Friday, August 29, 2014

Purbalingga, Wilayah Hunian Pertama Manusia Tertua Indonesia

Purbalingga, Wilayah Hunian Pertama Manusia Tertua Indonesia



PURBALINGGA, (PRLM).- Purbalingga, Jateng, diduga pernah menjadi tempat tinggal manusia tertua di Indonesia, merupakan wilayah hunian pertama manusia ras Austronesia. Kesimpulan tersebut diperolah dari hasil temuan artefak oleh ahli arkeologi.
"Berdasarkan hasil penelitian artefak sejak 1981 oleh para arkeolog, Purbalingga yang merupakan salah satu cekungan Banyumas, diduga pernah menjadi tempat tinggal manusia tertua di Indonesia," kata Prof. Dr. Harry Truman Simanjuntak, peneliti utama di Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Departemen Kebudayaan, Selasa (11/8), saat paparan pada lokakarya Geologi dan Arkeologi Purbalingga.
Harry Truman menambahkan, sejumlah penemuan puluhan situs purbakala di kabupaten tersebut juga membuktikan jika Purbalingga dulunya merupakan wilayah pertama hunian manusia ras Austronesia. Menurutnya, manusia prasejarah telah tinggal di Purbalingga sejak zaman megalitikum. "Usianya sekitar 3.570 tahun yang lalu, mereka sudah mendiami daerah itu, yakni di sepanjang daerah aliran sungai," katanya.
Hasil temuan selama penelitan di antaranya, 22 situs bengkel batu prasejarah, 21 punden berundak, 8 menhir, dan 42.000 peralatan batu lainnya. Selain banyak ditemukan buktu-bukti peninggalan megalitikum, di Purbalingga juga banyak ditemukan peninggalan zaman neolitikum dan protosejarah.
Truman bahkan berani menyimpulkan, jika dulunya Purbalingga pernah menjadi bengkel industri purba. Hal ini didasarkan pada berbagai penemuan purbakala seperti gelang, sisir batu, beliung, dan lainnya. Bukti tersebut juga mengarah bahwa bengkel industri purba bukan hanya untuk kebutuhan sendiri namun sudah dijual ke luar daerah.
"Tidak hanya untuk kebutuhan sendiri, hasil produksi bengkel industry batu di Purbalingga bahkan telah dijual ke luar daerah," jelasnya.
Meski ahli arkelolog menemukan berbagai peralatan yang digunakan zaman batu menurut Truman, hingga saat ini belum berhasil ditemukan fosil manusia maupun hewan purba di daerah tersebut. "Ada kemungkinan tanah di Purbalingga terlalu asam, sehingga bisa merusak fosil," jelasnya.
Sedangkan Ahli Arkeologi Publik, Bambang Sulistiyanto menambahkan, masyarakat harus diberdayakan dalam pelestarian sejarah. "Masyarakat di sekitar situs harus dilibatkan dalam pelestarian sejarah," katanya.
Menurutnya, banyak benda arkeologi ditemukan di sebelah timur Gunung Slamet. Namun, kata dia, benda-benda arkeologi tersebut sudah banyak yang rusak dan hilang. "Banyak benda dari zaman Megalitikum terdapat di situ yang sudah mengalami kerusakan," jelasnya.
Sehingga kalau kondisi ini dibiarkan, dikhawatirkan Purbalingga tidak punya warisan sejarah. Padahal, kata dia, Purbalingga mempunyai beragam peninggalan sejarah mulai dari zaman megalitikum hingga proto sejarah. (A-99/das)***

Sumber:
http://www.pikiran-rakyat.com/node/94875

1 comment:





  1. Kami penrah menemukan sejenis fosil tulang purba, Pak..... namun tindak lanjut dari pihak berwenang kurang responsif.

    ReplyDelete