Minggu, 14 September 2014 , 23:44:00 WIB
Laporan: Dar Edi Yoga
RMOL. Misteri kehidupan manusia diperkirakan dimulai sekitar 5.872 hingga 4.942 sebelum masehi, dan dipercaya oleh agama-agama Samawi sebagai manusia pertama di muka bumi, yaitu Adam bersama dengan istrinya yang bernama Hawa. Menurut Agama Samawi pula, merekalah orang tua dari semua manusia yang ada di dunia. Rincian kisah mengenai Adam dan Hawa berbeda-beda antara agama Islam, Yahudi, Kristen, mau pun agama lain yang berkembang dari ketiga agama Abrahamik ini
Lukisan mural berjudul Penciptaan Adam karya Michelangelo terdapat di atap Kapel Sistine di Vatikan yang menggambarkan peristiwa penciptaan Adam dan Hawa. Kisah tentang Adam terdapat dalam Kitab Kejadian pada Torah dan Alkitab pasal 2 dan 3, dan sedikit disinggung pada pasal 4 dan 5. Beberapa rincian lain tentang kehidupannya dapat ditemukan dalam kitab-kitab apokrif, seperti Kitab Yobel, Kehidupan Adam dan Hawa, dan Kitab Henokh.
Menurut kisah di atas, Adam diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Adam kemudian ditempatkan di dalam Taman Eden yang berarti tanah daratan, terletak di hulu Sungai Pison, Gihon, Tigris, dan Efrat (di sekitar wilayah Irak saat ini). Ia kemudian diperintahkan oleh-Nya untuk menamai semua binatang. Allah juga menciptakan makhluk penolong, yaitu seorang wanita yang oleh Adam dinamai Hawa. Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden dan berjalan bersama Allah, tetapi akhirnya mereka diusir dari taman itu karena mereka melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Bila membaca silsilah Kitab Kejadian, Adam meninggal dunia pada usia 930 tahun. Dengan angka-angka seperti itu, perhitungan seperti yang dibuat oleh Uskup Agung Ussher, memberikan kesan bahwa Adam meninggal hanya sekitar 127 tahun sebelum kelahiran Nuh, sembilan generasi setelah Adam. Dengan kata lain, Adam masih hidup bersama Lamekh (ayah Nuh) sekurang-kurangnya selama 50 tahun. Menurut Kitab Yosua, kota Adam masih dikenal pada saat bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan untuk memasuki Kanaan.
Menurut pandangan Baha'i, Adam adalah perwujudan Allah yang pertama dalam sejarah, dimana penganut Baha'i meyakini bahwa Adam memulai siklus Adamik yang berlangsung selama 6.000 tahun dan berpuncak pada Nabi Muhammad.
Di ajaran agama Samawi, anak-anak Adam dan Hawa dilahirkan secara kembar, yaitu, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan (kembar). Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.
Sementara itu menurut syariat Islam, manusia tidak diciptakan di bumi, tapi manusia dijadikan khalifah (pengganti/penerus) di bumi, sebagai makhluk pengganti yang tentunya ada makhluk lain yang diganti, dengan kata lain adalah Adam 'bukanlah makhluk pertama' di bumi, tetapi ia adalah 'manusia pertama' dalam ajaran agama Samawi, dan Allah tidak mengatakan untuk mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk yang telah membuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi.
Sebelum kehadiran manusia telah banyak umat yang terdiri malaikat, jin, hewan, tumbuhan dan sebagainya, karena dalam Al-Qur'an ciptaan Allah disebut juga dengan kata umat. Sesuai dengan salah satu surah Al An'aam 38, yang berbunyi:
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan." (Al An'aam 6:38)
Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat di atas. Dalam literatur Arkeologi, berdasarkan fosil yang ditemukan, memang ada makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti manusia, tetapi memilki karakteristik yang sangat primitif dan tidak berbudaya.
Volume otak mereka lebih kecil dari manusia, oleh karena itu, kemampuan mereka berbicara sangat terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kelompok makhluk ini kemudian dinamakan oleh para arkeolog sebagai Neanderthal.
Sebagai contoh Pithecanthropus Erectus memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara homo sapiens memiliki volume otak di atas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Maka dari itu, bisa diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah ada sosok makhluk yang memiliki kemampuan akal yang mendekati kemampuan berpikir manusia pada zaman sebelum kedatangan Adam.
