Letusan Toba Tidak Picu Kepunahan Manusia
TEMPO.CO, Oxford - Teori tentang kepunahan massal umat manusia akibat letusan supervolcano Toba ternyata tidak sepenuhnya benar. Penelitian terbaru Universitas Oxford justru menyebutkan dampak letusan gunung berapi raksasa di Pulau Sumatera itu tidak mengancam peradaban manusia.
Serangkaian letusan Toba pada 75.000 tahun lalu tercatat sebagai letusan supervolcano terbesar dalam 2,5 juta tahun terakhir. Toba memuntahkan 2.800 kilometer kubik magma, setara dengan massa lebih dari 19 juta gedung Empire State Buildings di Amerika. Muntahan abu vulkanik dari Toba menyebar ke Laut Cina Selatan hingga Laut Arab.
Sebagai perbandingan, letusan Gunung Krakatau pada 1883, yang tercatat sebagai salah satu letusan terbesar dalam sejarah, hanya memuntahkan sekitar 12 kilometer kubik magma.
Penelitian genetik pernah mengungkap bahwa jumlah manusia modern pada waktu hampir bersamaan dengan letusan Toba ternyata turun drastis. Manusia yang ada saat ini berkembang dari beberapa ribu orang yang selamat dari apa pun yang menimpa manusia di Afrika pada saat itu.
"Para peneliti di masa lalu menduga kepunahan manusia disebabkan musim dingin vulkanik akibat letusan Toba," ujar Christine Lane, seorang pakar geologi di Universitas Oxford, Kamis, 2 Mei 2013.
Letusan supervolcano tercatat dalam sejarah sebagai bencana alam yang paling menghancurkan. Supervolcano memuntahkan magma dan abu vulkanik ribuan kali lebih banyak ketimbang gunung berapi St Helens di Amerika Serikat atau Pinatubo di Filipina.
Sebuah letusan supervolcano bisa mendatangkan malapetaka setara dengan hunjaman asteroid. Muntahan abu vulkaniknya menghalangi sinar matahari dan memantulkannya ke antariksa. Akibatnya, Bumi menjadi gelap dan dingin--fenomena yang disebut "musim dingin vulkanik".
Nah, teori inilah yang dikritisi oleh Lane dan rekan-rekannya. Menurut hasil penelitian mereka, letusan Toba tidak sampai memusnahkan peradaban manusia seperti yang diduga sebelumnya.
Penemuan artefak prasejarah di India menjadi buktinya. Artefak yang diperkirakan berasal dari masa tepat setelah letusan Toba mengisyaratkan bahwa manusia mampu mengatasi dampak letusan dengan cukup baik.
Bahkan kini para peneliti telah menemukan bukti yang menunjukkan letusan Toba sebenarnya tidak memicu musim dingin vulkanik di Afrika timur, tempat manusia berdiam saat itu. "Letusan Toba tidak secara signifikan mengubah iklim," kata Lane.
Kini masih tersisa sekitar selusin supervolcano yang tersebar di beberapa wilayah. Sebagian dari gunung berapi raksasa itu terletak di dasar laut.
HUFFINGTONPOST | MAHARDIKA SATRIA HADI
Sumber:
http://www.tempo.co/read/news/2013/05/02/061477413/Letusan-Toba-Tidak-Picu-Kepunahan-Manusia
No comments:
Post a Comment