Fakta dan Mitos Tentang Aurora
ABSTRAK
Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada
lapisan ionosfer dari sebuah planet akibat dari interaksi antara medan
magnet dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari. Di bumi
aurora terdapat pada daerah Kutub utara dan kutub selatan dimana medan
magnetnya paling besar.yaitu aurora borealis pada kutub utara dan aurora
austrialis pada selatan.
Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada
lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi
antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel
bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari).
Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara
dan kutub Selatan magnetiknya. Aurora yang terjadi di daerah sebelah
Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis (IPA /ɔˈɹɔɹə bɔɹiˈælɪs/), yang
dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin
utara, Boreas. Ini kerana di Eropa ia kerap dilihat kemerah-merahan di
ufuk utara seolah-olah matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora
borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan
April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora
Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa. Makalah ini bertujuan untuk
memberikan pengetahuan tentang aurora.
PENDAHULUAN
Manusia dalam perkembangan hidupnya mengalami anehnya fenomena alam
seperti salah satunya aurora. Dalam penelitiannya aurora mengalami
banyak komentar seperti mitos – mitos yang berkembang.
Aurora merupakan salah satu kejaiban alam yang diberikan oleh Tuhab
dan dapat dibuktikan secara ilmiah keberadaannya. Telah muncul berbagai
macam mitos dari zaman dahulu di saat para pendahulu mencoba menafsir
keajaiban alam yang terjadi di bumi. Namun, seiring dengan berkembangnya
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), dewasa ini para ahli dapat
meretas mitos-mitos tersebut dalam penjabarannya secara ilmiah. Sehingga
membuat mitos yang terkadang menyesatkan dapat ditinggalkan masyarakat
terdidik. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menyanggah mitos
tentang aurora yang mengatakan bahwa cahaya yang dihasilkan adalah
cahaya milik dewa fajar dalam mitos Yunani karena secara ilmiah itu
adalah mustahil.
Bagi para pembaca, penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan pembaca tentang terjadi aurora secara ilmiah. Kemudian bagi
para peneliti, penulis berharap makalah ini dapat menjadi salah satu
rekomendasi bagi para peneliti untuk menambah sumber dalam penelitiannya
tentang aurora. Kurang lebih yang ada dalam penulisan makalah ini
penulis harap dapat diberikan kritik dan saran, agar penulis tidak
melakukan kesalahan yang sama dalam penulisan makalah lainnya.
PENGERTIAN AURORA
Aurora adalah fenomena alam yang menyerupai pancaran
cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet
sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki
planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari
(angin surya).
Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada
lapisan ionosfer dari sebuah planet akibat dari interaksi antara medan
magnet dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari. Di bumi
aurora terdapat pada daerah Kutub utara dan kutub selatan dimana medan
magnetnya paling besar.yaitu aurora borealis pada kutub utara dan aurora
austrialis pada selatan.
Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub
Selatan magnetiknya. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal
dengan nama Aurora Borealis (IPA /ɔˈɹɔɹə bɔɹiˈælɪs/),
yang dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk
angin utara, Boreas. Ini karena di Eropa,
aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah
Matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi
di antara September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di
sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.Tapi kadang-kadang aurora muncul di puncak gunung di iklim tropis.
Kemunculan aurora di angkasa kawasan
Kutub Utara selalu mengundang decak kagum. Misteri mengenai sumber
energi penyebab cahaya spektakuler itu kini terkuak. Satelit-satelit
NASA telah menemukan semacam tali magnetik raksasa yang menghubungkan
atmosfer bumi dan matahari. Tali magnetik itulah yang menyalurkan energi
matahari sehingga tercipta aurora. Tali magnetik adalah medan magnet
yang terjalin seperti tali tambang. Wahana antariksa sebelum ini sudah
mengetahui keberadaan tali magnetik itu sekilas, namun belum ada yang
berhasil memetakan strukturnya. Di Eropa, aurora sering terlihat
kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah matahari akan terbit dari arah
tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan
Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang
dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.Tapi
kadang-kadang aurora muncul di puncak gunung di iklim tropis.
MITOS TENTANG AURORA
Pada mitologi Romawi kuno, Aurora adalah Dewi Fajar yang muncul
setiap hari dan terbang melintasi langit untuk menyambut terbitnya
matahari. Profil Dewi Aurora juga dapat kita temukan pada tulisan hasil
karya Shakespeare.
