Saturday, May 24, 2014

Teori Sundaland dan Naskah Wangsakerta

TRADISI BUHUN

Teori Sundaland dan Naskah Wangsakerta

SUNDA AWAL PERADABAN KE II

Menurut Teori Antropologi, Bangsa Melayu berasal dari percampuran dua bangsa, yaitu Proto Melayu dan Deutero Melayu. Proto Melayu adalah ras Mongoloid, diperkirakan bermigrasi ke Nusantara sekitar tahun 2500-1500 SM, kemungkinan mereka berasal dari daerah : Provinsi Yunnan di selatan Cina, New Guinea atau Kepulauan Taiwan.

Sementara Bangsa Deutero Melayu berasal dari dataran Asia Tengah dan Selatan, yang datang ke Nusantara pada sekitar tahun 300 SM. Diperkirakan kedatangan Deutero Melayu membawa pengaruh budaya India yang kuat dalam sejarah Nusantara dan Asia Tenggara.

Proto Melayu dan Sundaland
Sebagaimana kita pahami bersama, setelah terjadi Peristiwa Bencana Nabi Nuh pada sekitar tahun 11.000 SM (13.000 tahun yang lalu), semua peradaban di bumi hancur dan yang tinggal hanya Keluarga Nabi Nuh beserta pengikutnya.

Sekelompok pengikut Nabi Nuh yang selamat, kemudian membangun peradaban di kawasan Sundaland. Di kemudian hari, di sekitar Sundaland menjadi sebuah Pusat Peradaban, yang dikenal sebagai Peradaban Atlantis.

Pada sekitar tahun 9.600 SM, menurut catatan PlatoPeradaban Atlantis ini hancur dilanda banjir. Penduduk Atlantis berpencar ke seluruh penjuru bumi. Mereka kemudian menjadi leluhur bangsa-bangsa di Asia Timur, seperti ras Mongoloid dan Altai (Sumber : Menyoal Asal-usul Identitas Bangsa Melayu dan Patung Sphinx, Bukti Arkeologis Bencana Nuh 13.000 tahun yang silam).

Setelah situasi di Nusantara dirasakan cukup tenang, ada sekelompok kecil dari bangsa Atlantis yang mulai “pulang kampung”. Dan pada puncaknya, mereka datang dalam jumlah besar, pada sekitar tahun 2.500 SM – 1.500 SM. Mereka ini kemudian dikenal sebagai bangsa Proto Melayu.

Teori Out of Sundaland
Keberadaan Peradaban di Sundaland, dikemukakan Profesor Aryso Santos dari Brasil, melalui bukunya Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitive Localization of Plato’s Lost Civilization (2005). Di dalam bukunya itu, Profesor Santos menyatakan, Sundaland adalah benua Atlantis, yang disebut-sebut Plato di dalam tulisannya Timeus dan Critias.

Sebelumnya pada tahun 1998, Oppenheimer menerbitkan buku berjudul,”Eden in the East : The Drowned Continent of Southeast Asia”. Secara singkat, buku ini mengajukan tesis bahwa Sundaland pernah menjadi suatu kawasan berbudaya tinggi, tetapi kemudian tenggelam, dan para penghuninya mengungsi ke mana-mana (out of Sundaland), yang pada akhirnya menurunkan ras-ras baru di bumi.
Hipotesis ini ia bangun berdasarkan penelitian atas geologi, arkeologi, genetika, linguistk, dan folklore ataumitologi. Berdasarkan geologi, Oppenheimer mencatat bahwa telah terjadi kenaikan permukaan laut dengan menyurutnya Zaman Es terakhir. Laut naik setinggi 500 kaki pada periode 14.000-7.000 tahun yang laludan telah menenggelamkan Sundaland. Arkeologi membuktikan bahwa Sundaland mempunyai kebudayaan yang tinggi sebelum banjir terjadi. Kenaikan permukaan laut ini telah menyebabkan manusia penghuni Sundalandmenyebar ke mana-mana mencari daerah yang tinggi.
Dukungan bagi hipotesis Oppenheimer (1998), datang dari sekelompok peneliti arkeogenetika yang sebagian merupakan rekan sejawat Oppenheimer. Kelompok peneliti dari University of Oxford dan University of Leeds ini mengumumkan hasil peneltiannya, melalui jurnal berjudul “Molecular Biology and Evolution” edisi Maret dan Mei 2008, yakni pada makalah berjudul “Climate Change and Postglacial Human Dispersals in Southeast Asia” (Soares et al., 2008) dan “New DNA Evidence Overturns Population Migration Theory in Island Southeast Asia” (Richards et al., 2008).
Richards et al. (2008) berdasarkan penelitian DNA menantang teori konvensional saat ini bahwa penduduk Asia Tenggara (Filipina, Indonesia, dan Malaysia) datang dari Taiwan 4000 (Neolithikum) tahun yang lalu. Tim peneliti menunjukkan justru yang terjadi adalah sebaliknya, bahwa penduduk Taiwan berasal dari penduduk Sundaland, yang bermigrasi akibat Banjir Besar di Sundaland.

