Monday, May 26, 2014

BAALBEK

                             BAALBEK



Sebuah karya besar orang zaman dahulu, candi Baalbek namanya. Atau sering disebut The Temple of Jupiter. Terletak disebelah selatan 86 km kota Beirut  Libanon. Baalbek adalah sebuah bangunan raksasa yang sangat misterius. Dikatakan misterius  berkaitan dengan cara peletakan/pemasangan ukiran  batu besar seberat 125 ton  diatas tiang setinggi sekitar 20 meter, dan masing-masing tiang punya berat 100 ton. Ketika candi ini masih utuh diperkirakan langit-langit atau atap candi  berketinggian sampai 20 meter sama dengan tinggi tiang itu sendiri.

 Baalbek sering juga disebut dewa matahari oleh kaum phonichian Romawi kuno. Berpuluh-puluh ilmuwan dunia dari waktu ke waktu tak pernah ada yang bisa menjawab teka-teki Baalbek stone ini. Siapa sebenarnya yang membangun, untuk apa dan dengan tekhnologi apa mereka bisa membangun proyek raksasa kala itu


Batu kotak tersebut terletak tidak jauh dari bangunan Baalbek. Batu olahan itu diduga sebagai tempat olahan batu untuk pembangunan Baalbek. Batu itu itu berukuran 21,5 x 4,2 m dengan berat diperkirakan mecapai 1500 ton. Ini merupakan batu olahan terbesar didunia. Mengolah batu sebesar itu masih dianggap mimpi bagi manusia jaman sekarang walau dengan alat canggih apapun. Tapi ini terbukti, zaman prasejarah dahulu pernah ada tekhnologi luar biasa yang melebihi masanya. Belum jika kita bicara darimana mereka dapat batu- batu sebesar itu padahal di sekitar Baalbek  sendiri tak ada batu tambang sebesar itu.

Para peneliti juga memastikan  bahwa batu itu hasil impor dari dari daerah lain. Tapi para penelitipun tak habis pikir bagaimana cara membawanya. Kalaupun toh bisa diseret, bagaiman ketika menyeberang sungai karena daerah terdekat yang diperkirakan ada tambang batu sebesar itu masih dalam radius lebih dari seratus kilo dan melewati banyak sungai.

Andai saja manusia pada zaman itu setinggi pohon kelapa dengan lebar badan 2-3 m  lalu 10 orang bekerja sama mengangkat batu itu,  barulah mungkin batu itu bisa bergerak dan terangkat, namun keberadaan manusia raksasa itupun  masih sangat diragukan karena berbagai penemuan fosil manusia yang telah beumur puluhan ribu tahun juga tidak sebesar itu. Penelitian lain ada dikatakan, kemungkinan saja grafitasi bumi pada masa ribuan tahun yang lalu tidak sekuat grafitasi pada masa sekarang sehingga pada titik grafitasi yang rendah menjadikan ringan membawa beban berat seberat apapun. Setelah zaman kian kedepan grafitasi kian menguat dan bebanpun kian berat.

Olahan batu yang dilakukan pada zaman Baalbek atau yang sezaman dengannya semuanya memang menggunakan olahan batu besar seperti pramid, spink dan lain sebagainya. tapi berbeda ketika pengerjaan batu pada zaman candi borobudur atau yang sezaman dengannya. Pengolahan batu di zaman ini sudah agak mengecil, tidak terlalu menggunakan batu-batu besar,  berbeda lagi hingga zaman sekarang. Namun penelitian macam ini bisa saja dianggap omong kosong karena tanpa data ilmiah tentang perubahan grafitasi bumi. Kalaupun toh benar, maka manusia saat itu akan sulit berjalan karena dalam grafitasi yang rendah semua benda cenderung akan melayang-layang. Atau mungkinkah manusia pada kala itu telah mempunyai alat anti grafitasi? Wallahu a’lam.
 
