Kontroversi UFO sebagai piranti canggih ciptaan Dajjal
Beberapa kalangan ilmuwan Islam terlanjur meyakini bahwa UFO merupakan
hasil tekhnologi Dajjal. Benarkah? Lantas, bagaimana hukum
sebab-akibatnya...?
Pada Bulan Juni 1947, seorang pengusaha bernama Kenneth Arnold melihat
suatu yang terbang didekat gunung Rainer dekat Washington, sesuatu itu
berputar-putar. “Mereka terbang hingga menutup puncak gunung tersebut.
Saya melihatnya sampai tiga menit, pada saat itu terlihat seperti mata
rantai yang bergerak melingkar berupa cahaya matahari. Saya melihat
dengan cepat.” paparnya.
Maka sejak itulah berita tentang piring terbang merupakan sebuah
sensasi. Namun apa yang dialami oleh Arnold itu dianggap sebagai gerakan
meteor, fenomena atmosfer atau gerakan comet hingga beberapa negara
mulai melakukan penyelidikan tentang hal itu.
Bermula dari cerita Arnold, pada tahun 1948 tepatnya pada tahun 1948
tepatnya pada bulan Januari berita itu muncul dari sebuah stasiun
pengamat milik Godman Air Force Bace di Kuntucy, AS. Stasiun tersebut
melihat benda terbang dengan kemisteriusannya, dapat ditangkap bentuknya
seperti Es Krim dengan kepalanya yang merah membara. Kemudian lima
pilot dari national guard F-51 terbang untuk mengetahui pesawat asing
tersebut. Pada saat itu kapten Pilot Thomas F. Mantell memimpin anak
buahnya guna mendekati lebih jauh lagi. Ketika mereka berputar-putar
menuju titik sasaran, dia melaporkan melalui radio yang terkontrol oleh
stasiun pengamat,”closing in take a good look.”Katanya. Beberapa waktu
kemudian dia mengatakan bahwa ia melihat benda itu berwarna metalik dan
berukuran besar.”Dia terbang diatas saya dengan cepat.......Pesawat saya
berkecepatan 360 mil perjam dengan ketinggian 2000 feet dan jika saya
tidak ditutup mungkin saya menjadi pemburuan mereka.”
MENIMBULKAN FENOMENA
Fenomena tersebut terus berlanjut dengan adanya berbagai laporan yang
menyebutkan ada benda aneh itu, sehingga berbagai upaya terus dilakukan
seperti membuat misi penjelajahan, radar-radar khusus, serta observasi
yang dilakukan berbagai pihak termasuk NASA guna mencari jawaban pasti
tentang fenomena tersebut.
US. Air Force kemudian menyebutkan sebagai fenomena UFO atau
Unidentified Flying Objects yang selalu terbang dipermukaan dengan
ukuran yang besar, namun kepastian dari ukuran itu mungkin masih menjadi
teka-teki yang diperkirakan ukuran 30 meter panjang atau 30 meter
diameter lingkarannua belum dapat dipastikan. Sedangkan kecepatannya
merupakan fenomena yang sangat fantastis karena mencapai ratusan
kilometer perjam.
Hingga saat ini para peneliti terus menyelidiki keberadaan UFO dalam
arti, apa benar-benar hal itu merupakan sebuah pesawat yang datang dari
luar angkasa, yang dikatakan sebaga produk Dajjal atau segala pandangan
mistik lainnya?
Sosiolog Robert Hall menegaskan bahwa apa yang terjadi fenomena UFO
merupakan stimulasi dari beberapa ambisi masyarakat modern yang
disebutnya sebagai “system of belief” dari perkembangan fenomena UFO
yang ditranformasikan dalam kenyataan artinya bahwa hal tersebut
merupakan sebuah imajinasi tentang angkasa luar.
Dr. Lester Grinspoon memberikan sugesti bahwa misteri UFO muncul berkat
adanya tekanan-tekanan masyarakat modern yang mengatakan “The
increasingly anxious times in wich we live!” yang datang dari
ketegangan-ketegangan saraf hindda menjadikan ilusi dan delusi. Demikian
hipotesa-hipotesanya dari Dr. Carl Sagan dari Cornell Univercity.
Di tahun 1974 dari Akademi Sain di Prancis menyatakan bahwa benda-benda
angkasa seperti halnya meteor memang tak memiliki garis edar yang tetap
sehingga memungkinkan gerakan-gerakan atau laju meteor yang menyebabkan
pembakaran akibat dari gesekan meteor dari lapisan-lapisan bumi. Apakah
benar ada dari fenomena UFOs ini yang darang dari luar bumi (angkasa)?
