Membedah Mitos Tambang Emas di Gunung Padang
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyempatkan berkunjung ke situs bersejarah Gunung Padang di Kampung Cimanggu, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Dalam kunjungannya tersebut, SBY berpesan kepada Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) untuk terus melakukan penelitian terhadap gunung yang diperkirakan berusia lebih dari 10 ribu tahun sebelum Masehi.
Penelitian tersebut mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Mengapa SBY begitu peduli dan mendukung penelitian tersebut?
Desas-desus yang beredar, situs dengan luas 25 hektare dan tinggi 150 meter itu menyimpan banyak benda peninggalan bersejarah yang sangat bernilai tinggi. Bahkan warga mempercayai ada tambang emas di balik situs yang berbentuk pundek berundak.
Geolog Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Danny Hilman Natawidjaja membantah hal tersebut. Menurutnya tidak ada satu pun bukti yang menunjukkan adanya tambang emas di dalam gunung yang sekilas terlihat seperti piramid itu.
"Tidak ada tambang emas, tidak ada juga artefak. Kami masih melakukan penelitian," ungkap Danny saat dihubungi Okezone, Rabu (26/2/2014).
Terletak di dekat Sungai Cikuta, Cimanggu, dan Cipanggulaan, situs Gunung Padang diyakini merupakan peninggalan peradaban di wilayah itu yang jauh lebih kuno dibanding peradaban lain di Indonesia yang diketahui.
Diduga, gunung yang puncaknya berada di ketinggian 894 meter di atas permukaan laut ini menyimpan bangunan tua sejenis piramida yang lebih besar dan lebih tua dari Piramida Giza di Mesir yang berumur sekira 2.400 hingga 2.200 sebelum Masehi.
Tim peneliti kemudian melakukan pengeboran hingga kedalaman sekira 25 meter di sisi barat teras dua dan teras lima. Di kedalaman itu hasil georadar dan geolistrik yang dilakukan menunjukkan masih adanya bebatuan serupa di permukaan.
Untuk teras dua dari hasil carbon dating atau penanggalan karbon diperkirakan struktur berumur 4.700 SM, sementara untuk di teras lima, diperkirakan berumur 10.900 SM.
"Itu menunjukkan usia bangunan. Tapi kami belum percaya 100 persen. Rencananya akan kami bawa ke Amerika Serikat untuk dilakukan penelitian yang lebih sistematis," kata Danny.
Danny mengatakan, pihaknya tidak hanya melakukan penelitian di situs tersebut, tapi juga ke daerah lain di sekitar situs. Asumsinya, jika betul situs tersebut merupakan sebuah bangunan, maka seharusnya ada masyarakat yang tinggal di sekitar situs.
"Tidak mungkin sebuah bangunan atau monumen berdiri sendiri, pasti ada masyarakatnya," tutupnya.
(put)
Sumber:
http://news.okezone.com/read/2014/02/27/337/947205/membedah-mitos-tambang-emas-di-gunung-padang
No comments:
Post a Comment