Menelusuri Manusia Purba Austronesia di Pegunungan Karst, Kalimantan Timur
Migrasi Besar ke Asia Pasifik, Diusulkan Jadi Warisan Dunia
 JEJAK: Telapak tangan yang ditemukan di bebatuan pegunungan Karst, Kecamatan
Sangkulirang, Kutai Timur, Kalimantan Timur.
JEJAK: Telapak tangan yang ditemukan di bebatuan pegunungan Karst, Kecamatan
Sangkulirang, Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Rabu, 23 April 2014 
Nasional | Uploader reza aditya     
Peradaban awal manusia juga terdapat di Sangkulirang, Kutai 
Timur (Kutim), Kalimantan Timur (Kaltim). Bahkan Direktorat Jenderal 
Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) 
mengusulkan Sangkulirang jadi warisan dunia.
DIRJEN Kebudayaan, Kemendikbud RI Prof Kacung Marijan mengatakan, 
Kaltim punya potensi besar terhadap nilai budaya tanah air. Provinsi ini
 merupakan salah satu pemilik peradaban pertama di negeri ini. ”Termasuk kerajaan-kerajaan awal yang berdiri di Kaltim,” ucap dia. Adapun 
penyebaran rumpun manusia purba Austronesia berawal di daerah pegunungan
 Karst, Kecamatan Sangkulirang di Kutim.
Kabupaten ini memiliki situs cagar budaya yang punya arti penting bagi 
sejarah manusia. Hasil penelitian oleh peneliti asing maupun dalam 
negeri, diketahui bahwa Kutim memiliki situs dan benda cagar dengan 
berbagai rupa yang terbilang luar biasa di Sangkulirang. Di kawasan ini 
terdapat gua-gua berusia sekitar 10 ribu tahun sebelum Masehi yang 
pernah dihuni manusia purba.
Kala itu, manusia purba telah mampu membuat alat-alat dari bebatuan dan
 tulang serta wadah berbahan tanah liat. Terdapat pula lukisan dinding 
pada 37 gua di sana. Lukisan itu antara lain berupa cap tangan, berbagai
 jenis binatang, dan perahu. Sementara manusia gua di pegunungan Karst 
di Sangkulirang adalah manusia purba yang melakukan migrasi global ke 
wilayah selatan, timur, hingga Asia Pasifik. Pegunungan Karst di 
Sangkulirang merupakan titik awal masuknya manusia ke Indonesia.
Manusia purba di gua ini memiliki kemampuan untuk membuat gerabah, 
serta tulisan tangan yang terdapat di gua. Kondisi ini membuat 
Sangkulirang berbeda dengan pegunungan Karst di wilayah Indonesia lain. 
Pegu nungan Karst di Sangkulirang memiliki kebudayaan yang sangat tua. 
”Bisa dilihat, Sangkulirang juga luar biasa,” ucap Kacung. Kondisi ini 
menunjukkan potensi peradaban di Sangkulirang perlu terus digali.
Perlu pula dilakukan konservasi, berikut pengembangan dalam pemanfaatan
 cagar budaya tersebut. ”Dirjen Kebudayaan sangat mendukung dan ikut 
sebagai pengusul Sangkulirang jadi warisan dunia,” tuturnya. Di sisi 
lain, benda-benda bersejarah di Indonesia, termasuk Kaltim, diketahui 
banyak tersimpan di Belanda. Negeri Kincir Angin itu banyak mengangkut 
benda bersejarah tersebut ketika menjajah negeri ini. Bela kangan, mulai
 tersiar kabar bendabenda bersejarah ini bakal dikembalikan. Hanya, 
belum terdata berapa dan apa saja benda bersejarah dimaksud. (*/bby/far/k7)
Sumber:
http://www.indopos.co.id/2014/04/migrasi-besar-ke-asia-pasifi-k-diusulkan-jadi-warisan-dunia.html
 
No comments:
Post a Comment