Jika memang masyarakat jin yang dipelopori oleh Dajjal itu memiliki
teknologi tentu dari kalangan religius atau sufisme berpandangan lain
dan tak menyinggung masalah ini sebagai halnya Imam ghazali, Al Hallaj,
Farabi dan sebagainya. Padahal kita tahu bahwa mereka merupakan
tokoh-tokoh yang bernama dalam bidang tasawuf yang tahu permasalahan
gaib.
Lalu, bagaimana bila hal itu dianggap sebagai produk yang diawali oleh
Samiri itu? Dalam kitab suci (Al-Qur’an-Red) Samiri banyak diceritakan
atas kepandaiannya mengubah emas menjadi anak lembu yang katanya dapat
berbicara, padahal mungkin karena adanya lobang-lobang udara yang
berbunyi karena hembusan angin. dia dalam membuat anak sapi itu bukan
berarti sihir.
Samiri adalah seorang Yahudi yang pandai. Tetapi pandai dalam hal apa?
Samiri adalah seorang manusia yang hidup semasa Nabi Musa, jika demikian
tentu saja Samiri tidak bisa disebut sebagai jin karena dia manusia dan
tak mungkin hidup hingga saat ini sedang Nabi Musa saja tidak hidup
saat ini. (baca Qur’an QS. 20:85-98) tentang keberadaan Samiri sebagai
gambaran atas kepandaiannya).
Jika kita mengacu pada peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW tentu
saja kepandaian atau teknologinya akan jauh melebihi apa yang menjadi
gambaran dari kepandaian Samiri itu dan tentu saja teori adanya UFO
karena campur tangn Samiri adalah tidak kuat. Lalu, mungkin UFO itu sama
dengan kendaraan sewaktu beliau Nabi melakukan Isra’ Mi’raj? Dan
bagaimana pemikiran kita tentang manusia itu sendiri jika dikatakan
sebagai makhluk yang lebih sempurna dari jin? Mungkinkah kita kalah
dengan jin, yang dikatakan lebih maju beberapa abad setelah kita?
Maka kesimpulan teknologi jin tidaklah bisa diterima karena yang berhak
atas bumi itu adalah manusia. Jika benar hasil dari produk jin tentu
saja manusia akan bekerja sama pencipta produk yang sangat canggih
sekali walaupun itu kita pandang sangat lucu, tapi kita bisa percaya
juga karena banyak orang yang mendekati jin untuk bekerja sama mungkin
disuatu saat nanti dapat membuat pesawat yang lebih besar dan canggih
dari pada UFO itu sendiri.
Orang bijak mengatakan, bahwa ilmu itu harus mempunyai penemuan. Artinya
bahwa sgala sesuatu itu sudah menjadi aturannya, kita tak bisa
mengatakan itu air tanpa kita tahu apa air itu. Kita tak dapat mengerti
tentang panas jika tak merasakan panas.
Kitapun tak bisa mengatakan produk Dajjal jika tak tahu Dajjal itu apa?
Apakah hanya semacam simbol atau penamaan sepert orang yang ngomong
gila, namun gila yang bagaimana? Maka dari itu akan terdapat berbagai
kesangsian dari fenomena UFO yang dikatakan sebagi produk Dajjal yang
katanya sangat pandai itu.
Bila berbicara masalah Samiri yang hidup semasa nabi Musa kemudian
mereka sama-sama wafat tentu saja pada saat ini tidak pernah ada Nabi
Musa lagi, apa lagi Samiri itu. Dan jika Samiri telah menguasai
teknologi tentu saja umat Musa atau nabi Musa sendiri juga memiliki
teknologi itu. Jelas bila dalam permasalahan gaib akan menjadi tidak
masuk akal bila dianggap UFO itu adalah perbuatan IPTEK dari bangsa jin
atau Samiri itu.
Apakah Dajjal?
Dajjal merupakan sebuah pralambang (simbol) dari sudut keburukan
kualitas jiwa manusia dimana manusia yang pandai itu selalu
meng-agung-kan diri atas kepandainnya dan melupakan Tuhan serta hakekat
kemanusiaannya.
Tidak masuk akal lagi jika UFO yang dikatakan memiliki kecepatan 666 km
perdetik itu dikendarai oleh manusia biasa yang katanya diculik sejak
kecil. Ini jelas menyalahi aturan-aturan (batas standar) fisik manusia.
Meteor yang berupa batu raksasa diats sana saja menuju bumi habis
terbakar, mengapa manusia yang mengendarai UFO dengan kecepatan itu
tidak terbakar? Demikian juga pesawatna. Apakah ini yang dianggap suatu
persekutuan jin dan manusia atau jin dan iblis, yang kemudian menyatu
dengan tubuh manusia?
Sumber :
Nur Agustinus@Beta-UFO
Sumber: http://archive.kaskus.co.id/thread/883789/0#7
No comments:
Post a Comment