Ciri garis-garis DNA menunjukkan penyebaran populasi pada saat yang bersamaan dengan naiknya permukaan laut di wilayah ini, dan juga menunjukkan migrasi ke Taiwan, ke timur (New Guinea dan Pasifik), dan ke barat (daratan utama Asia Tenggara), terjadi dalam masa sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Sementara itu Soares et al. (2008) menunjukkan bahwa haplogroup E (Note : mungkin yang dimaksud haplogroup O), yang merupakan komponen penting dalam keanekaragaman mtDNA (DNA mitokondria), secara dramatik tiba-tiba menyebar ke seluruh pulau-pulau Asia Tenggara pada periode sekitar awal Holosen, pada saat yang bersamaan dengan tenggelamnyaSundaland menjadi laut-laut Jawa, Malaka, dan sekitarnya.

Lalu komponen ini mencapai Taiwan dan Oseania, pada sekitar 8.000 tahun yang lalu. Ini membuktikan bahwa global warming dan sea-level rises pada ujung Zaman Es 14.000–7.000 tahun yang lalu, sebagai penggerak utama human diversity di wilayah ini (Sumber : mail-archive).
Peta Sebaran Gen di Asia Tenggara, diambil dari L. Jin et. al

Migrasi Deutero Melayu menurut Naskah Wangsakerta

Setelah selama ribuan tahun Bangsa Proto Melayu mendiami Nusantara. Pada sekitar tahun 300 SM, datang bangsa pendatang, yang dikemudian hari dikenal dengan nama Deutero Melayu.

Teori Migrasi Deutero Melayu, ternyata bukan berasal dari Sejarawan Barat (Belanda), seperti NJ. Krom, Eugene Dubois, JG. de Casparis dan sebagainya, melainkan berasal dari seorang sejarawan Nusantara, yang bernama Pangeran Wangsakerta, beliau diperkirakan hidup pada pertengahan abad ke-17M.

Melalui Naskah Wangsakerta, beliau menuturkan Silsilah Aki Tirem (Sesepuh masyarakat Salakanagara, pada abad 1 Masehi), sebagai berikut :
Aki Tirem putera Ki Srengga putera Nyai Sariti Warawiri puteri Sang Aki Bajulpakel putera Aki Dungkul putera Ki Pawang Sawer putera Datuk Pawang Marga putera Ki Bagang putera Datuk Waling putera Datuk Banda putera Nesan
Selanjutnya ia menulis, leluhur Aki Tirem bernama Aki Bajulpakel berdiam di Swarnabumi (Sumatera) bagian Selatan, kemudian Datuk Pawang Marga berdiam di Swarnabumi bagian Utara dan Datuk Banda berdiam di Langkasungka India.
Dari penyelusuran Genealogy di atas, nampak jelas bahwa jalur migrasi bangsa Deutero Melayu, adalah bermula dari tanah India, lalu memasuki Nusantara melalui Swarnabumi (Sumatera) dan kemudian menuju ke pulau Jawa(Sumber : Teori Antropologi “Migrasi Deutero Melayu”, ditemukan Panembahan Tohpati, Sejarawan Nusantara abad ke-17M).

Keragaman leluhur penduduk Nusantara, semakin diperkaya dengan kehadiran keturunan Nabi Ibrahim, dari Dinasti Pallawa yang dikenal sebagai Dewawarman I (Sumber : (Connection) Majapahit, Pallawa dan Nabi Ibrahim ?). Di kemudian hariDewawarman I menjadi penguasa di Salakanagara, dan menikah dengan anak Aki Tirem, yang bernama Pohaci Larasati.

 rdasarkan penyelusuran Genealogy, ada keterkaitan antara Dinasti Majapahit dengan Nabi Ibrahim. Keterkaitan itu, berawal dari kehadiran Dewawarman I, yang merupakan pendiri Kerajaan Salakanagara
Sebagaimana kita ketahui, Dewawarman I berasal dari Dinasti Pallawa di India. Melalui keberadaanDinasti Pallawa inilah, pada akhirnya penyelusuran genealogy, sampai kepada Nabi Ibrahim
Mari kita ikuti, silsilah berikut…

