Yehezkiel diterbangkan ke Kashmir ?
Di dalam membahas persoalan UFO (Unidentified Flying Object=Benda
Terbang Tak Dikenal) banyak penulis barat telah menunjuk pada
peristiwa-peristiwa dalam kitab Alkitab yang ada persamaannya dengan
penyaksian modern UFO masa kini. Terutama apa yang dialami oleh seorang
nabi bangsa Israel yang bernama Yehezkiel (Ezekiel) yang menyaksikan
“jentera-jentera” yang berapi adalah sebuah contoh yang amat populer.
Diperkirakan nabi Yehezkiel hidup pada kurang lebih 600 tahun sebelum
masehi. Peristiwa yang dialaminya itu tercatat pada kitab Nabi Yehezkiel
terutama pada permulaan dari kitab Yehezkiel.
Pada pasal 1 ayat 4-5 (lihat Alkitab): “Lalu aku melihat sungguh angin
badai bertiup dari utara dan membawa segumpal awan yang besar dengan api
yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi dengan sinar; di dalam; di
tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasana mengkilat. Dan di
tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup.”
Pada pasal 1 ayat 10 tertulis: ”Keempatnya mempunyai muka manusia
didepan, singa disebelah kanan, muka lembu disebelah kiri dan muka,
rajawali dibelakang. Dilanjutkan dengan pasal 1 ayat 13-14: Ditengah
makhluk hidup itu kelihatan seperti api yang menyala. Makhluk-makhluk
hidup itu terbang kesana kemari seperti kilat”.
Keseluruhan dari bab pertama tentang Yehezkiel mungkin berisikan
gambaran yang sangat menakjubkan dan baik dalam kitab Injil tentang
penerbangan dan pendaratan pesawat ruang angkasa. Kejadian itu
berlangsung di tanah Kaldean dengan sungai Chebar.
Pada kitab Yehezkiel itu, nabi Yehezkiel menjelaskan dengan cermat
sekali bentuk pesawat ruang angkasa itu, sehingga seorang ahli tekhnik
NASA (National Aeronautics and Space administration) yang bernama Josef
F. Blumrich berhasil dalam merekonstruksikan pesawat ruang angkasa yang
diterangkan oleh nabi Yehezkiel dengan petunjuk apa adanya.
Diterangkan dalam kitab Injil bahwa nabi Yehezkiel dibawa oleh pesawat
ruang angkasa itu kesuatu tempat, dengan keterangan: “Dalam tahun
keduapuluh lima sesudah pembuangan kami, yaitu pada permulaan tahun,
pada tanggal sepuluh bulan itu, dalam tahun keempat belas sesudah kota
itu ditaklukkan, pada hari itu juga kekuasaan Tuhan meliputi aku
(Yehezkiel) dan dibawaNya aku dalam penglihatan-penglihatan Illahi ke
tanah Israel dan menempatkan aku di atas sebuah gunung yang tinggi
sekali. Di atas itu dihadapanku ada yang menyerupai bentuk kota.
Kesanalah aku dibawanya. Dan lihat, ada orang yang kelihatan seperti
tembaga dan ditangannya ada tali lenan beserta tongkat pengukur; dan ia
berdiri di pintu gerbang. Orang itu berbicara kepadaku:”Hai anak
manusia, lihatlah dengan teliti dan dengarlah dengan sungguh-sungguh dan
perhatikanlah baik-baik segala sesuatu yang akan kuperlihatkan
kepadamu, karena untuk itulah kau dibawa kemari supaya aku
memperlihatkan semua itu kepadamu..”(Yehezkiel 40:1-4)”
Dalam bukunya yang terkenal, yang dalam edisi bahasa Indonesianya
berjudul: Asal Usul Kecerdasan Manusia, Erich von Däniken memberi
komentar lebih lanjut:”Kemana Yehezkiel di bawa?” Blumrich juga telah
bertanya:”Dimanakah Yehezkiel?”
Yehezkiel memberikan ukuran yang tepat tentang empat pintu gerbang utama
pada sebuah gereja, memberikan arah kompas mengenai letak
gerbang-gerbang itu dan akhirnya menyebuktan adanya sebuah sungai kecil
yang ada di sisi gereja dan menjadi sungai besar di sebuah lembah luas.
Juga ditekankan bahwa Yehezkiel dibawa ke sebuah gunung yang sangat
tinggi.
Dengan bukti sedikit ini, Erich von Däniken berusaha keras menemukan
dimana lokasi dan peninggalan gereja itu. Yang pasti Yehezkiel tidak
mengetahui nama gunung itu. Tak mungkin ia dibawa ke Yerusalem atau
Babilonia karena ia pernah tinggal lama di daerah-daerah itu.
Mungkinkah Yehezkiel dibawa ke kuil Inca di Amerika Selatan? Jawaban ini
dibantah karena kuil Inca tidak mempunyai empat pintu utama,
tiang-tiang maupun halaman depan. Ataukah ia dibawa ke piramid, ke
sebuah kuil di Amerika Tengah? Namun di sana tidak terdapat gunung yang
amat tinggi.
Akhirnya seorang pembaca dari buku-buku Erich von Däniken menulis surat
kepadanya. Seorang pembaca Jerman yang bernama Marier itu memberitahu
penulisan tentang kuil-kuil di Srinagar di Tanah Kashmir. Anehnya salah
satu kuil iu dinamakan Kuil Yahudi dan kuil ini mempunyai empat pintu
dan sebuah halaman depan dan segala sesuatu yang seharusnya dipunyai
oleh Kuil Yahudi.
