Kelas Malam Toba: Bagaimana Hubungan Adam & Hawa dengan Manusia Modern “Out of Africa”?
Oleh: Awang Harun Satyana
Di kelas malam Toba di Tuk-tuk Samosir saya membahas tentang evolusi dan migrasi manusia modern dalam hubungannya dengan katastrofi erupsi Toba 74.000 tahun yang lalu. Saya memancing peserta GI, bagaimana hubungan manusia modern yang signifikan muncul di Afrika pada sekitar 100.000 tahun yang lalu ini dengan Adam (dari bahasa Ibrani yang berarti “ tanah”). Apakah Adam manusia pertama, atau Adam merupakan terusan evolusi manusia modern yang keluar dari Afrika?
Manusia modern yang keluar dari Afrika adalah fakta sebab kita menemukan fosil-fosilnya dan jejak DNA -nya ada di darah semua manusia di dunia saat ini. Adam pun adalah fakta bila kita beriman dan percaya Kitab2 Suci. Lalu bagaimanakah hubungan di antara keduanya? Sebuah pertanyaan yang sulit dan mengundang perdebatan.
Tak ada peserta kelas malam Toba yang mencoba menjawabnya. Saya berjanji akan membahasnya lain waktu karena saat itu waktu semakin menjelang tengah malam dan pertanyaannya sulit. Berikut janji saya untuk membicarakannya.
Manusia modern (Homo sapiens ) yang signifikan muncul di Afrika pada 100.000 tyl dan bermigrasi keluar dari Afrika (out of Africa theory ) apakah juga memasuki wilayah Adam dan Hawa ? ManusiaNeanderthal sempat hidup sezaman dengan Homo sapiens dari Afrika pada 40.000-30.000 tyl (Morris et al., 2001). Berdasarkan hal ini dapat timbul beberapa pertanyaan. Apakah Homo sapiens dari Afrika yang bermigrasi ke wilayah Timur Tengah sempat sezaman dengan keluarga Adam seperti halnya Homo sapiens ini dengan Neanderthal ? Apakah Adam merupakan evolusi lebih lanjut dari Homo sapiens ex Afrika ? Apakah dalam evolusi alamiah dari Homo sapiens ex Afrika ke manusia seperti Adam ada interupsi TUHAN untuk lebih mengembangkan Adam ? Atau, apakah Adam dan manusia sekarang tak ada kaitannya sama sekali dengan Homo sapiens ex Afrika itu ?
Beberapa penulis (misalnya Miradi, 2003 : Siapakah Manusia Pertama Itu, Yayasan Tunas Daud, Jakarta) menulis bahwa saat Adam dan Hawa, Homo sapiens ex Afrika itu masih hidup, bahkan sebagian keturunan Adam dan Hawa melakukan perkawinan dengan jenis Homo sapiens ini. Pendapatnya ini didasarkan atas penafsiran ayat Kejadian 6 : 4 (“Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi…). Penafsiran Miradi (2003) ini banyak berbeda dengan buku-buku penafsiran Alkitab lainnya. Lagipula, apakah Homo sapiens ex Afrika itu jenis raksasa secara fisik ? Penemuan2 paleoantropologi menyatakannya tidak.
Maka pertanyaan2 yang saya kemukakan di atas akan sulit menjawabnya sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan Alkitab atau Al Qur’an bukanlah buku-buku ilmiah yang bisa jadi rujukan meskipun beberapa pengujian menyatakan bahwa Kitab2 Suci ini tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan.
Buat saya, Adam adalah bukan sekedar man tetapi human, bukan sekedar Homo sapiens tetapi Homo spritualis, yang dikhususkan TUHAN diciptakan menurut gambar dan rupaNYa (Kejadian 1 : 26 “Berfirmanlah Allah : “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita…”). Secara fisik, mungkin ia hasil evolusi lebih lanjut dari Homo sapiens (jadi merupakan puncak evolusi), tetapi jelas ada “loncatan” besar dalam hal moralitas (mempunyai noosphere kata Franz Dahler , uskup dan ahli evolusi atau Teilhard de Chardin –uskup dan paleontologist, lihat Dahler dan Budianta, 2000, PIjar Peradaban Manusia –Denyut Harapan Evolusi, Kanisius, Yogyakarta). Loncatan adalah sesuatu yang biasa dalam evolusi menurut pengertian saat ini yang terjadi sejak awal Kambrium (Ledakan Kambrium adalah contoh saltation/loncatan dalam evolusi).
Atau, Adam bukanlah lanjutan evolusi Homo sapiens dari Afrika, Adam benar-benar produk baru yang diciptakan Tuhan langsung dari debu tanah (beberapa penulis menafsirkan debu tanah ini sebagai gen, lihat Hamer, 2004, The God Gene –How Faith is Hardwired into Our Genes, Random House) seperti kata Kejadian 2 : 7 (ketika itulah TUHAN membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup).
Ada misteri-misteri yang tidak bisa kita jawab. Ilmu pengetahuan tak selalu punya jawaban yang tepat dan memuaskan semua pihak. Demikian juga, Kitab Suci tak selalu bisa menghilangkan dahaga keingintahuan manusia dalam hal-hal ilmiah sebab Kitab Suci tidak diwahyukan atau ditulis untuk menghilangkan dahaga ilmiah, tetapi sebagai tuntunan rohaniah.
Yang mungkin lebih penting, biarlah kita lebih bersifat human daripada sekadar man sebab kita keturunan Adam, the first human, Homo spiritualis, yang dirancang untuk bersifat dan bersikap selayaknya manusia seperti rancangan TUHAN.
Jawabannya ternyata tidak fokus ke satu titik. Jawabannya, sejauh manusia bisa menduga ada dua: (1) Adam adalah Homo sapiens spiritualis, produk evolusi Homo sapiens, tetapi dengan loncatan evolusi terutama dalam pengembangan noosphere/pikiran-moralitas, (2) Adam bukan hasil evolusi dari Homo sapiens, Adam diciptakan langsung dari debu tanah.
Sebagai catatan, manusia saat ini menyimpan rekaman mutasi DNA yang dialami Homo sapiens Afrika, untuk perempuan dalam DNA mitokondria-nya, untuk lelaki dalam kromosom-Y- nya. Jadi, siapakah kita ini, apakah keturunan: (1) Adam dan Hawa, (2) manusia modern Out of Africa , atau (3) manusia modern Out of Africa dan Adam-Hawa?
Pilihan dari ketiga pilihan itulah yang akan mengundang perdebatan baik sains maupun iman. Saya punya pilihan berdasarkan sains dan iman. Kapan-kapan kita bisa diskusikan lebih jauh…
Sumber:
https://www.facebook.com/pages/awang-harun-satyana/113420562083951