Namun bila melihat penemuan Gunung Padang di Desa Karyamukti, Campaka, Cianjur, ada teknologi yang sangat maju di bawah tumpukan punden berundak yang besarnya 8 kali Candi Borobudur itu. Indikasi adanya teknologi metalurgi purba diperkuat lagi oleh temuan segumpal material seperti logam sebesar 10 cm oleh tim Ali Akbar pada kedalaman 1 meter di lereng Timur Gunung Padang. Material logam berkarat ini mempunyai permukaan kasar berongga-rongga kecil dipermukaannya. Diduga material ini adalah adonan logam sisa pembakaran (“slug”) yang masih bercampur dengan material karbon yang menjadi bahan pembakarnya, bisa dari kayu, batu bara atau lainnya. Rongga-rongga itu kemungkinan terjadi akibat pelepasan gas CO2 ketika pembakaran.
Hasil analisis Radiometrik dari kandungan unsur karbonn pada beberapa sampel semen di bor inti dari kedalaman 5 hingga 15 meter yang dilakukan pada tahun 2012 dan telah diuji di laboratorium bergengsi BETALAB, Miami, USA pada pertengahan 2012 menunjukan umur dengan kisaran antara 13.000 sampai 23.000 tahun lalu. Kemudian, hasil Carbon Dating dari lapisan tanah yang menutupi susunan batu kolom andesit di kedalaman 3 hingga 4 meter di Teras 5 menunjukkan umur sekitar 8.700 tahun lalu.
Sebelumnya hasil Carbon Dating yang dilakukan di laboratorium BATAN dari pasir dominan kuarsa yang mengisi rongga di antara kolom-kolom andesit di kedalaman 8-10 meter di bawah Teras 5, juga menunjukkan kisaran umur yang sama yaitu sekitar 13.000 tahun lalu.
Fakta itu sangat kontroversial karena pengetahuan yang diyakini peneliti saat ini belum mengenal atau mengakui ada peradaban (tinggi) pada masa purba itu, di manapun di dunia seperti yang dikisahkan dalam berbagai kitab suci atau hasil penelitian lainnya. Penemuan tersebut memunculkan dugaan bahwa di masa prasejarah Indonesia, telah hidup peradaban yang menyerupai kemajuan peradaban Mesir saat pembangunan piramida dan jauh lebih tua dari peradaban Mesir kuno.
Struktur bangunan dari susunan batu-batu kolom berdiameter sampai 50 cm dengan panjang bisa lebih dari 1 meter ini sudah sangat spektakuler karena bagaimana mungkin masyarakat purbakala dapat membentuk potongan-potongan batu persegi panjang dan menyusun batu-batu besar yang sangat berat ini sedemikian rapihnya dan direkatkan dengan semen melalui suatu adonan material yang istimewa.
Selanjutnya survei geolistrik yang dilakukan di sekitar lokasi pengalian oleh tim geologi dan geofisika dari LabEarth LIPI, menguak fakta baru mengenai bangunan purba di bawah permukaan ini. Survei terbaru ini adalah survei mendetail sebagai lanjutan dari puluhan lintasan survei geolistrik 2-D, 3-D dan survei georadar yang sudah dilakukan pada tahun 2011, 2012 dan awal 2013 di sekujur badan Gunung Padang, dari kaki sampai puncak bukit. Hasil survei geolistrik memperlihatkan bahwa lapisan susunan batu kolom yang terlihat di kotak gali keberadaannya dapat diikuti terus sampai ke atas bersatu di bawah badan situs Gunung Padang di atas bukit, dan juga melebar sampai jauh ke kaki bukit.
Sementara itu dari hasil citra Tomografi, di bawah gundukan ribuan batu yang tersusun rapih di Gunung Padang terdapat ruang yang sangat besar dan di bawah ruang besar tersebut tampak terlihat semacam cawan besar atau benda berbentuk parabola yang memiliki gelombang energy.
Saat ini Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang dengan dibantu TNI tengah berupa terus untuk segera menemukan dan membuka pintu masuk ke dalam rongga perut punden berundak yang memiliki luas areal sekitar 29 hektar. Dengan terbukanya pintu masuk ke dalam rongga situs ini, diharapkan akan membuka segala macam tabir misteri kehidupan manusia di muka bumi yang tentunya akan mengguncang dunia.
Ketua Bidang Geologi TTRM, Dr Danny Hilman Natawidjaja, hari ini menyatakan secara terang benderang bahwa Gunung Padang adalah Piramida Nusantara.
Ekspose dan laporan ilmiah akan segera dikeluarkan ke publik, sementara penggalian serta Eskavasi Arkeologi yang dipimpin DR Ali Akbar akan ekspose di lokasi tanggal 20 September 2014 mendatang.