Silsilah R. Wijaya (Pendiri Majapahit)
01. Raden Wijaya bin
02. Rakeyan Jayadarma bin
03. Prabu Guru Darmasiksa bin
04. Darma Kusuma bin
05. Rakeyan Jayagiri bin
06. Lalang Bumi bin
07. Darmaraja bin
08. (puteri Kahuripan) binti
09. Dharmawangsa Teguh bin
10. Sri Makuta Wangsa Wardhana bin
11. Sri Isyana Tunggawijaya bin
12. Mpu Sindok bin
13. (putera Mpu Daksa) bin
14. Mpu Daksa bin
15. Rakai Watuhumalang bin
16. Pramodawardani binti
17. Samaratungga bin
18. Samaragwira bin
19. Rakai Panangkaran bin
20. Sanjaya bin
21. Brata Senawa bin
22. (Prabu Galuh II) bin
23. Wretikandayun bin
24. (cicit Suryawarman) bin
25. (cucu Suryawarman) bin
26. (puteri Suryawarman) binti
27. Suryawarman bin
28. Candrawarman bin
29. Indrawarman bin
30. Wisnuwarman bin
31. Purnawarman bin
32. Dharmayawarman bin
33. Dewi Minawati (suaminya Dewi Minawati, bernama Jayasingawarman, pendiri kerajaan Tarumanagara) binti
34. Sphatikarnawa Warmandewi binti
35. Dewawarman VII bin
36. Dewawarman VI bin
37. Mahisasura Mardini Warmandewi binti
38. Dewi Tirta Lengkara binti
39. Dewawarman III bin
40. Dewawarman II bin
41. Dewawarman I (menikah dengan puteri Pohaci Larasati binti Aki Tirem bin Ki Srengga bin Nyai Sariti Warawiri binti Sang Aki Bajulpakel bin Aki Dungkul bin Ki Pawang Sawer bin Datuk Pawang Marga bin Ki Bagang bin Datuk Waling bin Datuk Banda bin Nesan)
.
Berdasarkan penelitian sejarah, Pendiri kerajaan Salakanagara (Dewawarman I), yang merupakan leluhur Raja Majapahit, berasal dari Dinasti Pallawa (Pallava) di India… 
Beliau datang ke Pulau Jawa, pada sekitar abad pertama masehi, dan memerintah kerajaan Salanagara bersama isterinya Pohaci Larasati, pada tahun (130M-168M)…
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Salakanagara
Pendiri SalakanagaraDewawarman adalah duta keliling, pedagang sekaligus perantau dariPallawa, Bharata (India) yang akhirnya menetap karena menikah dengan puteri penghulu setempat…
Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem. Konon, kota inilah yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150, terletak di daerah Teluk Lada Pandeglang… 
Adalah Aki Tirem, penghulu atau penguasa kampung setempat yang akhirnya menjadi mertuaDewawarman ketika puteri Sang Aki Luhur Mulya bernama Dewi Pwahaci Larasati diperisteri oleh Dewawarman. Hal ini membuat semua pengikut dan pasukan Dewawarman menikah dengan wanita setempat dan tak ingin kembali ke kampung halamannya…

Dinasti Pallawa :
Berdasarkan tulisan yang berjudul “Origins of the Pallava Dynasty“, Dinasti Pallawa, memiliki keterikatan historis dengan Bangsa Persia dan Dinasti Maurya
The word Pallava meaning branch or twig in Sanskrit is delivered as Tondaiyar in Tamil language
But scholars rebuff this view since it is a later usage of the term and consequently cannot be confirmed to have given rise to the family name Pallava. Some feel that the Pallavas are connected with primordial Pulindas, who were the same as the Kurumbas of Tondamandlam. Tondamandlam was a province under Maurya Emperor Ashoka in third century BCE and was later detained by the Satavahanas and thus Tondamandlam became a feudatory to the Satavahanas After collapse of Satavahanas in about 225 AD, the Pallavas of Tondamandlam became autonomous and prolonged to the Krishna River.


There have been several conjectures concerning the origin of the Pallavas. There are certain claims based on historical, anthropological, and linguistic proof signifying that the Pallavas were related to the Pahlavas of Iran. It is probable that a wave of Pahlava/Kambhoja tribes of Indo-Iranian descent migrated Southward and first settled in Krishna river valley of present day coastal Andhra Pradesh…
Some scholars think that the Pahlavas migrated from Persia to India and established the Pallava dynasty of Kanchi, whereas, some say that they were immigrants from north, or from Konkan, Tenugu and Anarta into Deccan. They came into south India through Kuntala or Vanvasa….

