Ali Akbar (Helmi/dok)
Arkeolog Teliti Kaitan Gunung Karuhun dan Gunung Padang2014-12-07 13:55:59 WIB
Politikindonesia - Gunung Karuhun di Cianjur, Jawa Barat, kini menjadi perhatian para peneliti. Gunung yang berjarak sekitar 1 Km dari situs megalitik Gunung Padang itu, memiliki jejak-jejak arkeologis. Hipotesa sementara, Gunung Karuhun memiliki keterkaitan erat dengan Gunung Padang.
Dikemukakan arkeolog dari Universitas Indonesia, Ali Akbar, peneliti sebelumnya telah melakukan penelitian awal di Gunung Karuhun. Peneliti menemukan sejumlah batuan andesit dengan diameter sekitar 1 meter. Batu tersebut sebagian besar permukaannya masih terpendam di dalam tanah.
"Batu dengan diameter sekitar 1 meter menjadi indikasi awal kemungkinan adanya kepurbakalaan yang mungkin ada kaitannya dengan Situs Gunung Padang. Jarak kedua gunung tersebut memang tidak terlalu jauh, yakni sekitar 1 kilometer," terang Ali Akbar kepada politikindonesia.com, Minggu (07/12).
Dijelaskan Akbar, penelitian awal di Gunung Karuhun dilakukan karena pada penelitian yang dilakukan di Situs Gunung Padang ditemukan susunan batu seperti susunan tangga yang mengarah ke barat, ke arah Gunung Karuhun.
"Di barat kaki Gunung Padang juga terdapat sumur tua yang pada bagian pinggirannya dilapisi dengan susunan batu kekar tiang (columnar joint). Jika dibandingkan dengan susunan batu yang terdapat di utara kaki Gunung Padang, seperti terdapat pola yang sama, yakni ada sumur di kaki gunung lalu ada tangga menuju ke atas ke teras-teras yang terdapat di puncak gunung," jelas dia.
Ali Akbar menyebut, hal menarik lainnya adalah Gunung Karuhun menjadi tempat bersarangnya burung elang. Burung elang itu beberapa kali terlihat terbang dari Gunung Karuhun menuju Gunung Padang. "Di atas Situs Gunung Padang, terlihat burung elang tersebut berputar berkali-kali," urai Ali.
Selain itu, Gunung Karuhun dipenuhi dengan semak belukar dan deretan pohon pinus yang tumbuh dengan jarak yang hampir sama. Adanya satu pohon yang letaknya agak terpisah dan kini kondisinya hanya batang pohonnya saja. "Menurut masyarakat setempat, pohon tersebut tersambar petir sehingga patah dan batangnya gosong," tegas dia.
Ali Akbar menambahkan, penelitian di Gunung Karuhun akan melibatkan para ahli biologi. Para ahli tersebut akan mendokumentasikan terlebih dahulu flora dan fauna yang terdapat di gunung tersebut. "Rencananya ekosistem yang ada di situ akan tetap dipertahankan sembari tetap melakukan penelitian arkeologi," tambahnya.
Ali Akbar menegaskan, penelitian lanjutan di Gunung Karuhun terutama untuk melihat kemungkinan adanya hubungan Gunung tersebut dengan situs Gunung Padang "Dalam ilmu arkeologi umumnya suatu situs tidak berdiri sendiri melainkan ada situs-situs di sekitarnya yang saling terkait sehingga menjadi suatu kawasan peradaban," jelas Ali.
Menurut dia, alam kebudayaan Indonesia dikenal adanya kepercayaan terhadap nenek moyang atau leluhur. Leluhur tersebut merupakan asal usul manusia atau yang menciptakan manusia. Leluhur tersebut bersemayam atau bertempat tinggal di gunung. Sebagai contoh, nama gunung seperti Sangeang (Sang Hyang), dipercaya sebagai tempat tinggal Hyang (dewata).
