Friday, May 2, 2014

Piramida Cina dan Peradaban yang Hilang di Xia Barat

Piramida Cina dan Peradaban yang Hilang di Xia Barat


Photo: Clarence Chua
Kalau bicara soal Mesir, yang langsung terlintas di kepala adalah Firaun dan piramida.
Namun, bangunan-bangunan kuno semacam itu sebetulnya tidak hanya ada di Mesir.
Piramida-piramida besar juga ditemukan di Teotihuacán, Mexico.
Dan makam segitiga di Tikal, Guatemala, bahkan ada ukirannya di film Star Wars yang berjudul The Empire Strikes Back.
Tapi apakah ada piramida di Cina?
Koresponden kami Clarence Chua mengunjungi Ningxia untuk mencari tahu.

Carilah ‘Piramida dan Cina’ di internet dan Anda akan menemukan banyak sekali teori konspirasi.
Rumor adanya piramida di Cina pertama kali beredar selama Perang Dunia II, ketika pilot Amerika James Gaussman mengklaim telah melihat ‘piramida putih raksasa’.

Sebelum Cina membuka diri di akhir 1970-an, banyak bangunan kuno ini terletak di daerah terlarang dan tidak dapat diakses orang asing.

Ini memicu munculnya tudingan terhadap pemerintah yang dianggap menutup-nutupi keberadaan piramida Cina, tapi juga kehadiran makhluk luar angkasa.
Saat ini saya berada di Museum Xia Barat di luar ibukota Ningxia di Yinchuan.
Tak jauh dari sini, ada yang disebut piramida Cina.
Namun, para ilmuwan Cina berulang kali menekankan kalau piramida-piramida ini awalnya adalah makam.

“Piramida ini awalnya pagoda berbentuk heksagonal. Setelah beberapa waktu, hampir seribu tahun, mereka rusak oleh erosi dan aktivitas manusia. Pagoda itu kehilangan bentuk aslinya dan sekarang terlihat seperti sebuah piramida. Piramida di Mesir sebenarnya makam, tetapi di Xia Barat, 'piramida' adalah sebuah pagoda dan makam yang sebenarnya ada di depannya. Jelas tidak ada hubungan antara keduanya.”

Wang Chang Fen, ahli peninggalan purbakala di Museum Xia Barat.
"Dinasti Xia Barat ada dari 1028-1227 Setelah Masehi. Setelah naik menjadi Kaisar, pendiri Xia Barat, Li Yuanhao, memerintahkan pembangunan makamnya dan orang-orang dari ayah dan kakeknya. Total Kaisar Xia Barat adalah 12, namun kenyataannya hanya ada 10. Li Yuanhao menganggap ayah dan kakeknya sebagai pelopor negara baru dan mereka diberikan status Kaisar. Tapi hanya ada sembilan makam. Sebagian besar makam itu rusak parah dan kami hanya bisa menduga kalau makam no. 3 adalah Li Yuanhao dan makam no.7 adalah kaisar ke-5, yang dimakamkan berurutan berdasarkan adat pemakaman Cina Han.”

Setiap pembaca setia sejarah Cina pasti akan menemukan banyak referensi untuk dinasti yang kurang dikenal seperti Dinasti Wei Utara, Jin atau Liao.

Seperti Yuan dan Qing , banyak dari dinasti ini dipimpin oleh penguasa non-Cina yang mengadopsi budaya Cina dan cara berkuasanya.

Chang Fen menjelaskan apa yang disebut piramida itu, dibangun ketika ada tiga dinasti berkuasa di Cina pada waktu yang bersamaan.

“Xia Barat adalah Kerajaan Budha yang setia. Buddhisme Tibet adalah agama resmi. Disebut Xia Barat karena kerajaan itu terletak di sebelah barat Sungai Kuning. Nenek moyang etnis minoritas Dangxiang sama dengan orang Tibet saat ini. Mereka ada selama Dinasti Tang di wilayah barat Sichuan, Gansu dan Qinghai. Mereka mengumpulkan pajak sendiri, punya tentara sendiri, bahkan pemerintah pusat tidak bisa mengendalikan mereka. Ketika Dinasti Tang jatuh, Cina pecah menjadi Dinasti Liao, Xia Barat dan Song. Masyarakatnya, budaya dan hukumnya diadopsi dari dinasti Tang. Saat itu sudah ada dasar yang kuat untuk membangun sebuah bangsa. Mereka juga punya sistem penulisan sendiri yang didasarkan pada karakter Cina.”

Etnis minoritas Dangxiang di Mongolia dikenal sebagai Tangut, atau keturunan dari orang-orang Tuoba berbahasa Mongolia.

Jadi, di mana orang-orang Dangxiang sekarang? Apa yang terjadi dengan peradaban mereka?
Ma Shenlin adalah wakil presiden Biro Manajemen Makam Xia Barat.
Dia menjelaskan alasan Dangxiang tidak masuk dalam daftar 56 etnis minoritas Cina.

“Orang Dangxiang bertempur melawan Mongolia enam kali selama lebih dari 22 tahun. Genghis Khan terluka dan meninggal di Xia Barat. Sebelum Gengis Khan meninggal, dia mengesahkan sebuah dekrit yang menyatakan orang Dangxiang harus dimusnahkan bahkan jika mereka menyerah. Seiring waktu, orang-orang Dangxiang berbaur ke dalam kelompok-kelompok etnis lain.”

Para ilmuwan percaya tiga Kaisar Xia terakhir tidak bisa membangun kuburan mereka karena perang yang sedang berlangsung dengan orang Mongolia.

Hanya makam nomor 3, makam kaisar pertama Li Yuanhao, yang terbuka untuk umum.
Saya mencoba berjalan menuju makam nomor 5 tapi Zhou mencoba menghentikan saya.
“Makam-makam ini letaknya saling berjauhan satu sama lain. Akan makan waktu yang sangat lama bagi Anda untuk berjalan kaki. Lagi pula apa yang mau dilihat di sana?

Dia menyombongkan diri kalau sudah berhasil naik ke puncak makam nomor 3.
“Apa Anda percaya kalau saya bisa mendaki ke puncak dalam waktu kurang dari lima menit? Kadang-kadang selama beberapa festival kami menawarkan dupa dan doa. Anda percaya atau tidak, lebih baik Anda menghormatinya.”

Makam Xia tidak terlalu kecil tapi lebih pucat dibandingkan dengan piramida yang ada di Mesir.
Tapi seperti kerajaan firaun, piramida Xia Barat adalah bukti sebuah peradaban yang begitu besar, yang bahkan Khan yang Agung tidak mampu menghapus mereka dari muka bumi.


Sumber:
http://www.asiacalling.org/in/berita/china/2296-chinese-pyramids-and-the-lost-civilization-of-the-western-xia

No comments:

Post a Comment