Source : http://www.indianetzone.com/19/origi…va_dynasty.htm


Dinasti Maurya dan Cyrus II “The Great” :
Salah seorang anggota keluarga Dinasti Maurya yang populer adalah Sundari Maurya of Magadha. Beliau terhitung sebagai salah seorang leluhur dari King George I of England
Silsilah Sundari Maurya sampai kepada Cyrus II ”The Great” adalah…

Sundari Maurya of Magadha binti (Princess of Avanti) binti Abhisara IV of Avanti bin Abhisara III of Pancanada bin Abhisara II of Taxila bin Abhisara I of Taxila bin Rodogune Achaemenid of Persia binti Artaxerxes II of Persia bin Darius II of Persia bin Artaxerxes I of Persia bin Xerxes I “The Great” of Persia bin Atossa of Persia binti Cyrus II “The Great” of Persia…
.
Silsilah Sundari Maurya (Magadha) sampai kepada Abhisara II (Taxila)
http://fabpedigree.com/s039/f742968.htm
Silsilah Abhisara II (Taxila) sampai kepada Darius II
http://fabpedigree.com/s080/f943746.htm
Silsilah Darius II sampai kepada Atossa of Persia binti Cyrus II “The Great
http://fabpedigree.com/s012/f559022.htm

Dinasti Maurya sangat indentik dengan keturunan Cyrus II “The Great” di India. Pertemuan kedua keluarga ini, dimulai jauh sebelum masanya Sundari Maurya (sekitar 200 SM). Interaksi antara kedua keluarga ini, diawali oleh pernikahan antara cucu Cyrus II “The Great” yang bernamaCandravarnna of Persia binti Atossa of Persia bin Cyrus II “The Great”, dengan Maurya I of Taxila, pada sekitar tahun 500 SM
http://fabpedigree.com/s076/f199897.htm

Cyrus II “The Great” dan Nabi Ibrahim :

Cyrus II “The Great” (590 SM-529 SM), adalah pendiri dinasti Achaemenid. Beliau berhasil mempersatukan dua suku besar bangsa Iran : Media dan Persia. Beberapa ahli sejarah berpendapat, bahwa Cyrus II “The Great” indentik dengan Zulqarnain (QS. Al Kahfi ayat 83-98)
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Cyrus_the_Great_in_the_Qur’an
Melalui penyelusuran genealogy, diperoleh informasi, bahwa Cyrus II “The Great” memiliki hubungan keluarga dengan Nabi Ibrahim
.
Nabi Ibrahim, berdasarkan catatan ahli genealogy, menurunkan bangsa Media (Madyan), melalui anaknya Midian (Madian) bin Nabi IbrahimBangsa Media (Madyan) merupakan bangsanya Nabi Syu’aib, yang menjadi mertua Nabi Musa
.
Beberapa catatan Genealogy, yang menghubungkan, Cyrus II ”The Great” dengan Nabi Ibrahim….
Melalui Jalur Pouru Chishti

Silsilah Atossa of Pesia binti Cyrus II “The Great” sampai kepada Kuras
http://fabpedigree.com/s097/f472176.htm
Silsilah Kuras sampai kepada Pouru Chishti
http://fabpedigree.com/s026/f207564.htm
Silsilah Pouru Chishti sampai kepada Vaedesht
http://fabpedigree.com/s065/f284112.htm
Silsilah Vaedesht sampai kepada Midian bin Nabi Ibrahim
http://fabpedigree.com/s020/f862707.htm

Melalui Jalur Vishtaspa I (suami Pouru Chishti, di dalam catatan genealogy lainnya, suaminya bernama Jamaspa, yang merupakan adik dari Vishtaspa I)
Silsilah Atossa of Pesia binti Cyrus II “The Great” sampai kepada Kuras
http://fabpedigree.com/s097/f472176.htm 
Silsilah Kuras sampai kepada Vishtaspa I (adiknya yang bernama Jamaspa)
http://fabpedigree.com/s026/f207564.htm
Silsilah Vishtaspa I (adiknya yang bernama Jamaspa) sampai kepada Kay Apiveh
http://fabpedigree.com/s064/f284112.htm
Silsilah Kay Apiveh sampai kepada Dora Sharoob bin Midian bin Nabi Ibrahim
http://fabpedigree.com/s036/f931343.htm
.
Nama Nabi Ibrahim (Abraham) di dalam naskah Persia Kuno….

“When the Persians will do such deeds, a man from among the Arabs will be born whose followers shall overthrow and dissolve the kingdom and religion of the Persians.

And the arrogant people (Persians) will be subjugated.

Instead of the temple of fire and the house of idols they will see the House of Abraham without any idols as their Qibla… “
Source : http://www.cyberistan.org/islamic/parsi1.html

.
Bangsa Persia sebagai keturunan Nabi Ibrahim…
Rasulullah Saw bersabda, “Apakah kalian pernah mendengar suatu kota yang terletak sebagiannya di darat dan sebagiannya di laut? Mereka (para sahabat) menjawab: Pernah wahai Rasulullah. Beliau Saw bersabda: Tidak terjadi hari kiamat, sehingga ia diserang oleh 70.000 orang dari Bani Ishaq…”
[HR. Muslim, Kitabul Fitan wa Asyratus Sa’ah]
Siapakah yang dimaksud dengan Bani Ishaq pada riwayat di atas ?
Bani Ishaq adalah keturunan Al Aish bin Ishaq bin Ibrahim as. Pendapat ini dipilih oleh Al Hafidz Ibnu Katsir [An Nihayah fil Fitan Wal Malahim]

Keturunan Aish ini, menyebar di wilayah Khurasan (Afghanistan, Pakistan, Kashmir, Iraq dan Iran).
Imam Nawawi dalam syarahnya tentang 70 ribu Bani Ishaq berpendapat bahwa, “Penduduk (Farisi) Persia adalah orang-orang yang dimaksud dengan keturunan Ishaq”.

