Post a Comment