Selanjutnya hasil temuan ini akan diserahkan ke negara langsung ke Presiden bersama departemen-departemen pendukung lainnya. [ian]
Lukisan mural berjudul Penciptaan Adam karya Michelangelo terdapat di atap Kapel Sistine di Vatikan yang menggambarkan peristiwa penciptaan Adam dan Hawa. Kisah tentang Adam terdapat dalam Kitab Kejadian pada Torah dan Alkitab pasal 2 dan 3, dan sedikit disinggung pada pasal 4 dan 5. Beberapa rincian lain tentang kehidupannya dapat ditemukan dalam kitab-kitab apokrif, seperti Kitab Yobel, Kehidupan Adam dan Hawa, dan Kitab Henokh.
Menurut kisah di atas, Adam diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Adam kemudian ditempatkan di dalam Taman Eden yang berarti tanah daratan, terletak di hulu Sungai Pison, Gihon, Tigris, dan Efrat (di sekitar wilayah Irak saat ini). Ia kemudian diperintahkan oleh-Nya untuk menamai semua binatang. Allah juga menciptakan makhluk penolong, yaitu seorang wanita yang oleh Adam dinamai Hawa. Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden dan berjalan bersama Allah, tetapi akhirnya mereka diusir dari taman itu karena mereka melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Bila membaca silsilah Kitab Kejadian, Adam meninggal dunia pada usia 930 tahun. Dengan angka-angka seperti itu, perhitungan seperti yang dibuat oleh Uskup Agung Ussher, memberikan kesan bahwa Adam meninggal hanya sekitar 127 tahun sebelum kelahiran Nuh, sembilan generasi setelah Adam. Dengan kata lain, Adam masih hidup bersama Lamekh (ayah Nuh) sekurang-kurangnya selama 50 tahun. Menurut Kitab Yosua, kota Adam masih dikenal pada saat bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan untuk memasuki Kanaan.
Menurut pandangan Baha'i, Adam adalah perwujudan Allah yang pertama dalam sejarah, dimana penganut Baha'i meyakini bahwa Adam memulai siklus Adamik yang berlangsung selama 6.000 tahun dan berpuncak pada Nabi Muhammad.
Di ajaran agama Samawi, anak-anak Adam dan Hawa dilahirkan secara kembar, yaitu, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan (kembar). Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.
Sementara itu menurut syariat Islam, manusia tidak diciptakan di bumi, tapi manusia dijadikan khalifah (pengganti/penerus) di bumi, sebagai makhluk pengganti yang tentunya ada makhluk lain yang diganti, dengan kata lain adalah Adam 'bukanlah makhluk pertama' di bumi, tetapi ia adalah 'manusia pertama' dalam ajaran agama Samawi, dan Allah tidak mengatakan untuk mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk yang telah membuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi.
Sebelum kehadiran manusia telah banyak umat yang terdiri malaikat, jin, hewan, tumbuhan dan sebagainya, karena dalam Al-Qur'an ciptaan Allah disebut juga dengan kata umat. Sesuai dengan salah satu surah Al An'aam 38, yang berbunyi:
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan." (Al An'aam 6:38)
Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat di atas. Dalam literatur Arkeologi, berdasarkan fosil yang ditemukan, memang ada makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti manusia, tetapi memilki karakteristik yang sangat primitif dan tidak berbudaya.
Volume otak mereka lebih kecil dari manusia, oleh karena itu, kemampuan mereka berbicara sangat terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kelompok makhluk ini kemudian dinamakan oleh para arkeolog sebagai Neanderthal.
Sebagai contoh Pithecanthropus Erectus memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara homo sapiens memiliki volume otak di atas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Maka dari itu, bisa diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah ada sosok makhluk yang memiliki kemampuan akal yang mendekati kemampuan berpikir manusia pada zaman sebelum kedatangan Adam.
Namun bila melihat penemuan Gunung Padang di Desa Karyamukti, Campaka, Cianjur, ada teknologi yang sangat maju di bawah tumpukan punden berundak yang besarnya 8 kali Candi Borobudur itu. Indikasi adanya teknologi metalurgi purba diperkuat lagi oleh temuan segumpal material seperti logam sebesar 10 cm oleh tim Ali Akbar pada kedalaman 1 meter di lereng Timur Gunung Padang. Material logam berkarat ini mempunyai permukaan kasar berongga-rongga kecil dipermukaannya. Diduga material ini adalah adonan logam sisa pembakaran (“slug”) yang masih bercampur dengan material karbon yang menjadi bahan pembakarnya, bisa dari kayu, batu bara atau lainnya. Rongga-rongga itu kemungkinan terjadi akibat pelepasan gas CO2 ketika pembakaran.