Al-Mas’udi dalam kitabnya yang berjudul Muruj adz-Dzahab berpendapat, “Orang-orang yang mengerti tentang jalur-jalur nasab orang Arab dan para hukama menetapkan bahwa asal-usul orang Persia adalah dan keturunan Ishaq putra Nabi Ibrahim

Misteri Leluhur Bangsa SUNDA


Di dalam Mitologi Jawa diceritakan bahwa salah satu leluhur Bangsa Sunda (Jawa) adalah Batara Brahma atau Sri Maharaja Sunda, yang bermukim di Gunung Mahera.

Selain itu, nama Batara Brahma, juga terdapat di dalam Silsilah Babad Tanah Jawi. Di dalam Silsilah itu, bermula dari Nabi Adam yang berputera Nabi Syits, kemudian Nabi Syits menurunkan Sang Hyang Nur Cahya, yang menurunkan Sang Hyang Nur RasaSang Hyang Nur Rasa kemudian menurunkan Sang Hyang Wenang, yang menurunkan Sang Hyang Tunggal. Dan Sang Hyang Tunggal, kemudian menurunkan Batara Guru, yang menurunkan Batara Brahma.
Berdasarkan pemahaman dari naskah-naskah kuno bangsa Jawa, Batara Brahma merupakan leluhur dari raja-raja di tanah Jawa.

Bani Jawi Keturunan Nabi Ibrahim
Di dalam Kitab ‘al-Kamil fi al-Tarikh‘ tulisan Ibnu Athir, menyatakan bahwa Bani Jawi (yang di dalamnya termasuk Bangsa Sunda, Jawa, Melayu Sumatera, Bugis… dsb), adalah keturunan Nabi Ibrahim.

Bani Jawi sebagai keturunan Nabi Ibrahim, semakin nyata, ketika baru-baru ini, dari penelitian seorang Profesor Universiti Kebangsaaan Malaysia (UKM), diperoleh data bahwa, di dalam darah DNA Melayu, terdapat 27% Variant Mediterranaen (merupakan DNA bangsa-bangsa EURO-Semitik).

Variant Mediterranaen sendiri terdapat juga di dalam DNA keturunan Nabi Ibrahim yang lain, seperti pada bangsa Arab dan Bani Israil.

Sekilas dari beberapa pernyataan di atas, sepertinya terdapat perbedaan yang sangat mendasar. Akan tetapi, setelah melalui penyelusuran yang lebih mendalam, diperoleh fakta, bahwa Brahma yang terdapat di dalam Metologi Jawa indentik dengan Nabi Ibrahim.

Brahma adalah Nabi Ibrahim
Mitos atau Legenda, terkadang merupakan peristiwa sejarah. Akan tetapi, peristiwa tersebut menjadi kabur, ketika kejadiannya di lebih-lebihkan dari kenyataan yang ada.
Mitos Brahma sebagai leluhur bangsa-bangsa di Nusantara, boleh jadi merupakan peristiwa sejarah, yakni mengenai kedatangan Nabi Ibrahim untuk berdakwah, dimana kemudian beliau beristeri Siti Qanturah (Qatura/Keturah), yang kelak akan menjadi leluhur Bani Jawi (Melayu Deutro).

Dan kita telah sama pahami bahwa, Nabi Ibrahim berasal dari bangsa ‘Ibriyah, kata ‘Ibriyah berasal dari ‘ain, ba, ra atau ‘abara yang berarti menyeberang. Nama Ibra-him (alif ba ra-ha ya mim), merupakan asal dari nama Brahma (ba ra-ha mim).