Sejak zaman dulu, telah banyak teori
yang diajukan untuk menjelaskan fenomena ini dan sebagian teori
kelihatannya sudah tidak relefan pada masa sekarang. Benjamin Franklin
berteori bahwa “Misteri Cahaya Utara” itu disebabkan oleh konsentrasi
muatan listrik di daerah kutub yang didukung oleh salju dan uap air.
Kristian Birkeland juga berteori bahwa Auroral Elektron terjadi dari
sinar yang dipancarkan matahari, dan elektron tersebut dibimbing menuju
kutub utara.
Aurora Borealis memang sering terjadi antara bulan Maret-April dan
Agustus-September-Oktober. Aurora Borealis adalah fonemana pancaran
cahaya yang terjadi di daerah utara atau kutub utara. Pada saat Aurora
Borealis terjadi, seakan-akan matahari akan terbit dari sebelah utara.
PEMBUKTIAN ILMIAH
Pada tahun 1958 suatu regu peneliti yang dipimpin oleh James van
Allen menemukan sabuk-sabuk radiasi yang terdiri dari partikel-partikel
bermuatan (kebanyakan adalah elektron-elekton dan proton-proton) yang
bergerak mengitari bumi dalam lintasan yang berbentuk donat. Mereka
menemukan sabuk-sabuk radiasi ini setelah mengevaluasi data-data yang
dikumpulkan oleh peralatan yang ada di Satelit Explorer I.
Partikel-partikel bermuatan yang terperangkap oleh medan magnetik
tak seragam bumi, mengitari garis-garis medan magnetik bumi dari kutub
ke kutub dengan lintasan spiral. Partikel-partikel ini terutam a berasal
dari matahari serta sebagian lain berasal dari bintang-bintang dan
benda-benda langit lainnya. Oleh karena itu, partikel ini dinamakan
sinar-sinar kosmik. Kebanyakan sinar-sinar kosmik dibelokkan oleh medan
magnetik bumi dan tidak pernah mencapai bumi. tapi beberapa sinar-sinar
kosmik lolos dan terperangkap. Sinar-sinar kosmik inilah yang menyusun
sabuk-sabuk radiasi yang ditemukan oleh regu peneliti di atas dan diberi
nama sabuk-Sabuk van Allen.
Ketika partikel bermuatan ini berada di atmosfer bumi akn sering
bertumbukan dengan atom-atom lainnya, menyebabkan partikel-partikel ini
memancarkan cahaya tampak yang sekarang dikenal dengan nama aurora.
Aurora terbagi berdasarkan wilayah dimana aurora itu
terlihat. Aurora yang ada di sebelah utara dsikenal dengan nama Aurora
Borealis. Nama borealis berasal dari bahasa Yunani yang berarti Angin
Utara.
Hal ini disebabkan Aurora ini tampak kemerah-merahan di ufuk utara
seolah olah matahari akan terbit dari arah tersebut. Suku Inuit atau
orang Eskimo mempercayai bahwa hal tersebut karena para arwah sedang
bermain bola menggunakan kepala singa laut. Mereka juga percaya bahwa
orang yang sering menonton “pertandingan” itu akan menjadi gila. Aurora
yang berada di sebelah selatan disebut Aurora Australis karena aurora
ini sering terlihat di Benua Australia. Aurora ini sering terlihat
berwarna kehijau-hijauan.
Fenomena ini terjadi pada lapisan ionosfer bumi akibat medan magnetik, dan partikel yang dipancarkan matahari. Sumber energi utama dari aurora adalah angin matahari yang mengalir melewati Bumi. Magnetosfer dan angin matahari terdiri dari gas terionisasi yang menghantarkan listrik.
Aurora yang terjadi tanggal 28 Agustus dan 2 September 1859 mungkin adalah yang paling spektakuler sepanjang sejarah. Aurora di Boston tanggal 2 September 1859 juga dimuat oleh New York Times.
Fenomena Aurora Borealis telah lama menarik perhatian
para Ilmuwan. Andres Celcius, antara rentang tahun 1716 sd. 1732
mengamati Aurora Borealis dan menghasilkan sekitar 300 pengamatan yang
dipublikasikannya. Celcius adalah seorang Professor Astronomi yang
namanya diabadikan sebagai satuan pengukur suhu.