Hasil analisis Radiometrik dari kandungan unsur karbonn pada beberapa sampel semen di bor inti dari kedalaman 5 hingga 15 meter yang dilakukan pada tahun 2012 dan telah diuji di laboratorium bergengsi BETALAB, Miami, USA pada pertengahan 2012 menunjukan umur dengan kisaran antara 13.000 sampai 23.000 tahun lalu. Kemudian, hasil Carbon Dating dari lapisan tanah yang menutupi susunan batu kolom andesit di kedalaman 3 hingga 4 meter di Teras 5 menunjukkan umur sekitar 8.700 tahun lalu.
Sebelumnya hasil Carbon Dating yang dilakukan di laboratorium BATAN dari pasir dominan kuarsa yang mengisi rongga di antara kolom-kolom andesit di kedalaman 8-10 meter di bawah Teras 5, juga menunjukkan kisaran umur yang sama yaitu sekitar 13.000 tahun lalu.
Fakta itu sangat kontroversial karena pengetahuan yang diyakini peneliti saat ini belum mengenal atau mengakui ada peradaban (tinggi) pada masa purba itu, di manapun di dunia seperti yang dikisahkan dalam berbagai kitab suci atau hasil penelitian lainnya. Penemuan tersebut memunculkan dugaan bahwa di masa prasejarah Indonesia, telah hidup peradaban yang menyerupai kemajuan peradaban Mesir saat pembangunan piramida dan jauh lebih tua dari peradaban Mesir kuno.
Struktur bangunan dari susunan batu-batu kolom berdiameter sampai 50 cm dengan panjang bisa lebih dari 1 meter ini sudah sangat spektakuler karena bagaimana mungkin masyarakat purbakala dapat membentuk potongan-potongan batu persegi panjang dan menyusun batu-batu besar yang sangat berat ini sedemikian rapihnya dan direkatkan dengan semen melalui suatu adonan material yang istimewa.
Selanjutnya survei geolistrik yang dilakukan di sekitar lokasi pengalian oleh tim geologi dan geofisika dari LabEarth LIPI, menguak fakta baru mengenai bangunan purba di bawah permukaan ini. Survei terbaru ini adalah survei mendetail sebagai lanjutan dari puluhan lintasan survei geolistrik 2-D, 3-D dan survei georadar yang sudah dilakukan pada tahun 2011, 2012 dan awal 2013 di sekujur badan Gunung Padang, dari kaki sampai puncak bukit. Hasil survei geolistrik memperlihatkan bahwa lapisan susunan batu kolom yang terlihat di kotak gali keberadaannya dapat diikuti terus sampai ke atas bersatu di bawah badan situs Gunung Padang di atas bukit, dan juga melebar sampai jauh ke kaki bukit.
Sementara itu dari hasil citra Tomografi, di bawah gundukan ribuan batu yang tersusun rapih di Gunung Padang terdapat ruang yang sangat besar dan di bawah ruang besar tersebut tampak terlihat semacam cawan besar atau benda berbentuk parabola yang memiliki gelombang energy.
Saat ini Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang dengan dibantu TNI tengah berupa terus untuk segera menemukan dan membuka pintu masuk ke dalam rongga perut punden berundak yang memiliki luas areal sekitar 29 hektar. Dengan terbukanya pintu masuk ke dalam rongga situs ini, diharapkan akan membuka segala macam tabir misteri kehidupan manusia di muka bumi yang tentunya akan mengguncang dunia.
Ketua Bidang Geologi TTRM, Dr Danny Hilman Natawidjaja, hari ini menyatakan secara terang benderang bahwa Gunung Padang adalah Piramida Nusantara.
Ekspose dan laporan ilmiah akan segera dikeluarkan ke publik, sementara penggalian serta Eskavasi Arkeologi yang dipimpin DR Ali Akbar akan ekspose di lokasi tanggal 20 September 2014 mendatang.
Selanjutnya hasil temuan ini akan diserahkan ke negara langsung ke Presiden bersama departemen-departemen pendukung lainnya. [ian]
Sumber:
http://www.rmol.co/read/2014/09/14/171963/Asal-Mula-Manusia-Menurut-Kitab-Suci-dan-Peradaban-Gunung-Padang-
No comments:
Post a Comment