Selasa, 25 Januari 2011 , 03:33:00
Crop circle di Dusun Rejosari, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Foto : Radar Jogja/JPNN
SLEMAN - Lokasi pesawahan yang disebut-sebut menjadi tempat mendarat pesawat UFO di Dusun Rejosari, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta kian ramai dikunjungi orang. Dilansir Radar Jogja (grup JPNN), sejak diketahui pada Minggu (23/1) pagi, garis-garis dan lingkaran berdiameter sekitar 70 meter, terbentuk dari sebagian tanaman padi yang roboh diantara tanaman lain sejenis itu masih menimbulkan tanda tanya warga.
Pemandangan itu memang tak bias dilihat dari jarak dekat. Menempuh waktu kurang lebih 15 menit, pola-pola rapi tengah sawah itu bisa dilihat dari gunung Suru setinggi sekitar 200 mdpl yang berada di sebelah utara pesawahan. Fenomena itupun berdampak pada para pemilik sawah yang masuk dalam lingkaran tersebut. Pasalnya polisi telah mengitari areal pesawahan denganpolice line.
Padahal tanaman padi di lokasi itu siap panen sekitar dua pekan mendatang. Telat panen sedikitnya bakal dialami oleh 7 orang pemilik sawah yang masuk dalam police line. Yakni Daldiri, Waridi, Jamsiyah, Sumadi, Jamroni, Harno, dan Tugiran.
Sebab, aparat desa setempat meminta agar pemilik sawah tidak memanen padi sebelum penyelidikan selesai dilakukan oleh petugas. “Setidaknya sampai police line dilepas,” pinta Kades Jogotirto, Guntur Yoga saat meninjau lokasi, Senin (24/1).
Tujiono, salah seorang petani setempat mengatakan pada Sabtu sore (22/1) masih berada di sawah dan tak melihat gejala aneh. Baru keesokan harinya Tujiono mengaku kaget setelah melihat sebagian tanaman padi ambruk. Dan setelah ditelusurinya, tanaman ambruk membentuk pola teratur searah jarum jam.
Tujiono lantas berinisiatif melihat areal pesawahan dari jarak jauh dengan menaiki gunung Suru. “Dari tempat tinggi tampak seperti bekas pendaratan pesawat UFO,” katanya.
Berbeda dengan Sobari, yang mengaku mendengar suara gemuruh seperti helikopter pada Sabtu malam (22/1) sekitar pukul 22.30 WIB (Radar Jogja, Senin (24/1), Tujiono yang jarak rumahnya dengan lokasi tak lebih dari 100 meter mengaku tak mendengar suara aneh. Tugiran,60, salah seorang pemilik sawah yang kena dampak “UFO” juga mengaku tak tahu tanaman padinya bakal roboh dengan pola aneh.
“Garis-garis itu tanaman padi yang ambruk lebarnya sekitar 2 meter. Awalnya orang-orang mengira tanaman dirusak macan. Tapi kok nggak ada jejaknya,” ungkap Tugiran.
Menurut Mulyodiharjo,77 petani lain, selain membentuk pola rapi, ada tiga lubang yang di tengahnya masih berdiri tiga batang padi yang buahnya membentuk uliran. “Ambruke niku ngusel (Rubuhnya itu memutar). Termasuk padi yang beridiri itu ada batang yang melingkari batang lain,” tuturnya.
Mulyodiharjo mengatakan, fenomena itu memunculkan banya opini. Selain bekas pendaratan pesawat UFO, ada juga yang menduga berbentuk semacam tulisan Arab dengan lafal Allah. Ada juga yang dikaitkan dengan mistik dan banyak yang menganggap fenomena
alam biasa.
Pandangan berbeda dilontarkan Supriyanto, alumni UGM penggemar fenomena UFO. Supriyanto yakin pola itu bukan bekas pendaratan UFO. Menurutnya pola-pola semacam itu sering ditemukan di luar negeri, sedangkan di Indonesia baru pertama kali. “Tapi dilihat dari pola-pola yang membentuk, ini bukan UFO,” katanya saat meninjau pesawahan Rejosari, Jogotirto, Berbah.
Kendati begitu, Supriyanto berpendapat pola-pola itu terbentuk dari teknologi canggih di luar kemampuan manusia. “Pola-pola itu cukup sederhana dan tidak serumit di luar negeri,” imbuhnya.
Supriyanto menduga pola itu terbentuk dari ion statis akibat tegangan listrik dari aliran kabel SUTET yang tepat berada di atas area pesawahan yang membentuk pola lingkaran.(yog)
Sumber:
http://www.jpnn.com/read/2011/01/25/82803/UFO-Mampir-di-Sleman-
No comments:
Post a Comment