Penerima nobel asal Belanda bernama Pieter Zeeman
mempublikasikan laporan tentang Aurora Borealis yang terlihat di
Zonnemaire. Elias Loomis juga menerbitkan serangkaian laporan mengenai
Aurora di American Journal of Science.
Aurora juga
terjadi pada Planet lain dalam tata surya, misalnya Planet Uranus dan
Neptunus. Jupiter dan Saturnus memiliki medan magnet yang lebih kuat
dari Bumi dan memiliki sabuk radiasi yang besar. Teleskop Huble
digunakan untuk menangkap terjadinya Aurora di planet lain.
Tgl. 14 Agustus 2004, Pesawat Mars Express mendeteksi terjadinya Aurora di planet Mars, para Ilmuwan mempelajari dengan memasukkan data-data yang dihasilkan Mars Global Surveyor, dimana daerah emisi berhubungan dengan suatu daerah yang memiliki medan magnet paling kuat, dan menunjukkan bahwa asal-usul emisi cahaya adalah aliran elektron.
Pada sebuah fenomena Aurora, satelit menangkap gambar Aurora yang
terlihat seperti “cincin api”. Aurora-aurora jenis lain juga diamati
dari luar angkasa, misalnya “Poleward Busur”, tapi tampaknya masih perlu
penelitian lebih lanjut mengenai fenomena ini, mengingat fenomena ini
sangat jarang akan terjadi.
Aurora dan arus terkait
menghasilkan emisi radio sekitar 150 kHz, dikenal sebagai radiasi
Auroral Kilometric yang ditemukan pada tahun 1972 dan dapat diamati dari
luar angkasa. Masih banyak hal lain yang harus di teliti dan di
pelajari menyangkut proses yang terjadi pada Aurora
PENUTUP
Aurora adalah cahaya yang tercipta di
udara yang disebabkan oleh atom-atom dan molekul yang bertumbukan dengan
partikel-partikel bermuatan, terutama elektron dan proton yang berasal
dari matahari. Partikel-partikel tersebut terlempar dari matahari dengan
kecepatan lebih dari 500 mil per detik dan terhisap medan magnet bumi
di sekitar kutub Utara dan Selatan. Warna-warna yang dihasilkan
disebabkan benturan partikel dan molekul atau atom yang berbeda.
Misalnya, aurora hijau terbentuk oleh benturan partikel elektron dengan
molekul nitrogen. Aurora merah terjadi akibat benturan antara partikel
elektron dan atom oksigen. Bagian penting dari mekanisme aurora adalah
“angin matahari”, yaitu sebuah aliran partikel yang keluar dari
matahari. Angin matahari menggerakkan sejumlah besar listrik di atmosfer
(Sabuk Van Allen).Energi ini akan mempercepat partikel ke atmosfer
bagian atas yang kemudian akan bertabrakkan dengan berbagai gas.
Hasilnya adalah warna-warna di angkasa yang bergerak-gerak. Tekanan
listrik mengeluarkan molekul gas menjadi keadaan energi yang lebih
tinggi, yang mengakibatkan lepasnya foton. Warna tergantung pada
frekuensi tumbukkan antara partikel-partikel dan gas-gas. Mekanisme ini
hampir sama dengan nyala lampu berpendar atau lampu neon.
Jadi, Terlepas dari kepercayaan kuno tersebut, sebenarnya fenomena
aurora dapat dijelaskan menurut hukum fisika. Fenomena ini merupakan
peristiwa yang umum terjadi di bumi dan planet-planet lainnya khususnya
di daerah kutub yang merupakan daerah dengan medan magnet yang kuat.
Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan
ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan
magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang
dipancarkan oleh matahari (angin matahari).
Aurora terjadi di daerah di sekitar kutub
Utara dan kutub Selatan. Daerah kutub memiliki medan magnetik yang cukup
kuat sehingga dapat memunculkan aurora. Aurora yang terjadi di daerah
sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis , yang dinamai
bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara,
Boreas. Ini karena di Eropa ia kerap dilihat kemerah-merahan di ufuk
utara seolah-olah matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora
borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan
April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora
Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.
Sumber:
http://rickymartinsinaga.blogspot.com/2013/02/fakta-dan-mitos-tentang-aurora.html
No comments:
Post a Comment