Beberapa fakta yang menunjukkan bahwa Brahma yang terdapat di dalam Mitologi Jawa adalah Nabi Ibrahim, di antaranya :
1. Nabi Ibrahim memiliki isteri bernama Sara, sementara Brahma pasangannya bernama Saraswati.
2. Nabi Ibrahim hampir mengorbankan anak sulungnya yang bernama Ismail, sementara Brahma terhadap anak sulungnya yang bernama Atharva (Muhammad in Parsi, Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali)…
3. Brahma adalah perlambang Monotheisme, yaitu keyakinan kepada Tuhan Yang Esa (Brahman), sementara Nabi Ibrahim adalah Rasul yang mengajarkan ke-ESA-an ALLAH.
Ajaran Monotheisme di dalam Kitab Veda, antara lain :
Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan, Dia tidak pernah dilahirkan, Dia yg berhak disembah
Yajurveda Ch. 40 V. 8 menyatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan dia suci
Atharvaveda Bk. 20 Hymn 58 V. 3 menyatakan bahwa sungguh Tuhan itu Maha Besar
Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan
Rigveda Bk. 1 Hymn 1 V. 1 menyebutkan : kami tidak menyembah kecuali Tuhan yg satu
Rigveda Bk. 6 Hymn 45 V. 6 menyebutkan “sembahlah Dia saja, Tuhan yang sesungguhnya”
Dalam Brahama Sutra disebutkan : “Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yg kedua. Tuhan tidak berbilang sama sekali”.

Ajaran Monotheisme di dalam Veda, pada mulanya berasal dari Brahma (Nabi Ibrahim). Jadi makna awal dari Brahma bukanlah Pencipta, melainkan pembawa ajaran dari yang Maha Pencipta.
4. Nabi Ibrahim mendirikan Baitullah (Ka’bah) di Bakkah (Makkah), sementara Brahma membangun rumah Tuhan, agar Tuhan di ingat di sana (Muhammad in Parsi, Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali).
Bahkan secara rinci, kitab Veda menceritakan tentang bangunan tersebut :
Tempat kediaman malaikat ini, mempunyai delapan putaran dan sembilan pintu… (Atharva Veda 10:2:31)
Kitab Veda memberi gambaran sebenarnya tentang Ka’bah yang didirikan Nabi Ibrahim.

Makna delapan putaran adalah delapan garis alami yang mengitari wilayah Bakkah, diantara perbukitan, yaitu Jabl Khalij, Jabl Kaikan, Jabl Hindi, Jabl Lala, Jabl Kada, Jabl Hadida, Jabl Abi Qabes dan Jabl Umar.
Sementara sembilan pintu terdiri dari : Bab Ibrahim, Bab al Vida, Bab al Safa, Bab Ali, Bab Abbas, Bab al Nabi, Bab al Salam, Bab al Ziarat dan Bab al Haram.

Monotheisme Ibrahim
Peninggalan Nabi Ibrahim, sebagai Rasul pembawa ajaran Monotheisme, jejaknya masih dapat terlihat pada keyakinan suku Jawa, yang merupakan suku terbesar dari Bani Jawi.
Suku Jawa sudah sejak dahulu, mereka menganut monotheisme, seperti keyakinan adanya Sang Hyang Widhi atau Sangkan Paraning Dumadi.

Selain suku Jawa, pemahaman monotheisme juga terdapat di dalam masyarakat Sunda Kuno. Hal ini bisa kita jumpai pada Keyakinan Sunda Wiwitan. Mereka meyakini adanya ‘Allah Yang Maha Kuasa‘, yang dilambangkan dengan ucapan bahasa ‘Nu Ngersakeun‘ atau disebut juga ‘Sang Hyang Keresa‘.

Dengan demikian, adalah sangat wajar jika kemudian mayoritas Bani Jawi (khususnya masyarakat Jawa) menerima Islam sebagai keyakinannya. Karena pada hakekatnyaIslam adalah penyempurna dari ajaran Monotheisme (Tauhid) yang di bawa oleh leluhurnya Nabi Ibrahim.

Teori Iwak Belido dan Sejarah tenggelam-nya Sundaland…

Sekitar 1,8 juta tahun yang lalu, bumi memasuki zaman PleistocenePleistocene adalah zaman es dengan permukaan air laut di bawah 100m sampai 150m, jika dibandingkan keadaan saat ini.
Ketika itu… Selat Malaka, Selat Karimata, Selat Sunda dan Laut Jawa, masih berupa daratan, yangmenyatukan Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan dan Semenanjung Malaya.Daratan yang luas ini, sebagian ahli geologi menyebutnya sebagai Sundaland.
….. 

Teori Iwak Belido
Keberadaan Sundaland ini, bisa dibuktikan dengan ditemukannya, ikan spesifik yang bernama Ikan Belido, pada dua pulau yang berbeda, yakni Sumatera (Sungai Musi) dan Kalimantan (Sungai Kapuas)
Di Palembang, yang berada dipinggiran Sungai Musi, Ikan Belido (Ikan Belida) lebih dikenal dengan nama Iwak Belido, yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan mpek-mpek.