Penelitian-demi penelitian selalu berakhir dengan kegagalan, tak satupun peneliti dunia hingga kini mampu menjawabnya.  Penelitian kemudian sering diarahkan pada hal-hal yang irasional. Sebagian meyakinkan bahwa pengerjaan Baalbek, Piramid atau Spink  dibantu oleh mahluk luar angkasa yang disebut dengan Alien. Mereka mendasarkan bahwa ornamen atau relief yang terdapat di dalam pyramid ada gambar semacam pesawat terbang atau gambar manusia angkasa luar, hal ini dikaitkan pula dengan banyaknya legenda-legenda seperti legenda pewayangan di India yang disitu digambarkan adanya mahluk dari kayangan dan sebagainya. Atau mungkin cerita bandung bondowoso yang bisa bikin seribu arca dalam satu malam yang salah satunya adalah arca Rorojonggrang. 

Bagaimana sikap kita dalam hal ini ? kalau soal miterius banyak sekali dalam Islam, karena islam itu ilmiah dalam tatanan syariat, dan supra rasional ketika kita bicara mukjizat.  Yang misterius dalam Baalbek adalah soal penataan dan angkat batu  seberat 1500 ton bagaimana caranya, teknologi apa yang digunakan saat itu,  padahal ada yang lebih hebat dari itu, yaitu kerajaan Ratu Bilqis diceritakan telah pindah dari tempat asal kedekat  kerajaan Nabi Sulaiman dalam radius puluhan kilo meter. Siapa yang memindah, dijelaskan dalam cerita, yang memindah adalah para jin pembantu Nabi Sulaiman. Nabi Isa pernah menghidupkan orang mati, Nabi Agung Muhammad Saw pernah Isro’ dari masjidil haram ke masjidil Aqsa palestina yang jaraknya kira-kira 12 jam PP jika ditempuh dengan pesawat terbang,  namun bisa saja ditempuh  dalam sekecap di waktu malam. Nabi musa pernah membelah laut merah ketika dikejar Raja Firaun, dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya, toh kita tetap saja percaya karena berkeyakinan adanya mukjizat dalam diri para Nabi merupakan bagian dari aqidah. Orang kafirpun punya kekuatan luar biasa yang datangnya dari jin/syetan yang kemudian masuk kategori istidroj, sehingga akal kita memang tak bisa menjangkau karena akal senantiasa berpijak pada sebab akibat atau hukum kausalitas.


Dengan demikian sah-sah saja kita  condong pada penelitian bahwa Baalbek dibangun dengan bantuan mahluk lain yang tentu saja menurut kita ya para jin-jin itu, bukan alien, atau alien itu sendiri ya jenis jin itu, karena dalam Alquran ‘Man fissamaawat’(penduduk langit) itu jelas ada, mungkin jin mungkin juga malaikat. Maka boleh jadi pembangunan Baalbek, Piramid atau Spink dan yang sejenisnya itu dibantu  makhluk lain yang beda demensi ruang dan waktu, walaupun tentu saja thesis ini tidak akan masuk dalam kategori penelitian ilmiah


Baalbek menurut Tafsir Assowi AlMaliki.

وان الياس لمن المرسلين# اذ قال لقومه الاتتقون# اتدعون بعلا وتذرون احسن الخالقين


Artinya : Dan ingatlah !, Ilyas adalah sebagian dari utusan # Dan katakanlah olehmu Muhammad ketika Nabi Ilyas berkata pada kaumnya “hendaklah takut pada Allah” # Apakah pantas kamu sekalian menyembah ba’al dan meninggalkan Allah sebaik-baik pencipta. (Assoffat 123 – 125 ).

Baklabak atau kini Baalbek berasal dari kata ba’lun dan bakun, dalam istilah nahwu sering disebut tarkib mazji. Ba’lun adalah  nama berhala milik raja Arhab, terbuat dari emas yang tingginya 20 hasta atau kira-kira 10 meter berkepala empat. Berhala ini oleh pemiliknya diberi nama Ba’lun. Raja Arhab memaksakan rakyatnya agar menyembah Ba’lun atau Ba’al yang kemudian rakyatpun seluruhnya menyembah Ba’al.

