Tuesday, May 27, 2014

Menyusuri Gua Putri di Ogan Komering Ulu

Wisatawan menikmati  cahaya masuk melewati sela-sela lubang yang menyinari batu gordam dan tetesan air dari atas di dalam Luweng Grubuk (gua Grubuk) yang dinamakan cahaya surga oleh warga setempat,  Wonosari, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, Kamis (4/4). Dengan ketinggian 60 meter dari gua Jomblang dan berjalan 300 meter untuk mencapai  titik cahaya  menuju lubang luweng Grubuk (gua Grubung) dimana terdapat tumbuhan purba dan  langka.  TEMPO/Dasril RoszandiWisatawan menikmati cahaya masuk melewati sela-sela lubang yang menyinari batu gordam dan tetesan air dari atas di dalam Luweng Grubuk (gua Grubuk) yang dinamakan cahaya surga oleh warga setempat, Wonosari, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, Kamis (4/4). Dengan ketinggian 60 meter dari gua Jomblang dan berjalan 300 meter untuk mencapai titik cahaya menuju lubang luweng Grubuk (gua Grubung) dimana terdapat tumbuhan purba dan langka. TEMPO/Dasril Roszandi

Menyusuri Gua Putri di Ogan Komering Ulu


TEMPO.CO, Baturaja--Memanjakan mata dengan menikmati keindahan untaian Stalagtit-stalakmit didalam gua merupakan pilihan tepat di tengah rutinitas. Demikian juga dengan mendengar gemercikan air yang mengalir dan menetes dari celah kecil di dalamnya juga tak kalah penting untuk sekedar merelaksasi pikiran. Bila ingin menikmati keduanya, maka tepat bila kita memilih Gua Putri sebagai lokasi untuk dapat sekedar melepaskan sejenak setiap persoalan.
Gua Putri terletak di desa Padang Bindu, kecamatan Semidang Aji, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera selatan menyajikan ornamen khas gua yang tumbuh dari bagian atas. Bentuknya menjulur ke bawah bagaikan ikatan padi yang dihiasi oleh aneka warna yang timbul secara alami. Sementara di bagian lantainya, terbentuklah Stalakmit yang tak ubahnya sebuah dekorasi yang menghiasi singgahsana Putri Dayang Merindu. Dalam cerita rakyat setempat, Dayang merindu merupakan sosok Putri yang cantik jelita.

Kepala Tata Usaha UPTD Museum Sipahit Lida dan Goa Putri, Riswan Dinata menjelaskan Gua Putri memiliki kedalam hingga 150 meter dan lebar hingga 20 meter. Sementara sungai yang mengalir deras didalamnya merupakan sungai Semuhun. Sungai semuhun yang dalam bahasa Ogan berarti Bermunajat itu memiliki lebar hingga 10 meter. "banyak cerita dan mitos yang berkembang, mulai dari adanya legenda Si pahit lidan dan Putri dayang Merindu," kata Riswan Dinata, Sabtu 20 Juli 2013.

Untuk menuju ke Gua Putri tidaklah terlalu sulit. Ia terletak hanya sekitar 40 KM dari kota Baturaja kearah PT. Bukit Asam di Tanjung enim. Sementara dari kota Palembang jaraknya sekitar 230 KM atau sekitar 7 jam perjalanan darat. Akses jalan menuju lokasipun sangat bagus karena gua putri hanya berjarak sekitar 2 KM dari jalan lintas tengah Sumatera. "sekarang trasportasi dan akomodasi tidak menjadi kendala lagi. Semuanya sudah ada di baturaja," ujar Riswan.

Pemandu wisata Gua Putri, Hendri menjelaskan didalam gua tersebut terdapat bebatuan yang menyerupai perkampungan yang terdiri atas pemandian, ruang persamuan hingga singga sana Putri Dayang Merindu. Sebelum masuk kedalam mulut Gua, pengunjung akan disuguhi keindahan alam yang terdiri atas karst yang tercipta semenjak ribuan tahun silam. "ada yang namanya pemandian, ruang persamuan, pendapuran, balai pertemuan hingga singgasana putri," kata Hendri.

Hendri mulai mengajak pengunjung menyaksikan keindahan karya ilahi mulai dari mulut gua. Menyusuri setapak jalan di dalam gua, pengunjung akan disuguhkan pesona stalagmit dan stalagtit bak peraduan sang puteri. Semakin kedalam, pengunjung dapat mengintip ruang pemandian putri Dayang Merindu. Tidak hanya sekedar melihat, pengunjung dapat menuruni anak tangga untuk menuju ke pinggir sungai. "Mitosnya mencuci muka disini bisa bikin awet atau apapun keinginan akan terwujud," kata Hendri.

Sementarai Wenny Puspita, salah seorang pengunjung dari Mahasiswa Akper Al-Maarif Baturaja mengaku sudah dua kali berkunjung ke Gua Putri. Menurutnya saat ini kondisi kebersihan dan kenyamanan di Gua Putri semakin lebih baik. Dulu menurutnya, Gua Putri tampak kurang terawan dan terkesan jorok namun saat ini semuanya telah berubah. 


Berkunjung ke Gua Putri, Wenny dan teman-temannya tak lupa melihat Singga sana putrid dan mencuci muka di pemandian putrid. "cuman kalau bisa tambah lagi lampu penerangan."
Saat ini disekitar Gua Putri sudah terdapat areal parkir yang luas. Pengelola juga menyiapkan kedai makanan dan souvenir dengan harga kampong. Selain itu, dibagian depan gua putrid sudah berdiri kokoh museum Sipahit lida serta raung pertunjukan. 


Dimuseum tersebut kini tersimpan beragam benda serta kerangka manusia purbakala yang ditemukan di Gua Harimau. Sementara sesuai dengan peraturan daerah setempat setiap pengunjung akan ditarik retribusi masing-masing Dewasa Rp 5000, Anak-anak Rp2500 dan Pelajar Rp 3000. Bagi pengunjung yang membawa kendaran juga diharuskan membayar retribusi parker masing-masing Sepeda motor Rp 2000, Minibus Rp 5000 dan Bus Rp 10000.
PARLIZA HENDRAWAN



Sumber:
http://www.tempo.co/read/news/2013/07/21/204498208/Menyusuri-Gua-Putri-di-Ogan-Komering-Ulu

No comments:

Post a Comment