Yang menjadi pertanyaan…

Bagaimana mungkin, ada satu jenis ikan sungai… bisa berada di dua sungai, yang dipisahkan oleh samudra lautan yang sangat luas… ?
Para ahli memperkirakan, dahulu di zaman Pleistocene, kedua sungai tersebut, merupakan anak-anak sungai, dari sebuah aliran sungai yang sangat besar, yang saat ini berada di dasar laut Selat Malakadan Selat Karimata.
Peristiwa terpisahnya Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera, diperkirakan disebabkan olehmencairnya lapisan es, dan semakin dipercepat dengan meletusnya gunung Krakatau Purba.
Terjadinya letusan gunung ini, tercatat di dalam teks Jawa kuno yang berjudul Pustaka Raja Parwa:
Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula…. 
Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan pulau Sumatera…

Sundaland menurut catatan Plato

Beberapa ilmuwan, diantaranya Profesor Aryso Santos dari Brasil, menduga Sundalandmerupakan benua Atlantis, seperti disebut-sebut Plato di dalam bukunya Timeus dan Critias
Sumber catatan Plato adalah berasal dari percakapan antara Socrates (guru Plato), Hermocrates, Timeaus dan CritiasSocrates menjelaskan tentang masyarakat ideal versinya, sementara Timeaus dan Critias bercerita tentang kisah yang bukan fiksi. Kisah ini merupakan kisah konflik antara bangsa Athena dan bangsa Atlantis
Di dalam catatan Critias, peristiwa tenggelamnya Sundaland (Atlantis), digambarkan sebagai berikut :
Karena hanya dalam semalam, hujan yang luar biasa lebat menyapu bumi dan pada saat yang bersamaan terjadi gempa bumi. Lalu muncul air bah yang menggenang seluruh wilayah…
sementara di dalam Timaeus :
Namun sesudah itu, muncul gempa bumi dan banjir yang dashyat. Dan dalam satu hari satu malam, semua penduduknya tenggelam ke dalam perut bumi dan pulau Atlantis lenyap ke dalam samudera luas. Dan karena alasan inilah, bagian samudera disana menjadi tidak dapat dilewati dan dijelajahi karena ada tumpukan lumpur yang diakibatkan oleh kehancuran pulau tesebut
Critias dan Timeus mencatat peristiwa tengelamnya Sundaland (Atlantis) terjadi pada sekitar tahun 9.600SM atau 11.600 tahun yang lalu.

 
Bencana Nuh
Pada sekitar 13.000 tahun yang lalu, berdasarkan temuan geologi, pernah terjadi banjir besar di seluruh permukaan bumi.

Hal ini dikarenakan terjadinya kenaikan permukaan laut, yang menandai berakhirnya zaman esLaut naik setinggi 500 kaki pada periode 14.000-7.000 tahun yang lalu.

Berdasarkan temuan geologi inilah, Ustadz H.M. Nur Abdurrahman berpendapat bahwa bencana Nuh, terjadi pada sekitar tahun 11.000 SM (sumber : Kapal Nabi Nuh, Misteri Sejarah Peradaban Manusia), dan menjadi sebab tenggelamnya Keping Sunda (Sundaland).
Peristiwa Bencana Nuh, juga meninggalkan Jejak Arkeologis, yaitu berupa Patung Sphinxdi Mesir (sumber : Patung Sphinx, Bukti Arkeologis Bencana Nuh 13.000 tahun yang silam).
Di dalam Al Qur’an, ada disebut-sebut peristiwa banjir besar yang melanda dunia. Kisah tersebut, erat kaitannya dengan keberadaan Nabi Nuh bersama umatnya.

Kehebatan banjir besar di masa Nabi Nuh, tergambar dengan tingginya permukaan air, hingga mencapai puncak-puncak gunung…
Sebagaimana dikisahkan di dalam QS. Hud (11) ayat 43...
Dia (anaknya) menjawab : ”Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!” (Nuh) berkata, ”Tidak ada yang melindungi dari siksaaan Allah pada hari ini selain Allah Yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan.
Keberadaan Sundaland, yang keberadaannya dibuktikan melalui teori Iwak Belido, masih meninggalkan pertanyaan pada kita, yakni apa penyebab tenggelamnya Keping Sunda itu…
Apakah dikarenakan banjir menurut catatan Plato (9.600SM)?
Ataukah oleh peristiwa bencana Nuh (11.000SM)?
Melalui penelitian ilmiah, semua misteri ini akan segera terungkap… tinggal menunggu waktu…

Penduduk NUSANTARA dari luar Galaksi BIMASAKTI ?

Ketika ALLAH, melalui Al-Quran mengisyaratkan kepada manusia dan jin untuk bisa menembus langit dan bumi. Banyak orang percaya, tantangan ini telah berhasil dijawab oleh bangsa Jin, bahkan menurut mereka Fenomena UFO yang terlihat belakangan ini, berasal dari penampakan makhluk gaib ini.
Bagaimana dengan manusia ?