Pembaca yang baik hati itu juga menyelipkan denah kuil itu di dekat
Martand, tiga puluh kilometer dari Srinagar. Suatu hal yang sangat cocok
bahwa didekat kuil itu ada sebuah sungai kecil yang akhirnya menjadi
aungai di tanah Kashmir. Pegunungan yang amat tinggi, yakni Himalaya
menghiasi latar belakangnya.
Memang kuil Yahudi di Srinagar itu disebut juga “Kuil Matahari” (Sun
temple) dan merupakan reruntuhan kuil paling besar di Kashmir. Ketika
Erich von Däniken mengadakan suatu ekspedisi pada tahun 1976 kesana,
mereka melihat halaman depan dengan pintu utama, tujuan tangga dan ruang
suci di dalamnya. Dan memanglah terdapat sebuah sungai kecil di dekat
reruntuhan yang memantulkan pegunungan Himalaya. Suatu perkiraan bahwa
Yehezkiel pasti diangkut dengan pesawat ruang angkasa dan mendarat di
halaman depan itu: “Lalu dibawanya aku ke pintu gerbang yang menghadap
ke sebelah Timur. Aungguh, kemuliaan Allah Israel datang dari sebelah
timur dan terdengarlah suara seperti air terjun yang menderu dan bumi
bersinar karena kemuliaanNya. Yang kelihatan kepadaku itu adalah seperti
yang kelihatan kepadaku ketika Ia datang untuk memusnahkan kota itu dan
seperti yang kelihatan kepadaku di tepi sungai Kebar, maka aku sembah
sujud. Sedang kemuliaan Tuhan masuk di dalam bait Suci melalui pintu
gerbang yang menghadap kesebelah Timur.”(Yehezkiel 43:1-4).
Bandingkan denah Temple of Martand (gambar di atas) dengan denah bait
suci (kuil) yang digambarkan oleh Nabi Yehezkiel. Lihat: Denah Ezekiel
Temple.
Dalam teks di atas secara jelas telah disebutkan bahwa pesawat ruang
angkasa itu memasuki kuil. Apakah mungkin ada jejak yang dapat dilacak
di daerah itu? Selama dua hari penuh mereka berjalan mengelilingi daerah
itu dengan alat pengukur radiasi (Geiger counter). Namun tak terjadi
apa-apa, hingga pada sebuah jalur yang muncul pada pintu utama, jarum
jarum bergetar dengan hebat disertai suara gemertak keras mengganggu
telinga melalui earphone selama beberapa detik.
Jalur yang mengandung radiasi itu membuat medan radiasi radioaktif
selebar 1,50 meter. Berapakah panjangnya? Perlahan lahan Erich berjalan
dari ujung sebelah kanan menuju kekiri. Detakan di telinga terus
terdengar tapi tidak merata. Mereka menggunakan monitor elektronik
portable, type TMB2. 1, dibuat oleh perusahaan Munich Munchner
Apparatebau. Alat ini biasa dipakai untuk mengukur serta mengontrol
radiasi alpha, beta gamma dan neutron.
Pada tempat-tempat tertentu jarum menunjuk pada akhir skala, sehingga
timbul pertanyaan: Apakah kita berjalan diatas sebuah jaringan uranium
jauh dibawah tanah? ataukah ada tambang radioktif di dalam tanah?
Di tempat suci (Bait Suci) dari kuil yang telah runtuh itu terdapat batu
persegi yang padat dan tampak seperti sebongkah beton buatan dengan
sisi sepanjang 2.80 meter. Tinggi tak dapat diukur karena dasarnya
tenggelam ke dalam tanah. Alat detektor mereka menunjukkan bahwa mungkin
lempengan batu itu mempunyai inti bahan bahan metal.
Keesokan harinya teman teman dari Erich von Daniken yang merupakan ahli
arkeologi bernama Profesor Hassnain dan Kohl membawa mereka ke
reruntuhan Pashaspur, yang juga cukup dekat dengan Shrinagar. Mereka
menunjukkan tiga kuil yang berbeda tetapi masing-masing memiliki batu
batu persegi yang amat padat, seperti yang dijumpai sebelumnya. Sekali
lagi teks dalam Yehezkiel membuat kita semua keheranan:
“Hai anak manusia, inilah tempat tahtaKu dan inilah tempat tapak kakiKu,
di sinilah Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel
selama-lamanya.”(Yehezkiel 43:7).
Apakah Tuhan meninggalkan jejak di lantai Bait Suci yang memberi suatu
tanda bahwa adanya sebuah deposit atau pesan yang amat penting sekali?
Ataukah pengunjung dari luar bumi itu meninggalkan “sesuatu” yang
diperuntukkan bagi kita dalam blok batu misterius itu yang masih
menunjukkan kehadiran mereka walaupun telah berabad-abad lamanya.
“Saya ingin membujuk kaum ilmuwan India agar mau memecah batu itu untuk
menyelidiki badian dalamnya, hingga tahu apa sebabnya terdapat radiasi”
demikian kata Erich von Däniken mengakhiri analisanya terhadap kitab
Yehezkiel yang berhasil dengan gemilang. Sedang apa yang terjadi
sesungguhnya pada tahun 600 sebelum masehi itu kita hanya dapat
mengira-ngira bahwa Tuhan telah menunjukkan istanaNya di bumi pada
manusia yang bernama Yehezkiel. Benarkah “kuil Yahudi” atau “Kuil
Matahari” itu istana Tuhan di Bumi?
Sumber :
- Nur Agustinus@Beta-UFO
- Special Thx To 666
Sumber: http://archive.kaskus.co.id/thread/883789/0#7
No comments:
Post a Comment