"Gunung Karuhun yang berarti leluhur selain dari penamaannya yang mengindikasikan hal tersebut, juga terdapat batu besar (monolit). Monolit pada beberapa situs arkeologi merupakan pusat pemujaan. Tentunya penelitian di Gunung Karuhun harus dilakukan secara intensif untuk lebih menghasilkan pengetahuan," tandas dia.
Dikemukakan arkeolog dari Universitas Indonesia, Ali Akbar, peneliti sebelumnya telah melakukan penelitian awal di Gunung Karuhun. Peneliti menemukan sejumlah batuan andesit dengan diameter sekitar 1 meter. Batu tersebut sebagian besar permukaannya masih terpendam di dalam tanah.
"Batu dengan diameter sekitar 1 meter menjadi indikasi awal kemungkinan adanya kepurbakalaan yang mungkin ada kaitannya dengan Situs Gunung Padang. Jarak kedua gunung tersebut memang tidak terlalu jauh, yakni sekitar 1 kilometer," terang Ali Akbar kepada politikindonesia.com, Minggu (07/12).
Dijelaskan Akbar, penelitian awal di Gunung Karuhun dilakukan karena pada penelitian yang dilakukan di Situs Gunung Padang ditemukan susunan batu seperti susunan tangga yang mengarah ke barat, ke arah Gunung Karuhun.
"Di barat kaki Gunung Padang juga terdapat sumur tua yang pada bagian pinggirannya dilapisi dengan susunan batu kekar tiang (columnar joint). Jika dibandingkan dengan susunan batu yang terdapat di utara kaki Gunung Padang, seperti terdapat pola yang sama, yakni ada sumur di kaki gunung lalu ada tangga menuju ke atas ke teras-teras yang terdapat di puncak gunung," jelas dia.
Ali Akbar menyebut, hal menarik lainnya adalah Gunung Karuhun menjadi tempat bersarangnya burung elang. Burung elang itu beberapa kali terlihat terbang dari Gunung Karuhun menuju Gunung Padang. "Di atas Situs Gunung Padang, terlihat burung elang tersebut berputar berkali-kali," urai Ali.
Selain itu, Gunung Karuhun dipenuhi dengan semak belukar dan deretan pohon pinus yang tumbuh dengan jarak yang hampir sama. Adanya satu pohon yang letaknya agak terpisah dan kini kondisinya hanya batang pohonnya saja. "Menurut masyarakat setempat, pohon tersebut tersambar petir sehingga patah dan batangnya gosong," tegas dia.
Ali Akbar menambahkan, penelitian di Gunung Karuhun akan melibatkan para ahli biologi. Para ahli tersebut akan mendokumentasikan terlebih dahulu flora dan fauna yang terdapat di gunung tersebut. "Rencananya ekosistem yang ada di situ akan tetap dipertahankan sembari tetap melakukan penelitian arkeologi," tambahnya.
Ali Akbar menegaskan, penelitian lanjutan di Gunung Karuhun terutama untuk melihat kemungkinan adanya hubungan Gunung tersebut dengan situs Gunung Padang "Dalam ilmu arkeologi umumnya suatu situs tidak berdiri sendiri melainkan ada situs-situs di sekitarnya yang saling terkait sehingga menjadi suatu kawasan peradaban," jelas Ali.
Menurut dia, alam kebudayaan Indonesia dikenal adanya kepercayaan terhadap nenek moyang atau leluhur. Leluhur tersebut merupakan asal usul manusia atau yang menciptakan manusia. Leluhur tersebut bersemayam atau bertempat tinggal di gunung. Sebagai contoh, nama gunung seperti Sangeang (Sang Hyang), dipercaya sebagai tempat tinggal Hyang (dewata).
"Gunung Karuhun yang berarti leluhur selain dari penamaannya yang mengindikasikan hal tersebut, juga terdapat batu besar (monolit). Monolit pada beberapa situs arkeologi merupakan pusat pemujaan. Tentunya penelitian di Gunung Karuhun harus dilakukan secara intensif untuk lebih menghasilkan pengetahuan," tandas dia.
Sumber:
http://www.politikindonesia.com/index.php?k=politik&i=63018
No comments:
Post a Comment