Danny Hilman Natawidjaja
BENARKAH PERADABAN MANUSIA BARU BERKEMBANG SEJAK SEKITAR 10.000 TAHUN LALU?
Banyak
yang meyakini atau menelan saja dogma ilmu pengetahuan bahwa peradaban
dunia sekarang adalah peradaban manusia satu-satunya yang baru
berkembang sejak sekitar 10.000 tahun lalu. Sebelum itu diyakini masih
zaman primitif , manusia hidup di alam dan gua-gua sebagai para pemburu
dan peramu (“hunterers and gatherers”). Atas keyakinan inilah seorang
arkeolog senior ketika diwawancara METRO TV bersikukuh bahwa
“impossible” ada produk peradaban tinggi di dunia yang usianya lebih tua
dari Piramid Giza (~5000 tahun lalu) dan Budaya Mesopotamia (6000 tahun
lalu) apalagi di Indonesia, dan berseloroh bahwa kalaupun ada maka yang
buat harus mahluk UFO. Anehnya, sejalan dengan dogma ini dunia ilmiah
mengakui bahwa tidak bisa memahami fenomena budaya hebat kuno seperti
Piramid Giza dan “punden berundak” Machu Pichu.
Sampai sekarang belum ada penjelasan
tuntas dari dunia ilmiah mainstream tentang bagaimana membuat piramid
dan buat apa? Dengan enteng dunia hanya menyebutkan
peninggalan-peninggalan kuno tersebut sebagai ‘keajaiban dunia’ (sebuah
ungkapan implisit bahwa pengetahuan sejarah sekarang tidak bisa
menjelaskannya). Akhirnya, pembuatan piramid oleh kalangan tertentu
sering dikaitkan dengan keberadaan UFO, sedangkan para ilmuwan spanyol
yang dulu meneliti Machu Pichu akhirnya frustasi dan menyimpulkan bahwa
bangunan itu dibuat dengan bantuan setan. Kebingungan dunia ilmiah
tentang sejarah peradaban manusia bertambah ketika dalam dua tahun
terakhir ini di Gobekli Tepe, wilayah Turki ditemukan situs bangunan
dari lempeng batu granit berukir dibawah sebuah bukit yang hebat dan
besar berumur 11.600 tahun lalu ( http://www.gobeklitepe.info/ )
yang kondisinya dalam keadaan sudah ditimbun dengan sengaja oleh
manusia pada sekitar 9000 tahun lalu. Namun para arkeolog yang tidak mau
melawan dogma masih saja bilang walaupun gagap bahwa yang membuat
monumen hebat dan menimbunnya itu adalah para “hunters and gatherers”.
Untuk apa monumen Gobekli Tepe dibuat, itupun tidak diketahui pasti,
namun seperti jawaban klise umumnya dikatakan adalah untuk tempat
pemujaan. Umur Situs Gunung Padang dari lapisan tertuanya kelihatannya
se-zaman dengan Gobekli Tepe ini. Hasil carbon dating dari tanah
timbunan setebal 7 meteran di atas Situs Gunung Padang juga
mengindikasikan umur sekitar 9000-an tahun lalu. Satu kesesuaian
kronologi yang yang sangat menarik.
Yang kelihatannya jarang disimak atau
difikirkan serius adalah fakta ilmiah bahwa spesies manusia modern (yang
fisiknya persis seperti kita) sudah ada sejak sekitar 200.000 tahun
lalu (fakta fossil), atau paling tidak sejak 140.000 tahun lalu (fakta
analisa genetika-DNA). Artinya, apabila benar peradaban baru berkembang
sejak 10.000 tahun lalu maka pertanyaan ilmiahnya: kenapa selama
130-190.000 tahun sebelumnya tidak berkembang? Mustahil orang hanya
leha-leha saja di gua-gua, puas dengan main-main batu. Untuk yang senang
dunia religi bisa juga direnungkan: “Benarkah Sang Khalik membiarkan
mahluk paling sempurnanya untuk hidup sia-sia sekian lamanya”? Lebih
konyol lagi dibanyak buku-buku literatur diajarkan bahwa Nabi Adam itu
baru ada di Bumi setelah 10.000 tahun lalu, entah apa dasarnya. Kalau
hal itu benar maka manusia sebelum Adam itu apa? Atau umat siapa?
Apabila ada yang berargumen bahwa sebelum 10.000 tahun itu belum menjadi
‘manusia sempurna’ atau mahluk pra-manusia maka itu jelas mengada-ada
karena kontradiktif dengan pengetahuan mainstream saat ini yang meyakini
bahwa mahluk pra-manusia itu sudah punah sebelum 200.000 tahun lalu
bukan sebelum 10.000 tahun lalu. Agama sebaliknya malah mengajarkan
bahwa peradaban manusia sudah maju sejak dahulu kala tapi berkali-kali
hancur oleh bencana katastrofi dahsyat seperti seperti dilustrasikan
dalam kisah Nabi Nuh, Kaum Tsamud (Nabi Shaleh), Kaum Aad (Nabi Hud)
dll. Sejarah geologi tentang letusan Toba sekitar 70.000 tahun mengajar
kita bahwa populasi dunia hancur total mendekati punah lalu. Kisah Nabi
Nuh juga mengatakan hal yang sama karena bencana banjir besar. Sayangnya
dalam kitab suci memang tidak dikatakan waktu dan tempat kejadiannya,
namun kalau saya disuruh untuk meletakkan kapan terjadinya banjir besar
Nabi Nuh maka kemungkinan besar kejadiannya sebelum 8000 tahun lalu,
karena setelah itu dalam sejarah geologi tidak ada lagi banjir besar
yang melanda dunia.
Jadi, anti-thesis dari thesis bahwa
perkembangan peradaban manusia itu baru sejak 10.000 tahun lalu adalah
bahwa: “peradaban manusia itu sudah berkali-kali maju tapi berkali-kali
pula hancur karena bencana besar sehingga umat setelahnya kembali
membangun peradaban dari awal ”. Hal yang sama dikatakan dalam Naskah
Critias-nya Plato. Tidak akan ada loncatan dalam perkembangan Ilmu
pengetahuan apabila tidak ada temuan baru yang belum ada. Setiap temuan
baru yang kontradiktif dengan pengetahuan yang ada akan selalu menuai
kontroversi. Namun alangkah baiknya apabila kontroversi itu disampaikan
ke masyarakat dengan benar, sehingga berguna dalam rangka
memasyarakatkan budaya riset dan mencerdaskan bangsa. Data bawah
permukaan dan analisa riset yang mengindikasikan adanya bangunan di
bawah permukaan tidak sepantasnya di sejajarkan hanya dengan opini dan
imajinasi ahli tanpa didukung data. Dengan kata lain, pihak yang
berkeyakinan bahwa di bawah permukaan situs tidak ada lapisan peradaban
harus juga didukung oleh data tidak dinyatakan “out of the blue” atau
bahkan malah dengan arogan menuduh pihak lain tidak melakukan riset
dengan benar. Isyu ‘kontroversi semu’ tidak membantu riset menjadi lebih
seru, tajam dan komprehensif sebaliknya malah menjadi kontra-produktif.
Kecuali kalau memang demikian tujuannya. Wallahualam.
Sumber:
http://baytalhikmahinstitute.com/blog/benarkah-peradaban-manusia-baru-berkembang-sejak-sekitar-10-000-tahun-lalu/
No comments:
Post a Comment