Saturday, May 24, 2014

Menyaksikan Dari Dekat Keperkasaan Gunung Krakatau



Menyaksikan Dari Dekat Keperkasaan Gunung Krakatau


krakatau15
Krakatau bukan milik Indonesia, tapi ia telah menjadi legenda dunia. Kemarahan Krakatau dan muntahan lavanya pernah membuat penduduk muka bumi kalang kabut di tahun 1883. Letusan seabad yang lalu itu membawa awan panas, menyebabkan tsunami di beberapa wilayah di dunia serta menelan korban jiwa sebanyak 36 ribu manusia. Letusan gunung berapi terbesar di dunia yang pernah terjadi dalam peradaban manusia modern, demikian sejarah mencatat.

Anak Krakatau, sebuah gunung vulkanik baru perlahan tercipta sesudah letusan Krakatau. Menurut hasil penelitian, gunung Anak Krakatau rata-rata bertambah tinggi sekitar 13 senti meter setiap tahunnya sejak 1950-an. Hingga saat ini, anak Krakatau masih aktif dan sempat mengeluarkan letusan dan lava tahun 2008 silam. Meski tergolong gunung vulkanik aktif, anak Krakatau menjadi daya tarik wisata yang besar, terutama bagi wisatawan mancanegara.
krakatau17
Bisa dari Lampung maupun Banten
Terdapat beberapa cara yang bisa diambil untuk dapat melihat sosok gagah Krakatau dari dekat. Pertama, perjalanan bisa ditempuh lewat Pelabuhan Labuan, Banten. Dari sini, kita bisa menyewa kapal motor atau kapal kayu nelayan yang mampu mengangkut hingga 20 penumpang. Menurut informasi, beberapa penginapan di sepanjang Pantai Anyer juga menawarkan paket wisata berkeliling kawasan Krakatau, salah satunya adalah Marbella Anyer. Dengan menggunakan speed boat, waktu tempuh antara pantai Anyer atau Labuan menuju Krakatau kurang lebih empat jam.

Sebagai alternatif, kita juga bisa menyeberang ke Lampung menggunakan kapal ferry dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Dari Pelabuhan Bakauheni, kita bisa melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Tanjung Bom dengan menyewa mobil. Tarif sewa mobil sekitar 150 ribu rupiah dengan waktu tempuh 2 jam hingga tiba di Pelabuhan Tanjung Bom atau Pelabuhan Canti. Barulah dari Pelabuhan ini, kita bisa menyewa kapal motor untuk menyeberang ke Krakatau. Perjalanan dari Tanjung Bom dan Pelabuhan Canti memakan waktu kurang lebih 3 jam. Yang penting untuk diantisipasi saat menyeberang menuju Krakatau adalah gelombang laut di perairan Selat Sunda yang sering kali kurang bersahabat. Perjalanan 3 jam bisa terasa seharian jika Anda mabuk laut sejak berangkat hingga tiba di sana. Ada baiknya Anda mengisi perut dan minum obat anti mabuk sebelum menyeberang dengan kapal motor.
krakatau19
Jika menyeberang dari arah Banten, menginap di penginapan sepanjang Anyer-Carita-Labuan adalah opsi yang terbaik. Penginapan di wilayah ini sangat beragam, dari yang murah hingga kelas bintang lima. Jika perjalanan Anda tempuh lewat Pelabuhan Tanjung Bom, mungkin Anda tertarik untuk bermalam di Pulau Sebesi. Pulau Sebesi berada di dalam wilayah Cagar Alam Krakatau. Di sini terdapat penginapan dengan tarif sewa 400 ribu per malam dengan ruangan yang mampu menampung hingga 30 orang. Jangan bayangkan hotel berfasilitas lengkap bak bintang lima, penginapan di Pulau Sebesi tergolong sederhana. Terdapat beberapa kamar yang di dalamnya berisi beberapa tempat tidur, nyaris seperti barak tentara. Namun, di pulau ini air bersih cukup tersedia dan makanan disediakan pihak penginapan dengan menu makanan laut.
krakatau20
Tak selalu bisa sampai ke puncak
Perjalanan menuju Pulau Anak Krakatau bisa dilanjutkan dari Pulau Sebesi. Dari sini, kita bisa kembali menyewa kapal motor sekaligus jagawana yang bertugas menjadi pemandu selama kita berkeliling di Pulau Anak Krakatau. Begitu menginjakkan kaki di Pulau Anak Krakatau, hawa panas langsung terasa, begitu pula saat kita bertelanjang kaki berjalan di sela-sela pasirnya yang berwarna kehitaman. Kaki terasa hangat dan cepat kotor akibat sisa-sisa debu vulkanik yang menutupi tanah. Pasirnya yang hitam adalah sebuah keunikan tersendiri dan tak banyak ditemui di pantai-pantai lain. Beberapa orang kawan yang datang bersama saya bahkan membawa pulang pasir hitam ini dalam botol air mineral bekas sebagai kenang-kenangan.krakatau18
Jika anak Krakatau sedang dalam kondisi baik dan tak banyak batuk-batuk, jagawana akan memperbolehkan kita mendaki gunung hingga dekat dengan bibir kawah. Pemandangan perairan laut dan pulau-pulau sekitar sungguh memukau dari atas gunung yang level pendakiannya ditandai oleh nomer-nomer dari satu hingga sebelas. Saat anak Krakatau sedang dalam kondisi sering batuk, terkadang kita hanya diperbolehkan mendaki hingga level tertentu. Tak jarang pula wisatawan yang batal merapat ke Pulau Anak Krakatau sebab tak mendapat izin dari jagawana. Waktu saya berkunjung kesana, kami hanya diperbolehkan mendaki hingga level lima. Namun, ada saja wisatawan yang nakal dan mendaki lebih tinggi lagi dari level yang diperbolehkan.

Usai melakukan pendakian, kini saatnya mengeksplorasi pulau-pulau dan perairan sekitar. Beberapa titik snorkeling yang populer adalah Pulau Umang-umang dan Lagoon Cabe. Namun, dari beberapa titik snorkeling dan pulau yang bisa dikunjungi, saya jatuh cinta dengan Pulau Sebuku Kecil. Pulau Sebuku Kecil tak berpenghuni. Pantainya landai dan berpasir putih, teksturnya sungguh lembut tersentuh telapak kaki. Di pulau ini kita juga bisa melakukan snorkeling di perairan dangkal di sekitarnya. Saya memilih untuk berjalan-jalan saja di sepanjang pantainya dan menikmati gradasi warna airnya yang menyegarkan mata.
krakatau41
Jika Anda kembali ke Pelabuhan Labuan, Pulau Peucang yang terdapat di wilayah TN Ujung Kulon serta Pulau Umang yang tersohor dengan resor mewahnya juga bisa dikunjungi sebelum kapal motor sewaan Anda merapat kembali di daratan Pulau Jawa. Apa pun rute yang Anda pilih, pastikan Anda mempersiapkan mental menghadapi hantaman gelombang laut yang sering tak terduga serta fisik prima agar tak kelelahan saat mendaki si hitam Anak Krakatau. Selamat berpetualang!*


Sumber:
http://psychoparadiso.com/2012/10/11/menyaksikan-dari-dekat-keperkasaan-gunung-krakatau/

No comments:

Post a Comment