Tuesday, May 27, 2014

Situs Pasemah Pagar Alam Menuju UNESCO

Situs Pasemah Pagar Alam Menuju UNESCO

Beberapa waktu lalu tersiar kabar Indonesia kembali  mencantumkan namanya di UNESCO. Kali ini kota Pagar Alam, kota yang sejuk  di Sumatera Selatan sebagai calon Situs Warisan Budaya  di UNESCO. Ini baru mendaftar saja, proses selanjutnya kabarnya masih panjang. Yuk, kita kenali dulu.

Tim peneliti Balai Arkeologi Palembang, Kristantina Indriastuti, di Pagar Alam, Rabu (23/5/2012), mengatakan bahwa saat ini memang ada dua peninggalan sejarah di daerah Sumatera yang sudah resmi terdaftar di UNESCO.

Menurut Kristantina, penemuan itu juga cukup variatif dengan bermacam jenis, seperti lesung batu, lumpang batu, arca, arca menhir, kubur batu, gerbah, titralit, gua batu, dolmen, dan ratusan peninggalan sejarah lainnya. “Ada juga penemuan kampung megalit yang cukup luas, mencapai dua hingga tiga hektar, dan isinya cukup banyak, seperti arca, lumpang batu, dolmen, dan lesung batu,” ungkapnya. Sumber : kompas.com

Karena berita itu, membuatku teringat kunjungan bertahun lalu ke wilayah ini, yaitu di tahun 1981. Ketika itu kami masih tinggal di Palembang,  dan almarhum papaku mengajak kami semua mengelilingi beberapa kota di Sumatera Selatan termasuk ke  Pagar Alam dan dan ke propinsi tetangga, Bengkulu.

Kejutan, di Pagaralam  di berbagai lokasi di tengah sawah, di pinggir jalan, di halaman sekolah, di sekitar penginapan  ada berbagai macam bentuk patung atau kuburan batu. Secara sambil lalu pun sudah jelas bentuknya  bukanlah batuan alam, tetapi sengaja dibentuk oleh manusia.

Semula aku tak mengerti bentuk batuan itu, tetapi setelah dibandingkan dengan foto di blog verses of universe di sini,  bisa mendapat  kejelasan. Maklumlah, waktu itu belum banyak papan keterangan, tetapi sebagian tempat sudah dipagari. Alhamdulillah setelah sekian tahun berlalu, artefak ini masih ada dan dan sudah dibuatkan naungan khusus. Saat ini masih terus dilakukan ekskavasi (penggalian) oleh para arkeolog. Tugas yang cukup besar karena wilayah kerjanya luas dan terkadang terkendala oleh kepemilikan lahan yang masih di tangan perorangan.

Arca Manusia Dililit Ular
Arca  Manusia Dililit Ular  berada di tengah-tengah  sawah di Desa Tanjungaro, Pagaralam, di kaki gunung Dempo. Arca  menggambarkan dua orang manusia yang sedang bergelut dan dililit ular. Anehnya ular-ular yang melilit mereka adalah kepanjangan lengan-lengan mereka sendiri.
Arca Manusia Dililit Ular – Tanjung Aro

Kumpulan artefak ini dikenal dengan nama megalitik Pasemah. Megalit artinya adalah batu besar.  Kebudayaan Megalitikum adalah hasil budaya yang timbul pada jaman Neolitikum sampai jaman logam. Benda yang dihasilkan bersifat fungsional seperti kapak batu, lumpang batu dan lain-lain. Di Indonesia ada di berbagai tempat di Sulawesi, Sumater,  di Jawa dan juga Nusa Tenggara Timur (di Sumba) dan Papua.
Pasemah di Sumatera Selatan meliputi daerah yang sangat luas, mencapai 80 km persegi. Wilayah ini mudah dicapai karena tersedia jalan besar yang menghubungkannya dengan kota besar seperti Jambi, Lubuk Linggau dan Palembang. Dari Palembang jaraknya sekitar 260 km, kira-kira 7 jam perjalanan.

Kubur Batu

Peninggalan ini di berbagai tempat di wilayah Pasemah  menurut para arkeolog menghadap ke arah puncak gunung Dempo yang merupakan satu-satunya gunung api aktif di Sumatera Selatan. Apakah ini mungkin terkait pemujaan terhadap gunung ?
Wali Kota Pagar Alam, mengatakan, masih cukup banyak peninggalan sejarah yang belum tercatat baik oleh Balai Arkeologi dan BP3 Jambi karena penyebarannya cukup luas dan lokasinya sulit dijangkau. Dia mencontohkan, reruntuhan candi di hutan Rimbacandi Kecamatan Dempo Tengah, batu balai di Bukit Kayumanis Kecamatan Dempo Utara, ranjang batu di Talangkubangan Kecamatan Dempo Selatan.


Sumber :  Kompas.com

No comments:

Post a Comment