Berhala Ba’al ini didalamnya dimasuki syetan sehingga bisa bicara dan mengajarkan aturan-aturan yang menyesatkan. Isi pembicaraan Ba’al  senantiasa disiarkan oleh penjaga atau juru kuncinya kepada rakyat.

Disinilah Nabi Ilyas keturunan Nabi Harun ditugaskan untuk menyampaikan dan mengajarkan agama tauhid yaitu agama Allah.

Nabi Ilyas adalah keturunan dari Yasin bin Fanhas bin izar bin Harun. Ajaran yang disampaikan Nabi Ilyas tidak digubris. Semua rakyat menentangnya dan tetap saja menyembah Ba’al,  kecuali ratu Ba’labak yang membenarkan ajaran Nabi Ilyas walau akhirnya murtad dan ingin membunuh Nabi Ilyas. Nabi Ilyas dicari bertahun-tahun oleh ratu Ba’labak tapi tak ketemu. Nabi Ilyas telah lari kehutan dan makan daun daunan selama tujuh tahun.

Adapun nama Bakun adalah sebuah nama desa dimana seluruh penduduknya telah menyembah Ba’lun atau Ba’al tersebut. Karena seluruh penduduk desa Bakun telah menyembah Ba’al maka Baklabak menjadi isim alam yang kemudian desa tersebut kondang dengan nama Ba’labak atau kini disebut Baalbek.

Melihat cerita ini, mungkin saat itulah Baalbek didirikan. Atau mungkin jauh sebelumnya Baalbek telah ada karena dilain keterangan yang juga masih dalam tafsir tersebut disebutkan pula bahwa, kaum bani Isroil di negeri Syam sepeninggal Nabi Musa telah banyak berbuat maksiyat, syirik dan menyembah berhala. Kemudian Allah mengutus Nabi setelah Nabi musa yaitu Nabi Yusya’(Yasak) untuk memperbaruhi agama Allah di negeri tersebut. Negeri Syam yang mayoritas penduduknya Bani Isroil  terbagi menjadi beberapa bagian dan salahsatu wilayah  yang menjadi sasaran dakwah Nabi Yasak adalah sebuah kota  bernama Baklabak atau Baalbek.

Kalau menurut cerita ini, itu berarti di zaman Nabi Yasak-pun Baalbek sudah ada. Dengan demikian ada kemungkinan  Baalbek ini dibangun pada zaman Nabi Musa yaitu pada zaman Fir’aun atau Ramses  II,  atau bahkan masih  mungkin juga Baalbek ini dibangun pada zaman Nabi Ibrahim karena pada zaman ini peradaban manusia mulai menciptakan banyak  berhala termasuk Nabi Ibrohim sendiri penghancur berhala-berhala raja Namruj.  Jika Baalbek dibangun pada zaman Nabi Ibrahim rupanya Baalbek ini benar-benar sudah tua lebih dari enam ribu tahun yang lalu.

Menurut catatan sejarah,  Baalbek mengalami kehancuran sampai 6o persen yang kini tinggal reruntuhan itu akibat gempa hebat yang terjadi di zaman khalifah Umayah dan Abassiyah. Tapi mungkin juga Baalbek ini hancur karena lahirnya Nabi Agung Muhamad SAW, karena adanya nas-nas hadits yang menyatakan bahwa, pada saat Nabi Muhamad lahir, api tempat penyembahan orang-orang majusi yang telah berumur ratusan tahun mati seketika, dan semua berhala-berhala yang menjadi sesembahan orang-orang yahudi seluruhnya hancur, walau hukum alamnya mungkin adanya gempa hebat. Tapi ini semua juga hanya kemungkinan dengan dasar bahwa, masa khalifah Bani Umayah dan masa Rosulullah bukanlah waktu yang terlampau jauh.


Diambil dari berbagai sumber.

No comments:

Post a Comment