Benarkah umat manusia, hanya mampu sampai ke Bulan dan itupun cuma sebentar ?
Se-primitif itukah teknologi, yang dimiliki Manusia, keturunan Nabi Adam ???
Hai jama‘ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (QS. Ar-Rahman (55) ayat 33)
Manusia telah menjelajah angkasa, ribuan tahun yang silam
Berdasarkan Penemuan Arkeologis, diperoleh informasi teknologi manusia sekarang, sangat jauh tertinggal dari teknologi di masa lalu. Sebagaimana terlihat pada gambar berikut…


Peche Merle Cave, France, paintings, 17.000-15.000 SM
Pada lukisan di atas, yang berasal dari masa ribuan tahun yang silam, terlihat, umat manusia telah mengenal teknologi antariksa (bukti-bukti arkeologi, yang lain bisa klik disini). Nampaknya, umat manusia mengalami kemunduran teknologi, diperkirakan disebabkan oleh kehancuran peradaban akibat dari peperangan dan bencana alam.

Bani Adam, di Planet lain…
Ketika ALLAH menciptakan Nabi Adam. ALLAH mengajarkan kepadanya semua nama-nama (ilmu pengetahuan universal), yang bahkan tidak dipahami oleh Para Malaikat sekalipun. Dan saat pengetahuan itu diuji, leluhur seluruh umat manusia ini telah membuat Para Malaikat terkagum-kagum, dan pada akhirnya ALLAH memerintahkan mereka untuk sujud kepada Adam (silahkan baca : Berdasarkan Genetika, Semua Manusia Berpotensi Menjadi Jenius).

Dengan pengetahuan yang sedemikian tinggi yang dimiliki oleh Nabi Adam, logikanya kalau hanya sekedar membuat sebuah pesawat antar galaksi, rasanya bukan sesuatu yang sulit bagi beliau. Danpengetahuan antariksa ini, tentunya diwarisi juga oleh generasi-generasi awal umat manusia.

Atas dasar pemahaman inilah, disimpulkan di masa ribuan tahun yang silam, umat manusia bukan saja membangun peradaban di bumi, melainkan juga telah merintis koloni-koloni di planet-planet lain, yang memiliki sumber-sumber peghidupan yang cocok bagi umat manusia.
13309860741200312515
Dan bukan mustahil, Fenomena UFO yang muncul akhir-akhir ini berasal dari saudara-saudara kita dari Planet-Planet yang  jauh. Hal ini semangkin diperkuat dari pernyataan saksi-saksi mata, mengenai keberadaan alien (Blond, Nordic, Vegan dan lain-lain), ternyata fisiknya seperti manusia.
Beberapa pendapat pendukung lainnya…

- Pernyataan Sergeant Clifford Stone yang mengatakan bahwa banyak sekali alien-alien yang berwujud manusia- Pernyataan David Wilcox yang mengatakan bahwa dari sumber intelijen diketahui paling tidak pada 8 galaksi yang mayoritas penduduknya adalah manusia
- Kenyataan bahwa DNA Alien Grey bisa dikombinasikan dengan DNA Manusia (Buku The Threats – David Jacobs) mengindikasikan bahwa ada kemiripan DNA .
- Pernyataan Alien Janos bahwa mereka tadinya adalah manusia bumi yang pindah dari bumi untuk menghindari perang (Buku The Janos People – Frank Johnson)
Sumber : Anugrerah Sentot Sudono, Islamic UFO

Kenyataan bahwa terdapat Bani Adam di Planet lain, juga di amini oleh Dicky Zainal Arifin pengarang buku Novel Arkhytirema. Buku yang sumbernya diperoleh melalui hasil insvestigasi astral dalam bentuk “time travel”, menceritakan keberadaan Bani Adam, yang tersebar di beberapa Planet di luar Bumi di antaranya :
- bangsa TRUNKA di Planet TRUNKA di gugusan ORNORAG
- bangsa ERATUS di Planet UNDAMUNGTHA gugusan GHURABHAL
- bangsa NEGRIDA di Planet TRABIX gugusan BINNURA
- bangsa LEMURIAN di Planet LEMURIAN di sisi luar galaksi BIMASAKTI berdekatan dengan galaksi ANDROMEDA
Sumber : Mencari Penghuni Langit (Grup Facebook)
Menurut Kang Dicky, Bangsa Lemurian, berasal dari Benua Lemuria yang keberadaannya saat ini lebih dikenal dengan nama Nusantara. Bahkan salah seorang Penduduk Lemurian yang bernama Aki Tirem (Arkhytirema), menjadi salah seorang leluhur dari Masyarakat Sunda dan Suku Jawa.

WaLlahu a’lamu bishshawab


Sumber:
http://putratambakan.blogspot.com/p/tradisi-buhun.html

No comments:

Post a Comment